keputusan sebagai usaha oleh direksi, yang diambil dengan itikad baik, tanpa kepentingan pribadi, dan keyakinan yang dapat dipertanggung jawabkan bahwa
mereka telah mengambil keputusan yang menguntukan perseroan.
Badan Usaha Milik Negara atau yang kita kenal dengan BUMN adalah suatu badan hukum yang berbeda dengan badan hukum lainnya, hal ini dapat kita
lihat dari definisi menurut Pasal 1 angka 1 Undang –Undang Nomor 19 Tahun
2003 tentang Badan Usaha Milik Negara untuk selanjutnya disebut UU BUMN, yang berbunyi:
“Badan Usaha Milik Negara adalah Badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara
langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.”
Badan Usaha Milik Negara sebagaimana diatur dalam UU BUMN, dibagi atas persero dan perum. Perusahaan perseroan atau yang disebut dengan persero
adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51 lima puluh satu persen sahamnya
dimiliki oleh Negara yang tujuan utamanya mengejar keuntungan.
12
Prinsip-prinsip manajemen perseroan yang baik Good Corporate Governance merupakan tugas direksi yang harus terus dikembangkan olehnya
dalam kepengurusan perseroan.
13
Masing –masing komponen perusahaan,
pemegang saham melalui lembaga RUPS, komisaris, dan direksi dituntut untuk mengerti dengan baik hak dan kewajiban, kewenangan serta dan tanggung
jawabnya.
Penerapan doktrin Business Judgment Rule terhadap direksi dalam BUMN Persero apabila dilihat berdasarkan hal yang telah diuraikan diatas, masih perlu
diteliti lebih lanjut dengan membuat penelitian yang berjudul “PENERAPAN
DOKTRIN BUSINESS JUDGMENT RULE TERHADAP DIREKSI DALAM BUMN PERSERO MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN
2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka
penulis merumuskan beberapa hal yang akan dikaji dalam tulisan ini, yaitu :
12
Johannes Ibrahim, Hukum Organisasi Perusahaan Bandung: PT.Refika Aditama, 2006, hlm. 62.
13
Frans Satrio Wicaksono, Tanggung Jawab Pemegang Saham, Direksi, dan Komisaris Perseroan Terbatas PT Jakarta: Visimedia, 2009, hlm. 122.
Universitas Sumatera Utara
1. Bagaimanakah pengaturan hukum tentang doktrin Business Judgment Rule di
Indonesia? 2.
Bagaimanakah pengaturan hukum tentang doktrin Business Judgment Rule terhadap direksi dalam BUMN Persero?
3. Bagaimanakah penerapan doktrin Business Judgment Rule pada direksi
BUMN Persero di Indonesia
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaturan hukum tentang doktrin Business Judgment Rule di
Indonesia menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
2. Untuk mengetahui pengaturan hukum tentang doktrin Business Judgment Rule
terhadap direksi dalam BUMN Persero. 3.
Untuk mengetahui penerapan doktrin Business Judgment Rule terhadap direksi BUMN Persero di Indonesia.
Hasil penulisan skripsi ini, diharapkan dapat memberikan manfaat yang antara lain :
1. Manfaat teoritis
a Penulisan skripsi ini diharapkan dapat menambah literatur sekaligus dapat
memberi masukan yang bermanfaat bagi pengembangan keilmuan khususnya dalam bidang ilmu hukum perusahaan dan ilmu hukum
ekonomi pada umumnya.
Universitas Sumatera Utara
b Penulisan skripsi ini juga diharapkan dapat menambah pengetahuan
teoritis tentang doktrin hukum perusahaan khususnya mengenai doktrin Business Judgment Rule terhadap direksi dalam BUMN Persero.
2. Manfaat praktis
a Penulisan skripsi ini diharapkan dapat dijadikan rujukan bagi rekan
mahasiwa dalam penulisan ilmiah lainnya yang berhubungan dengan Business Judgment Rule.
b Penulisan skripsi ini sebagai pemenuhan syarat untuk memperoleh gelar
sarjana hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
D. Keaslian Penulisan