BAB IV PENERAPAN DOKTRIN BUSINESS JUDGMENT RULE PADA DIREKSI
BUMN PERSERO DI INDONESIA
A. Pengaturan Kewenangan dan Tanggung jawab Direksi
Direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan, sesuai dengan
maksud dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.
63
Direksi dalam menjalankan tugasnya diberikan hak dan kekuasaan penuh, dengan konsekwensi
bahwa setiap tindakan dan perbuatan yang diberlakukan sebagai tindakan dan perbuatan perseroan, sepanjang direksi bertindak sesuai dengan apa yang
ditentukan dalam anggaran dasar perseroan. Direksi mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam hal pengurusan perseroan. Direksi berwenang menjalankan
pengurusan sesuai dengan kebijakan yang dipandang tepat, dalam batas yang ditentukan dalam undang-undang ini danatau anggaran dasar.
64
Pasal 92 ayat 4 UUPT menyatakan perseroan yang kegiatan usahanya berkaitan dengan menghimpun danatau mengelola dana masyarakat, perseroan
yang menerbitkan surat pengakuan utang kepada masyarakat, atau perseroan terbuka wajib mempunyai paling sedikit 2 dua orang anggota direksi. Direksi
yang terdiri atas 2 dua anggota direksi atau lebih, pembagian tugas dan wewenang pengurusan di antara anggota direksi ditetapkan berdasarkan keputusan
RUPS.
65
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjabat sebagai anggota direksi, yaitu
66
: 1.
Bahwa direksi memang mampu melaksanakan perbuatan hukum. Artinya tidak berada dalam pengampuan atau curatele.
63
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbbatas, Pasal 1 angka 5.
64
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbbatas, Pasal 92 ayat 2.
65
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 92 ayat 5.
66
Sudargo Gautama, Komentar Atas Undang-Undang Perseroan Terbatas Baru tahun 1995 No.1 Perbandingan dengan Peraturan lama Bandung: Citra Aditya Bakti, 1995, hlm. 82.
Universitas Sumatera Utara
2. Tidak pernah dinyatakan pailit, dari dahulu sampai sekarang, tidak tercatat
sebagai orang yang bangkrut dan telah dinyatakan pailit. 3.
Tidak menjadi anggota direksi atau komisaris yang telah dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit.
4. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan
keuangan negara dalam waktu lima tahun sebelum pengangkatan. Direksi sebagai organ perusahaan merupakan organ yang mewakili
perusahaan baik di dalam maupun diluar pengadilan, oleh karenanya tugas direksi adalah mengurus perusahaan secara menyeluruh. Kedudukan direksi dalam
perusahaan adalah sebagai ujung tombak dari peruahaan itu. Direksi yang bertugas untuk menyusun dan juga menjalankan strategi bisnis sebagai usaha
dalam mencapai keuntungan bagi perusahaan. Setelah mencapai keuntungan, direksi harus bisa mempertahankan keuntungan yang telah dicapai itu, agar tidak
berkurang tetapi agar terus bertambah. Tugas dan wewenang direksi sebagai pengurus perusahaan secara umum mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Direksi bertanggung jawab penuh atas kepengurusan perusahaan untuk
kepentingan perusahaan, sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan. Direksi juga bertugas untuk mewakili perusahaan baik di dalam maupun
diluar pengadilan. Direksi berwenang menjalankan pengurusan sesuai dengan kebijakan yang dianggap tepat olehnya. Jika direksi terdiri atas dua anggota
atau lebih, pembagian tugas dan wewenang pengurusan diantara anggota direksi ditetapkan berdasarkan RUPS. Jika RUPS tidak menetapkan,
Universitas Sumatera Utara
pembagian tugas dan wewenang direksi ditetapkan atas keputusan anggota Direksi.
