Peraturan Perundang –Undangan Makalah Website Pengertian BUMN Persero Secara Umum

Widjaja, Gunawan, Tanggung Jawab Direksi atas Kepailitan Perseroan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003. Yani,Ahmad dan Widjaja, Gunawan, Seri Hukum Bisnis: Perseroan Terbatas. Jakarta: Raja Grafindo persada, 2000.

B. Peraturan Perundang –Undangan

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Keputusan menteri Badan Usaha Milik negara Nomor : KEP-117M-MBU2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara BUMN Kitab Undang-Undang Hukum Perdata [Burgerlijk Wetboek]

C. Makalah

Tumbuan, B.G Fred, Tanggung Jawab Direksi dan Komisaris Serta Kedudukan RUPS Perseroan Terbatas menurut UU No.1 tahun 1995, makalah kuliah S2 FH-UI TA 2001-2002. Sjahdeini, Sutan Remy, Makalah Tugas, Wewenang, Dan Tanggung Jawab Direksi Dan Komisaris BUMN Persero.

D. Website

http:madani-ri.comweb?p=2970 diakses pada tanggal 21 september 2015 pukul 22.27. Universitas Sumatera Utara http:en.wikipedia.orgwikiBusiness_judgment_rule diakses pada tanggal 16 Oktober 2015. http:www.legalakses.comdireksi diakses pada tanggal 18 Oktober 2015 pukul 21.41. http:ekonomisajalah.blogspot.co.id201502pengertian-tujuan-jenis-dan-peran- bumn.html diakses pada tanggal 25 oktober 2015 pukul 22:08. https:dukunhukum.wordpress.com20120417bumn-persero-perjan-dan-perum diakses pada tanggal 26 oktober 2015 pukul 8.54. http:monumenkata.blogspot.co.id201408badan-hukum-dan-kedudukan-badan- hukum.html diakses pada tanggal 9 November 2015 pukul 22.02. http:www.meeb.comarticlesbusiness_judgement_rule.htmANGLE diakses pada tanggal l8 Januari 2016 pukul 15.59. http:www.google.co.idurl?q=http:www.liputan6.comtaghotasi- nababansa=Uved=0ahUKEwjp_tbzq7KAhUOBo4KHergC30QFggpM AYsig2=yXSt0uQrRVSyJt3kORCTgusg=AFQjCNEvZ4RQHqyFLr0x 7w9c2ZaHmI5HoQ diakses pada tanggal 16 Januari 2016 pukul 22.11. Universitas Sumatera Utara BAB III PENGATURAN HUKUM DOKTRIN BUSINESS JUDGMENT RULE TERHADAP DIREKSI BUMN PERSERO

