B. Pembelaan Direksi Berdasarkan Doktrin Business Judgment Rule
Business Judgment Rule merupakan sebuah doktrin yang telah lama diterapkan untuk melindungi direksi dalam pertanggungjawaban hukum yang
diambil dari keputusan-keputusan bisnis mereka. Business Judgment Rule telah lama diterapkan sebagai awan yang melindungi direksi dari tanggung jawab yang
diambil dari keputusan-keputusan bisnis mereka. Direksi yang dalam pelaksanaan tanggung jawab dimandati atas perlindungan tersebut, maka pengadilan tidak
boleh mencampuri hal tersebut atau memberikan pendapat lain atas keputusan direksi. Direksi yang tidak dimandati atas perlindungan Business Jugdment
Rule maka pengadilan wajib memeriksa keputusan-keputusan tersebut apakah perilaku direksi memang untuk kepentingan perusahaan dan dengan itikad baik
serta memperhatikan pemegang saham minoritas perusahaan.
Prinsip Business Judgment Rule merupakan ketentuan yang dapat dikesampingkan jika direktur bertindak lebih baik daripada pengadilan yang akan
mendalilkan Business Judgment Rule dan apabila direksi bertindak dalam keputusan bisnis yang bebas dari self-dealing atau untuk kepentingan pribadi
dan dapat menunjukan tindakan tersebut dilaksanakan berdasarkan alasan yang wajar serta itikad baik. Pihak yang menggugat keputusan dewan direksi
menghadapi resiko akan adanya ketentuan akan ditolaknya gugatan jika pada akhirnya dapat dibuktikan bahwa direksi membuat keputusan bisnis yang tepat.
Business Judgment Rule selain melindungi tanggung jawab pribadi seorang direksi apabila terjadi pelanggaran, ia juga dapat diberlakukan terhadap
pembenaran-pembenaran keputusan bisnis dimana perintah-perintah yang ditujukan kepada dewan direksi, atau terhadap keputusan-keputusan itu sendiri,
terhadap kasus yang menitikberatkan kepada keputusan bisnis yang merupakan tanggung jawab dari pembuat keputusan. Business Judgment Rule yang diterapkan
terhadap direksipembuat keputusan lazim disebut doktrin Business Judgment Rule, dan Business Jugdment Rule yang diterapkan terhadap keputusannya
langsung disebut Business Judgment Rule.
Ditinjau dari kasus gugatan derivatif oleh pemegang saham terhadap keadilan dalam transaksi bisnis yang diajukan terhadap mayoritas direktur
perusahaan, seorang direksi haruslah memenuhi syarat:
1. tidak terlibat;
2. independen;
3. mengetahui hal tersebut agar dapat dilindungi Business Judgment Rule.
Universitas Sumatera Utara
Direktur yang gagal dalam memperoleh dukungan terhadap 3 persyaratan tadi, maka dia tidak akan dilindungi oleh Business Judgment Rule. Hal ini tidaklah
berarti semua keputusan bisnis itu salah, hanya untuk mengalihkan perlindungan yang diberikan oleh Business Judgment Rule bila direktur tersebut tidak dapat
membuktikannya. Business Judgment Rule tersebut apabila memang ternyata tidak dapat diterapkan terhadap seorang direksi maka pengadilan yang akan
berperan di dalam menentukan kebenaran keputusan bisnis tersebut. Apabila hal ini terjadi, tidak berarti bahwa direktur tersebut bertanggungjawab secara pribadi.
Dilihat dari segi kasus dimana dititikberatkan pada tanggung jawab pribadi direksi yang menimbulkan keputusan bisnis tersebut daripada keputusan bisnis itu
sendiri, maka direktur tersebut tidak dapat bertanggungjawab secara pribadi kecuali pengadilan telah membuktikan bahwa keputusan tersebut adalah tidak
wajar dan merupakan kegagalan dari direktur tersebut.
