4.5. Pelaksanaan Perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
4.5.1. Pelaksanaan Perlindungan Ekonomis a.
Situation
Setelah melakukan penelitian diketahui bahwa untuk pemberian upah setiap pekerja bagian produksi, menerima jumlah upah yang sama, baik dalam hal upah
lembur maupun pemberian insentif sehingga untuk pendataan peneliti tidak perlu melakukan pembagian - pembagian berdasarkan wilayah kerja.
b. Task
Agar mendapatkan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja terutama dalam aspek perlindungan ekonomis, maka pekerja wajib bekerja selama waktu yang
ditentukan 8 jam, tidak boleh terlambat sebanyak 5 kali dalam 1 bulan dengan rentang waktu 15 menit, bila sakit harus memberikan keterangan dari puskesmas atau
rumah sakit agar tidak diberikan sanksi berupa pemotongan gaji pokok, waktu sakit tidak boleh lebih dari 1 bulan, dan bekerja lembur sesuai dengan jam yang ditentukan
oleh pihak manajemen.
c. Action
Dalam penerapannya pekerja yang terlambat tidak sampai dari 5 kali dalam 1 bulan tidak akan dipotong upah atau gajinya dan keterlambatan sebelumnya juga akan
dihapuskan, dan pekerja wajib memberikan surat keterangan sakit dari dokter atau instansi kesehatan jika tidak ingin gaji pokok dipotong dan pekerja yang tidak mampu
bekerja selama 1 bulan atau lebih maka pekerja akan diberhentikan oleh pihak manajemen, dan pekerja wajib mengikuti waktu lembur yang ditentukan oleh pihak
manajemen tanpa terkecuali.
Universitas Sumatera Utara
d. Result
Hasil wawancara mendalam kepada partisipan bagian produksi PT. Wijaya Karya Beton, Binjai diketahui seluruh pekerja pada bagian produksi memperoleh gaji
yang sama. Gaji pokok yang diberikan oleh pihak manajemen sudah melebihi ketetapan UMK Medan maupun UMP Sumut. Pihak manajemen juga memberikan
tunjangan hari raya menjelang Lebaran dan Natal, tetapi kepada pekerja yang sedang dalam masa training hanya mendapatkan 28 dari gaji pokok sebagai tunjangan hari
raya yang juga diberikan sebanyak dua kali. Setiap pekerja bagian produksi setiap bulan juga menerima bonus berupa 1 karung beras seberat 10 Kg.
Jika terjadi keterlambatan hingga 5 kali maka pihak manajemen memberikan sanksi berupa pemotongan upah pokok sebesar Rp. 10.000 namun apabila
keterlambatan tidak mencapai 5 kali maka gaji pokok tidak dipotong, dan jumlah keterlambatan sebelumnya juga dihapuskan pada bulan berikutnya.
Jika pekerja tidak bisa masuk karena sakit maka pekerja wajib memberikan keterangan resmi dari dokter puskesmas atau rumah sakit, apabila absen tanpa ijin
maka akan diptong sebesar Rp. 20.000 per hari dengan tengat waktu 3 hari jika tidak memberikan keterangan resmi hingga tengat waktu yang ditentukan maka akan
diberikan sanksi tegas dan bila tidak mampu bekerja selama 1 bulan atau lebih, maka pihak manajemen akan memberhentikan pekerja.
Dari hasil wawancara diketahui pihak manajemen belum pernah mengalami keterlambatan dalam pembayaran upah atau gaji, dari hasil wawancara juga diketahui
pekerja bagian produksi diberikan upah lembur sebesar Rp.50.000 dengan rata-rata
Universitas Sumatera Utara
waktu lembur 3-4 jam tergantung banyaknya pesanan atau rencana produksi yang harus dikerjakan.
4.5.2. Pelaksanaan Perlindungan Sosial a. Situation
Setelah melakukan penelitian diketahui bahwa setiap pekerja memperoleh jaminan sosial tenaga kerja dengan program yang sama untuk semua pekerja bagian
produksi.
b. Task
Pekerja harus menandatangani kontrak kerja yang diberikan oleh pihak manajemen untuk mendapatkan program jamsostek yang disediakan oleh pihak
manajemen.
c. Action
Pada tahap ini seluruh pekerja telah menandatangani kontrak kerja, jadi secara keseluruhan pekerja sudah diikutkan dalam anggota jamsostek oleh PT. Wijaya
Karya Beton, Binjai.
d. Result
Dari hasil wawancara dengan pekerja bagian produksi, maka diketahui seluruh pekerja bagian produksi telah diikutsertakan dalam program jamsostek lengkap,
adapun program jamsostek lengkap yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja JKK, Jaminan Kematian JK, Jaminan Hari Tua JHT, dan Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan JPK.
Universitas Sumatera Utara
Dengan menerapkan perlindungan lengkap dari jamsostek ini pekerja merasa lebih tenang dalam bekerja, sehingga sangat mendukung untuk terciptanya suasana aman
dan nyaman dalam lingkunga kerja.
4.5.3. Pelaksanaan Perlindungan Teknis Pelatihan a. Situation
Setelah melakukan penelitian diketahui bahwa setiap pekerja memperoleh pelatihan sesuai dengan bidang pekerjaan masing-masing dan pelatihan tanggap
darurat yang dilakukan agar pekerja bagian produksi mampu melakukan tindakan tepat saat terjadi kondisi darurat.
b. Task
Pekerja yang menandatangani kontrak kerja akan langsung mendapatkan pelatihan sesuai dengan bidang kerja mereka masing-masing. Pekerja yang disertakan dalam
pelatihan tanggap darurat akan ditentukan oleh pihak manajemen.
c. Action
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari partisipan maka diketahui seluruh pekerja bagian produksi pernah mendapatkan pelatihan sebelum bekerja dalam
bidang pekerjaannya masing-masing, Pelatihan dilakukan oleh pekerja yang telah memiliki pengalaman yang cukup, atau badanorganisasi luar yang telah ditunjuk
oleh pihak manajemen.
d. Result