A. Pengertian BUMN Persero Secara Umum

Badan usaha milik negara BUMN adalah badan usaha yang seluruhnya atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. 45 Badan usaha milik negara BUMN merupakan suatu badan hukum yang berbeda dengan badan hukum lainnya apabila dilihat dari definisi diatas. Hal-hal yang membedakan BUMN dengan badan hukum lainnya sebagaimana dikemukakan di atas, adalah: 46 1. Seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara. 2. Melalui penyertaan secara langsung. 3. Berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. 47 Sebagaimana layaknya badan hukum perusahaan lainnya, pendirian BUMN mempunyai maksud dan tujuan. Pasal 2 ayat 1 UU BUMN menyatakan: “Maksud dan tujuan pendirian BUMN adalah: a. Memberikan sumbangan bagi perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya. b. Mengejar keuntungan. c. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang danatau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak. d. Menjadi perintis kegiatan –kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi. 45 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, Pasal 1 angka 1. 46 Johannes Ibrahim, Hukum Organisasi Perusahaan Pola Kemitraan dan Badan Hukum Bandung:PT.Refika Aditama, 2006, hlm. 61. 47 Kekayaan negara yang dipisahkan adalah kekayaan negara yang berasal dari anggaran pendapatan dan belanja negara untuk dijadikan penyertaan modal negara pada persero danatau perum serta perseroan terbatas lainnya. Universitas Sumatera Utara e. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi dan masyarakat ”. Badan usaha milik negara BUMN merupakan salah satu pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian nasional, di samping badan usaha swasta dan koperasi. BUMN, swasta dan koperasi melaksanakan peran saling mendukung berdasarkan demokrasi ekonomi dalam menjalankan kegiatan usahanya. Badan usaha milik negara BUMN terdiri dari dua jenis, yaitu badan usaha perseroan persero dan badan usaha umum perum. 48 Badan usaha perseroan persero adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham seluruh atau paling sedikit 51 lima puluh satu persen sahamnya dimiliki oleh negara yang tujuan utamanya mengejar keuntungan. Maksud dan tujuan pendirian persero adalah menyediakan barang danatau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat, serta mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai badan usaha. Contoh persero antara lain PT Pertamina, PT Kimia Farma Tbk., PT Kereta Api Indonesia, PT Bank BNI Tbk., PT Jamsostek, dan PT Garuda Indonesia. 49 Ciri-ciri dari BUMN Persero adalah sebagai berikut : 1. Bertujuan mencari keuntungan non public utility. 2. Modal sebagian besar dimiliki oleh pemerintah. 3. Dipimpin oleh dewan direksi. 4. Tidak mendapat fasilitas negara. 5. Pemimpin dan karyawan berstatus karyawan swasta. 50 Badan usaha umum perum adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki oleh negara dan tidak terbagi atas saham, yang betujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang danatau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan 48 Republik Indonesia, Undang-Undang nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN, Pasal 1 angka 2 dan 4. 49 Pengertian, Tujuan, Jenis dan Peran BUMN, http:ekonomisajalah.blogspot.co.id201502pengertian-tujuan-jenis-dan-pran-bumn.html , diakses pada tanggal 25 oktober 2015 pukul 22:08 50 Fahroja, BUMN Persero, Perjan dan Perum, https:dukunhukum.wordpress.com20120417bumn-persero-perjan-dan-perum diakses pada tanggal 26 oktober 2015 pukul 8.54. Universitas Sumatera Utara perusahaan. 51 Maksud dan tujuan perum adalah menyelenggarakan usaha yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang danatau jasa yang berkualitas dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat berdasarkan prinsip pengelolaan badan usaha yang sehat. Untuk mendukung kegiatan dalam rangka mencapai maksud dan tujuan tersebut, dengan persetujuan menteri, perum dapat melakukan penyertaan modal dalam badan usaha lain. Contoh perum antara lain perum damri, perum bulog, perum pegadaian, dan perum percetakan uang Republik Indonesia Peruri. 52 Peranan BUMN berkaitan erat dengan berbagai tujuan yang perlu dicapai BUMN, seperti yang telah dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983 tentang Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Jawatan Perjan, Perusahaan Umum Perum, dan Perusahaan Perseroan Persero menetapkan bahwa tujuan-tujuan BUMN adalah : 1. Memberikan sumbangan bagi perkembangan ekonomi negara pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya. 2. Mengadakan pemupukan keuntungan dan pendapatan. 3. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa barang dan jasa bermutu dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak. 4. Menjadi perintis kegiatan –kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi. 5. Menyelenggarakan kegiatan –kegiatan usaha yang bersifat melengkapi kegiatan swasta dan koperasi dengan antara lain menyediakan kebutuhan masyarakat, baik dalam bentuk barang maupun bentuk jasa dengan memberikan pelayanan yang bermutu. 6. Turut aktif memberikan bimbingan kepada sektor swasta, khususnya pengusaha golongan ekonomi lemah dan sektor koperasi. 51 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN Pasal 1 angka 4. 52 Ibid. Universitas Sumatera Utara 7. Turut aktif melaksanakan dan menunjang pelaksanaan program dan kebijaksanaan pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan pada umumnya. 53 Badan usaha milik negara yang berbentuk persero BUMN Persero adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51 lima puluh satu persen sahamnya dimiliki oleh negara yang tujuan utamanya mengejar keuntungan. 54 Beberapa unsur yang menjadikan suatu perusahaan dapat dikategorikan sebagai BUMN Persero, yaitu : 1. Badan usaha atau perusahaan tersebut berbentuk perseroan terbatas. 2. Modal badan usaha tersebut seluruhnya atau sebagian besar dimiliki oleh negara. BUMN yang modal perusahaannya seluruhnya dikuasai negara, maka agar tetap dikategorikan sebagai BUMN Persero, negara minimum menguasai 51 lima puluh satu persen modal tersebut. 3. Negara melakukan penyertaan secara langsung. Penyertaan modal negara pada BUMN Persero yang berasal dari anggaran pendapatan dan belanja negara untuk selanjutnya disebut APBN ditetapkan dengan peraturan pemerintah. 4. Modal penyertaan tersebut berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Kekayaan negara yang dipisahkan disini adalah pemisahan kekayaan negara dari APBN untuk dijadikan penyertaan modal negara pada BUMN, setelah itu pembinaan dan pengelolaannya tidak lagi didasarkan pada sistem APBN, namun pembinaan dan pengelolaannya berdasarkan paradigma bisnis Business Judgment Rule. 55 53 Pandji Anoraga, BUMN, SWASTA, dan KOPERASI Tiga Pelaku Ekonomi Jakarta: Pustaka Jaya, 1995, hlm.5 54 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN, Pasal 1 angka 2 55 Republik Indonesia, Putusan Mahkamah Konstitusi No.62PUU-XI2013 tentang Keuangan Negara. Universitas Sumatera Utara Kekayaan negara yang dipisahkan dapat diinvestasikan kepada BUMN Persero. Direksi sebagai organ yang vital untuk melakukan pengurusan bertanggung jawab penuh atas operasional perusahaan. Sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pengelolaan perusahaan maka direksi wajib mempertanggungjawabkan melalui mekanisme RUPS. Direksi mempunyai kewajiban untuk menyampaikan laporan tahunan yang memuat antara lain neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan kegiatan persero lainnya kepada RUPS. Mekanisme pertanggungjawaban melalui RUPS ini adalah resiko bagi pemerintah yang memilih investasinya melakukan kegiatan usaha BUMN Persero oleh karena BUMN Persero adalah merupakan perseroan terbatas. Peraturan pelaksanaan tentang perusahaan perseroan persero diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 1969 tentang Perusahaan Perseroan. Peraturan tersebut menetapkan bahwa unsur pemilikan negara atas setiap usaha negara yang berbentuk persero disentralisasikan penata usahanya kepada menteri keuangan, atas pertimbangan bahwa pada hakekatnya fungsi utama persero ialah pemupukkan dana dari negara ataupun sebagai alat untuk mencari sumber keuangan negara. Sifat usaha dari persero ialah bertujuan memupuk keuntungan dan berusaha di bidang-bidang yang dapat mendorong perkembangan sektor swasta dan atau koperasi, di luar bidang usaha perjan dan perum. Penyertaan modal oleh suatu persero ke dalam suatu perseroan terbatas lain dengan cara mendirikannya atau memiliki saham-sahamnya untuk seluruhnya atau sebagiannya dan dilakukan sesuai dengan ketentuan anggaran dasarnya, tidak menyebabkan perseroan terbatas yang belakangan ini memperoleh sebutan persero, meskipun penyertaan modal tersebut menurut Pasal 12 Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 1969 tentang Perusahaan Perseroan penata usahanya harus diselenggarakan oleh departemen keuangan . Badan usaha milik negara BUMN sebagai salah satu pelaku ekonomi, disamping swasta, memegang perananan yang penting dalam penyelenggaraan perekonomian nasional guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat, 56 khususnya BUMN yang berbentuk persero oleh karena tujuan utamanya adalah mengejar keuntungan. 57 Badan usaha milik negara BUMN merupakan pelaku utama dalam perekonomian nasional. Badan usaha milik negara BUMN mempunyai peranan penting dalam penyelenggaraan perekonomian nasional guna mewujudkan 56 Pertimbangan latar belakang Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN. 57 Republik Indonesia,Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN, Pasal 1 angka 2. Universitas Sumatera Utara kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan hasil evaluasi pemerintah, apa yang telah dilakukan oleh BUMN selama ini masih dianggap belum memadai seperti tampak pada rendahnya laba yang diperoleh dibandingkan dengan modal yang ditanam. Kendala-kendala yang dihadapi BUMN antara lain belum dapat menyediakan barang dan atau jasa yang bermutu tinggi bagi masyarakat dengan harga yang terjangkau, belum mampu berkompetisi dalam persaingan bisnis secara global, dan adanya keterbatasan sumber daya. Perkembangan ekonomi dunia yang berlangsung sangat cepat dan dinamis terutama berkaitan dengan globalisasi seperti kesepakatan World Trade Organization WTO, ASEAN Free Trade Area AFTA, menuntut BUMN untuk lebih kompetitif dan profesional. Sebagai usaha mengoptimalkan perannya dalam perkembangan perekonomian global, BUMN perlu menumbuhkan budaya korporasi dan profesionalisme, antara lain dengan membenahi pengelolaan dan pengawasan berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola badan usaha yang baik Good Corporate Governance.