Doktrin Business Judgment Rule ini merupakan suatu doktrin yang mengajarkan bahwa suatu putusan direksi mengenai aktivitas perseroan tidak
boleh diganggu gugat oleh siapapun, meskipun putusan tersebut kemudian ternyata salah atau merugikan perseroan, sepanjang putusan tersebut memenuhi
syarat sebagai berikut :
82
1. Putusan sesuai dengan hukum yang berlaku.
2. Dilakukan dengan itikad baik.
3. Dilakukan dengan tujuan yang benar proper purpose.
4. Putusan tersebut mempunyai dasar
–dasar yang rasional rational basis. 5.
Dilakukan dengan kehati –hatian due care seperti yang dilakukan oleh orang
cukup hati-hati pada posisi yang serupa. 6.
Dilakukan dengan cara yang secara layak dipercayai reasonable belief sebagai yang terbaik best interest bagi perseroan.
Berbeda tetapi tidak bertentangan dengan doktrin-doktrin lain yang lebih memberatkan direksi semisal doktrin fiduciary duty, due care, skill and prudence,
gugatan derivatif, piercing the corporate vail, ultra vires dan lain –lain. Doktrin
Business Judgment Rule ini lebih memihak kepada direksi, tetapi masih dalam koridor hukum perseroan yang umum bahwa pengadilan dapat melakukan
82
Dennis J. Block et al.Ed, The Business Judgment Rule; Fiduciary Duties of Corporate Directors United States:Prentice Hall law Business, 1989, hlm. 4.
Universitas Sumatera Utara
scrunity penilaian terhadap setiap putusan dari direksi, termasuk putusan bisnis yang sudah disetujui oleh RUPS, sepanjang untuk memutuskan apakah putusan
tersebut sesuai dengan hukum yang berlaku atau tidak, akan tetapi, tidak untuk menilai sesuai atau tidaknya dengan kebijaksanaan bisnis.
Latar belakang dari diberlakukannya doktrin Business Judgment Rule ini adalah karena diantara semua pihak dalam perseroan, sesuai dengan
kedudukannya selaku direksi, maka pihak direksilah yang paling berwenang dan paling profesional, sampai batas
–batas tertentu masih dapat ditoleransi mengingat tidak semua bisnis harus mendapat untung. Dengan perkataan lain, perseroan
harus juga menanggung resiko bisnis, termasuk resiko kerugian. Karena itu, direksi tidak dapat dimintakan tanggung jawabnya hanya karena alasan salah
dalam memutuskan mere error of judgment atau hanya karena alasan kerugian perseroan. Direksi tidak dapat dimintakan tanggung jawabnya hanya karena
adanya tindakan yang termasuk ke dalam kategori miscalculation atau mismanagement.
Menurut ajaran dari doktrin Business Judgment Rule ini, karena direksi yang paling berkompeten untuk menjalankan dan memutuskan terhadap bisnis
perusahaan, maka tidak ada 1 satu orang lain pun yang berwenang memberikan keputusan tentang bisnis perseroan. Pengadilan sekalipun tidak boleh melakukan
pendapat bandingan second guess terhadap putusan bisnis dari direksi tersebut. Karena itu, gugatan terhadap direksi dalam hubungan dengan putusan bisnisnya
dengan berdalilkan kelirunya putusan direksi, sering kali ditolak oleh pengadilan berdasarkan doktrin Business Judgment Rule ini, meskipun kepada direksi
dibebankan fiduciary duty, yang membebankan tanggung jawab yang besar kepada pundak direksi.
Sebenarnya inti dari pemberlakuan doktrin Business Judgment Rule adalah bahwa semua pihak, termasuk pengadilan harus menghormati putusan bisnis yang
diambil oleh orang –orang yang memang mengerti dan berpengalaman di bidang
bisnisnya, terutama sekali terhadap masalah-masalah bisnis yang kompleks. Karena itu, kepada mereka patut diberikan diskresi yang besar. Mereka yang
berpengalaman dan mempunyai pengetahuan tentang bisnisnya tentunya adalah pihak direksi
Universitas Sumatera Utara
C. Penerapan Doktrin Bussiness Judgment Rule Dalam Pembelaan Direksi BUMN Persero