3. Perlindungan Teknis
Yaitu perlindungan tenaga kerja dalam bentuk keamanan dan keselamatan kerja. Perlindungan teknis akan keamanan dari keselamatan kerja yang dimaksud disini
ditekankan kepada perlindungan fisik adalah perlindungan akan pelaksanaan kerja yang aman mulai dari penyediaan APD, Pelatihan keselamatan dan kesehatan
kerja, SOP Standard Operasional Procedure, JSA Job Safety Analysis sehingga pekerja dapat bekerja dengan nyaman, aman, sehingga meningkatkan
efektivitas, efesiensi dan produktivitas kerja.
3.7. Analisa Data
Dalam penelitian kualitatif analisis data dilakukan sejak awal penelitian dan selama proses penelitian dilaksanakan. Dimulai dari memperoleh data,
mengumpulkan data dengan wawancara dan kuesioner, dan pengolahan data secara sistematis, mereduksi data, dan menyajikan data dalam bentuk yang diperlukan dan
menarik kesimpulan Moleong, 2000.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1. Sejarah Umum PT. Wijaya Karya Beton
PT. Wijaya Karya Beton Wika Beton adalah suatu Badan Usaha Milik Negara BUMN yang bergerak dalam bidang konstruksi bangunan beton pracetak.
PT. Wika Beton pada mulanya didirikan oleh perusahaan asing yang berasal dari Belanda pada tanggal 11 Maret 1960 dengan nama Naam La Za Vennotschop
Techisate Handel Maatschappiz En Baunwbedrijk VIS En Co sebagai perusahaan instalatur listrik.
Namun sejak berlakunya nasionalisasi perusahaan asing yang ada di Indonesia, maka sejak saat itu VIS En Co berubah menjadi Perusahan Negara PN
dengan nama Wijaya Karya. Pada tahun 1976 PT. Wika mulai melakukan diverifikasi usaha yang diawali dengan usaha perdagangan dan usaha industri. Usaha
perdagangan meliputi perdagangan material dan peralatan industri konstruksi seperti material dan peralatan listrik, jaringan transmisi dan distribusi, gardu induk dan
sebagainya. Sedangkan jasa konstruksi diawali dengan pembangunan gedung sederhana seperti perumahan susun Perumnas.
Memasuki tahun 1970 langkah diverifikasi usaha lebih dikembangkan lagi dengan pembuatan komponen bangunan beton pracetak, metal works, dan peralatan
kelistrikan. Pada tanggal 20 Desember 1972 dengan adanya kebijaksanaan pemerintah mengenai swastanisasi, status Wika berubah menjadi perusahaan
Universitas Sumatera Utara
Perseroan Terbatas PT yang seluruh sahamnya dimilki pemerintah. Memasuki tahun 1980 PT. Wika melangkahkan usahanya lebih jauh lagi dengan mengembangkan
industri beton pracetak. Industri ini tumbuh dengan pesat, pada saat ini PT. Wika juga dikenal sebagai produsen tiang beton atau tiang listrik dan tiang pancang beton
terbesar di Indonesia dengan pabrik tersebar diseluruh pelosok Nusantara termasuk Negara tetangga seperti Malaysia.
Pada tahun 1987 diperoleh tender power XVIII Asia Development Bank ADB untuk lokasi Sumatera Utara disekitar Padang Sidempuan dan Sibolga dengan
volume cukup besar sehingga pada tahun ini pula dibangun tiang listrik beton di Padang Sidempuan yang bersifat temporer. Setelah proyek Power XVIII selesai
dengan pertimbangan, tahun 1989 pabrik tiang beton di Padang Sidempuan dipindahkan ke Binjai hingga saat ini disebut Pabrik Produk Beton PPB Sumut.
Dengan perkembangan proyek-proyek konstruksi yang semakin menuntut percepatan waktu, manajemen Divisi Produk Beton DPB melihat ada peluang
produk beton lain yang telah diproduksi dan berhasil dipasarkan, maka pada tahun 1991 dibuat rekayasa Sheet pile beton guna meningkatkan dan memperkuat jaringan
pemasaran, maka pada tahun 1993 manajemen memandang perlu membangun pabrik di Sulawesi Selatan di Kawasan Industri Makasar. Dengan meningkatnya persaingan
produksi beton maka untuk mempertahankan bahkan menguasai pasar, maka pada tahun 1994 manajemen Wika pusat memandang perlu membagi dua wilayah jaringan
pemasaran, yakni Indonesia Bagian Barat oleh DPB I sedangkan bagian timur oleh DPB II.
Universitas Sumatera Utara
Menyadari bahwa usaha produk beton merupakan bidang usaha yang semakin kompetitf, manajemen Wika perlu meningkatkan kemandirian organisasi bidang
usaha produk beton yang selama ini dikelola DPB I dan DPB II, maka dileburlah DPB I dan DPB II menjadi satu badan hukum, statusnya diubah menjadi perusahaan
anak dengan nama PT. Wijaya Karya Beton sesuai dengan Surat Keputusan Direktur PT. Wika nomor SK. 01.01I. Dir.09509 tanggal 24 Desember 1996 dan pada
tanggal 11 Maret 1997 secara resmi Wika Beton dibentuk dihadapan Notaris Imas Fatimah, SH dengan akta pendirian Nomor 44.
4.2. Lokasi Penelitian