3. Seksi Perencanaan dan Evaluasi Produksi :
a. Tersusunnya rencana produksi dan kebutuhan sumber daya yang dibutuhkan
untuk proses produksi serta anggaran biayanya. b.
Terselenggaranya pemantauan dan evaluasi produksi dalam rangka menjaga tingkat produktivitas yang optimal dan jadwal penyerahan produksi yang
ditetapkan. c.
Terlaksananya tertib administrasi produksi pabrik. d.
Tersusunnya laporan produksi yang akurat secara berkala beserta evaluasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
e. Terlaksananya tertib administrasi.
f. Terlaksananya penerapan Sistem Manajemen ISO 9000 : 2000 dan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja SMK3. g.
Terlaksananya pembinaan bawahan yang menjadi tanggung jawab sesuai dengan arah perkembangan perusahaan.
4. Seksi Peralatan :
a. Tersedianya peralatan-peralatan yang akan digunakan dalam proses
produksi. b.
Tersedianya suku cadang yang cukup. c.
Terselenggaranya pergantian komponen sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
d. Terlaksananya penerapan Sistem Manajemen ISO 9000 : 2000 dan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja SMK3.
Universitas Sumatera Utara
5. Seksi Keuangan dan Personalia :
a. Tersusunnya anggaran secara terpadu guna tercapainya sasaran produksi.
b. Tercapainya efisiensi dan efektivitas pemanfaatan dan pabrik.
c. Tersedianya informasi keuangan, akutansi, personalia bagi kepentingan
pabrik. d.
Terlaksananya pengupayaan penerapan fungsi keuangan, akutansi, dan informasi perpajakan secara tertib.
e. Tersajinya laporan keuangan pabrik secara berkala dengan ketentuan
perusahaan. f.
Terlaksananya penerapan Sistem Manajemen ISO 9000 : 2000 dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja SMK3.
6. Seksi Produksi :
a. Tersusunnya perencanaan jadwal produksi detail dan kebutuhan sumber
daya untuk keperluan jalur produksi guna tercapainya sasaran produksi. b.
Menjamin kualitas hasil sesuai dengan perencanaan dan standard yang ditetapkan
c. Terselenggaranya kegiatan produksi yang berjalan sesuai dengan prosedur
kerja yang ditetapkan. d.
Menjamin kelancaran proses produksi, pekerja, dan keamanan pekerja dan setiap orang yang berada dalam sektor kerja produksi.
e. Terlaksananya penerapan Sistem Manajemen ISO 9000 : 2000 dan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja SMK3.
Universitas Sumatera Utara
4.5. Pelaksanaan Perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
4.5.1. Pelaksanaan Perlindungan Ekonomis a.
Situation
Setelah melakukan penelitian diketahui bahwa untuk pemberian upah setiap pekerja bagian produksi, menerima jumlah upah yang sama, baik dalam hal upah
lembur maupun pemberian insentif sehingga untuk pendataan peneliti tidak perlu melakukan pembagian - pembagian berdasarkan wilayah kerja.
b. Task
Agar mendapatkan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja terutama dalam aspek perlindungan ekonomis, maka pekerja wajib bekerja selama waktu yang
ditentukan 8 jam, tidak boleh terlambat sebanyak 5 kali dalam 1 bulan dengan rentang waktu 15 menit, bila sakit harus memberikan keterangan dari puskesmas atau
rumah sakit agar tidak diberikan sanksi berupa pemotongan gaji pokok, waktu sakit tidak boleh lebih dari 1 bulan, dan bekerja lembur sesuai dengan jam yang ditentukan
oleh pihak manajemen.
c. Action
Dalam penerapannya pekerja yang terlambat tidak sampai dari 5 kali dalam 1 bulan tidak akan dipotong upah atau gajinya dan keterlambatan sebelumnya juga akan
dihapuskan, dan pekerja wajib memberikan surat keterangan sakit dari dokter atau instansi kesehatan jika tidak ingin gaji pokok dipotong dan pekerja yang tidak mampu
bekerja selama 1 bulan atau lebih maka pekerja akan diberhentikan oleh pihak manajemen, dan pekerja wajib mengikuti waktu lembur yang ditentukan oleh pihak
manajemen tanpa terkecuali.
Universitas Sumatera Utara
d. Result
Hasil wawancara mendalam kepada partisipan bagian produksi PT. Wijaya Karya Beton, Binjai diketahui seluruh pekerja pada bagian produksi memperoleh gaji
yang sama. Gaji pokok yang diberikan oleh pihak manajemen sudah melebihi ketetapan UMK Medan maupun UMP Sumut. Pihak manajemen juga memberikan
tunjangan hari raya menjelang Lebaran dan Natal, tetapi kepada pekerja yang sedang dalam masa training hanya mendapatkan 28 dari gaji pokok sebagai tunjangan hari
raya yang juga diberikan sebanyak dua kali. Setiap pekerja bagian produksi setiap bulan juga menerima bonus berupa 1 karung beras seberat 10 Kg.
Jika terjadi keterlambatan hingga 5 kali maka pihak manajemen memberikan sanksi berupa pemotongan upah pokok sebesar Rp. 10.000 namun apabila
keterlambatan tidak mencapai 5 kali maka gaji pokok tidak dipotong, dan jumlah keterlambatan sebelumnya juga dihapuskan pada bulan berikutnya.