2. Tugas direksi yang utama adalah mengurus perusahaan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kewajiban direksi termuat dalam UU BUMN yaitu dalam Pasal 21 ayat 1
menyatakan bahwa direksi wajib menyiapkan rancangan jangka panjang yang merupakan rencana strategis yang memuat sasaran dan tujuan persero yang
hendak dicapai dalam jangka waktu 5 lima tahun. Ayat 2 menyatakan bahwa rancangan rencana jangka panjang yang telah ditandatangani bersama dengan
komisaris disampaikan kepada RUPS untuk mendapatkan pengesahan. Pasal 22 ayat 1 UU BUMN menyatakan bahwa direksi wajib menyiapkan
rancangan rencana kerja dan anggaran perusahaan yang merupakan penjabaran tahunan dari rencana jangka panjang. Ayat 2 menyatakan bahwa direksi wajib
menyampaikan rancangan rencana kerja dan anggaran perusahaan kepada RUPS untuk memperoleh pengesahan.
Pasal 23 ayat 1 UU BUMN menyatakan bahwa dalam waktu 5 lima bulan setelah tahun buku persero ditutup, direksi wajib menyampaikan laporan
tahunan kepada RUPS untuk memperoleh pengesahan. Ayat 2 menyatakan bahwa laporan tahunan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 ditandatangani oleh semua
anggota direksi dan komisaris. Ayat 3 menyatakan bahwa dalam hal ada anggota direksi atau komisaris tidak menandatangani laporan tahunan sebagaimana
dimaksud dalam ayat 2, harus disebutkan alasannya secara tertulis.
Universitas Sumatera Utara
Selain kewajiban diatas, direksi juga berkewajiban untuk mendaftarkan perusahaan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 Tentang Wajib
Daftar Perusahaan : 1.
Akta pendirian beserta surat pengesahan menteri kehakiman setelah perusahaan memperoleh status badan hukum.
2. Akta perubahan anggaran dasar beserta surat persetujuan menteri kehakiman
atas perubahan tertentu yang sifatnya mendasar seperti dimaksud dalam Pasal 15 UUPT.
3. Akta perubahan anggaran dasar beserta laporannya kepada menteri
kehakiman atas perubahan selain yang dimaksud Pasal 15 ayat 2 UUPT. Paling lambat 30 hari terhitung sejak pendaftaran, direksi melakukan
permohonan pengumuman perusahaan dalam tambahan Berita Negara Republik Indonesia. Selama pendaftaran dan pengumuman tersebut belum dilakukan, maka
anggota direksi secara tanggung renteng bertanggung jawab atas segala perbuatan hukum yang dilakukan perusahaan.
Kewajiban lain direksi meliputi kepentingan kreditur juga kepentingan masyarakat banyak, diantaranya direksi wajib mengumumkan dalam dua surat
kabar harian mengenai rencana penggabungan, peleburan dan pengambilalihan perusahaan paling lama 14 hari sebelum diadakannya pemanggilan terhadap
RUPS, dan mengumumkan hasilnya tersebut dalam dua surat kabar harian paling lama 30 hari sejak penggabungan, peleburan atau pengambilalihan selesai
dilakukan. Hal itu seperti yang termuat dalam Pasal 105 dan Pasal 108 UUPT. Direksi juga berkewajiban memberikan semua keterangan yang dianggap perlu
Universitas Sumatera Utara
tentang perusahaan kepada petugas pemeriksaan Pasal 111 ayat 6 UUPT membayar biaya pemeriksaan atas nama perusahaan Pasal 113 ayat 2 UUPT,
dan juga memberi rujukan pada semua krediturnya dengan surat tercatat mengenai bubarnya perusahaan Pasal 120 UUPT.
Tugas dan pertanggungjawaban direksi kepada perseroan dan pemegang saham perseroan telah dimulai sejak perseroan memperolah setatus badan hukum.
Suatu perseroan diwajibkan mempunyai paling sedikit dua orang anggota direksi apabila :
67
1. Bidang usahanya mengerahkan dana masyarakat, seperti Bank, Asuransi.
2. Menerbitkan surat pengakuan utang seperti obligasi atau
3. Merupakan perseroan terbuka.
Direksi mempunyai tugas representatif dan kepengurusan manajemen.
68
Tugas representatif merupakan tugas dari direksi untuk mewakili perseroan, baik di dalam maupun diluar pengadilan. Tugas mewakili perseroan diluar pengadilan
contohnya seperti mewakili perseroan dalam hal melakukan transaksi bisnis dengan pihak ketiga. Tugas mewakili perseroan di dalam maupun diluar
pengadilan dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
69
1. Dilakukan sendiri.
2. Dilakukan oleh pegawainya yang ditunjuk untuk itu.
3. Dilakukan komisaris jika Direksi berhalangan, sesuai dengan ketentuan
anggaran dasar.