B. Pengaturan Hukum Tentang BUMN Persero di Indonesia

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Business Judgement Rule Pada Dewan Komisaris Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

4 67 72

KAJIAN YURIDIS KEDUDUKAN HUKUM DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI PERSEROAN TERBATAS MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 5 16

TANGGUNG JAWAB DIREKSI DALAM PENGURUSAN PERSEROAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 6 36

PENERAPAN DOKTRIN ULTRA VIRES TERHADAP DIREKSI DALAM KEPAILITAN PERSEROAN TERBATAS DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DAN UNDANG-UNDANG NO 37 TAHUN 2004 TENTANG KE.

0 0 1

EKSISTENSI DOKTRIN PIERCING THE CORPORATE VEIL DI DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS TERHADAP TANGGUNG JAWAB DIREKSI ATAS TERJADINYA KEPAILITAN PERSEROAN TERBATAS.

0 0 13

Penerapan Doktrin Business Judgment Rule Terhadap Direksi Dalam BUMN Persero Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

0 1 9

Penerapan Doktrin Business Judgment Rule Terhadap Direksi Dalam BUMN Persero Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

0 0 1

Penerapan Doktrin Business Judgment Rule Terhadap Direksi Dalam BUMN Persero Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

0 0 13

Penerapan Doktrin Business Judgment Rule Terhadap Direksi Dalam BUMN Persero Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

0 2 15

Penerapan Doktrin Business Judgment Rule Terhadap Direksi Dalam BUMN Persero Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

0 0 4