Jika pekerja tidak bisa masuk karena sakit maka pekerja wajib memberikan keterangan resmi dari dokter puskesmas atau rumah sakit, apabila absen tanpa ijin
maka akan diptong sebesar Rp. 20.000 per hari dengan tengat waktu 3 hari jika tidak memberikan keterangan resmi hingga tengat waktu yang ditentukan maka akan
diberikan sanksi tegas dan bila tidak mampu bekerja selama 1 bulan atau lebih, maka pihak manajemen akan memberhentikan pekerja.
Dari hasil wawancara diketahui pihak manajemen belum pernah mengalami keterlambatan dalam pembayaran upah atau gaji, dari hasil wawancara juga diketahui
pekerja bagian produksi diberikan upah lembur sebesar Rp.50.000 dengan rata-rata
Universitas Sumatera Utara
waktu lembur 3-4 jam tergantung banyaknya pesanan atau rencana produksi yang harus dikerjakan.
4.5.2. Pelaksanaan Perlindungan Sosial a. Situation
Setelah melakukan penelitian diketahui bahwa setiap pekerja memperoleh jaminan sosial tenaga kerja dengan program yang sama untuk semua pekerja bagian
produksi.
b. Task
Pekerja harus menandatangani kontrak kerja yang diberikan oleh pihak manajemen untuk mendapatkan program jamsostek yang disediakan oleh pihak
manajemen.
c. Action
Pada tahap ini seluruh pekerja telah menandatangani kontrak kerja, jadi secara keseluruhan pekerja sudah diikutkan dalam anggota jamsostek oleh PT. Wijaya
Karya Beton, Binjai.
d. Result
Dari hasil wawancara dengan pekerja bagian produksi, maka diketahui seluruh pekerja bagian produksi telah diikutsertakan dalam program jamsostek lengkap,
adapun program jamsostek lengkap yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja JKK, Jaminan Kematian JK, Jaminan Hari Tua JHT, dan Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan JPK.
Universitas Sumatera Utara
Dengan menerapkan perlindungan lengkap dari jamsostek ini pekerja merasa lebih tenang dalam bekerja, sehingga sangat mendukung untuk terciptanya suasana aman
dan nyaman dalam lingkunga kerja.
4.5.3. Pelaksanaan Perlindungan Teknis Pelatihan a. Situation
Setelah melakukan penelitian diketahui bahwa setiap pekerja memperoleh pelatihan sesuai dengan bidang pekerjaan masing-masing dan pelatihan tanggap
darurat yang dilakukan agar pekerja bagian produksi mampu melakukan tindakan tepat saat terjadi kondisi darurat.
b. Task
Pekerja yang menandatangani kontrak kerja akan langsung mendapatkan pelatihan sesuai dengan bidang kerja mereka masing-masing. Pekerja yang disertakan dalam
pelatihan tanggap darurat akan ditentukan oleh pihak manajemen.
c. Action
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari partisipan maka diketahui seluruh pekerja bagian produksi pernah mendapatkan pelatihan sebelum bekerja dalam
bidang pekerjaannya masing-masing, Pelatihan dilakukan oleh pekerja yang telah memiliki pengalaman yang cukup, atau badanorganisasi luar yang telah ditunjuk
oleh pihak manajemen.
d. Result
Dari hasil wawancara mendalam secara keseluruhan terhadap partisipan yang dipilih pada setiap sektor kerja produksi termasuk pekerja baru pernah
mendapatkan pelatihan mengenai bahaya sesuai dengan pekerjaan yang mereka
Universitas Sumatera Utara
lakukan, serta pencegahan yang harus dilakukan untuk menghindari kecelakaan yang terjadi saat melakukan pekerjaan. Pelatihan tanggap darurat juga diberikan
oleh pihak manajemen Pelatihan tanggap darurat yang diberikan meliputi tanggap darurat bahaya
kebakaran, ledakan dan P3K, namun tidak semua pekerja bagian produksi dapat mengikuti pelatihan tanggap darurat yang diberikan oleh pihak manajemen,
hanya 10 orang dari 5 wilayah produksi yang dapat mengikuti pelatihan yang diberikan.
4.5.4. Pelaksanaan Perlindungan Teknis SOP Standard Operasional Prosedure
Untuk mengetahui pelaksanaan SOP pada masing-masing sektor kerja produksi, maka peneliti melakukan observasi pada masing-masing sektor kerja
produksi PT. Wijaya Karya Beton dengan pembagian sebagaiberikut :
1. Wilayah kerja perakitan
Pada wilayah kerja perakitan terdapat SOP pada ssaat bekerja yaitu : a.
Lihat berapa jumlah produksi hari ini pada list produksi yang diberikan oleh kepala jalur.
b. Ambil cetakan dalam gudang dengan fork lift dan bawa ke sektor kerja.
c. Periksa jumlah cetakan dan kerusakan fisik bagian luar pada cetakan, apabila
kelihatan sudah tidak dapat digunakan lagi kembalikan ke gudang, agar pintu gudang tidak selalu terbuka dan tidak membahayakan pekerja yang bolak
– balik mengambil cetakan.
d. Periksa peralatan dalam bagasi, dan panaskan mesin las.
e. Periksa bagian dalam cetakan apakah terjadi kerusakan atau cacat.
Universitas Sumatera Utara
f. Gunakan mesin las yang sudah dipanaskan.
2. Wilayah kerja penulangan