67
I.G. Rai Widjaja, Hukum Perusahaan Perseroan Terbatas, Jakarta:Megapoint, 1996, hlm. 64.
68
Munir Fuady, Op.Cit., hlm. 58-62
69
Ibid .
Universitas Sumatera Utara
4. Dilakukan oleh pihak ketiga sebagai agen dari perseroan.
Tugas representasi diluar pengadilan adalah mewakili perseroan dalam menandatangani kontrak-kontrak, menghadap pejabat-pejabat negara untuk dan
atas nama perseroan, dan lain-lain. Tugas berikutnya yang dibebankan kepada direksi adalah tugas untuk mengurus perseroan atau menjalankan pengurusan
terhadap perseroan. Pasal 92 ayat 1 UUPT menyebutkan bahwa “Direksi menjalankan pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan
dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.”
Hal itu berarti bahwa dalam menjalankan pengurusan perseroan, direksi harus menjalankan pengurusan perseroan tersebut untuk kepentingan perseroan
dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan. Hal itu sejalan dengan isi dari pasal 5 ayat 2 UU BUMN, dimana ditentukan direksi bertanggung jawab penuh
atas pengurusan BUMN untuk kepentingan dan tujuan BUMN serta mewakili BUMN, baik di dalam maupun di luar pengadilan.
70
Frasa untuk kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan sebagaimana tercantum
dalam Pasal 92 ayat 1 UUPT ini tidak boleh disikapi secara terpisahdiartikan secara sendiri-sendiri, artinya sekalipun direksi melaksanakan pengurusan untuk
kepentingan perseroan tetapi tidak sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan sebagaimana ditetapkan dalam anggaran dasar, perbuatan direksi tersebut tidak
mengikat perseroan tetapi mengikat dirinya pribadi.
71
Tugas dan tanggung jawab direksi perseroan meliputi duty of loyality and good faith, yakni segala macam tindakan hukum yang diambil semata-mata harus
70
Sutan Remy Sjahdeini, Makalah Tugas, Wewenang, Dan Tanggung Jawab Direksi dan Komisaris BUMN Persero, hlm.14
71
Ibid., hlm. 15.
Universitas Sumatera Utara
dilakukan dengan itikad baik untuk mencapai tujuan dan kepentingan perseroan. Dalam hal ini, direksi tidak sendiri-sendiri bertanggung jawab kepada perseroan,
yang berarti setiap tindakan yang diambil atau tindakan yang dilakukan oleh salah satu atau lebih anggota direksi akan mengikat anggota direksi lainnya, namun ini
tidak berarti tidak diperkenankan terjadinya pembagian tugas diantara anggota direksi perseroan, demi pengurusan perseroan yang efisien.
72
Philip Lipton dan Abraham Herzberg membagi duty of loyalty and good faith ke dalam :
73
1. Duty To Act Bonafide In The Interest Of The Company
Ini mencerminkan kewajiban direksi untuk melakukan kepengurusan perseroan hanya untuk kepentingan perseroan semata-mata. Untuk
menentukan sampai seberapa jauh suatu tindakan yang diambil oleh direksi perseroan telah dilakukan untuk kepentingan perseroan, maka hal tersebut
harus dipulangkan kembali kepada direksi perseroan. direksi perseroan harus memiliki penilaian sendiri tentang tindakan yang menurut pertimbangannya
adalah sesuatu yang harus atau tidak dilakukan untuk kepentingan perseroan. direksi harus semata-mata memperhatikan kepentingan dari perseroan sebagai
satu kesatuan dan bukan hanya untuk kepentingan masing-masing pemegang saham.
74
72
Fred BG Tumbuan, Tanggung Jawab Direksi dan Komisaris Serta Kedudukan RUPS Perseroan Terbatas menurut UU No.1 tahun 1995, makalah kuliah S2 FH-UI TA 2001-2002, hlm.
11.
73
Philip Liptond and Abraham Herzberg, Understanding Company Law Brisbane, The Law Book Company, Ltd.1992, hlm. 297.
74
Ibid., hlm. 298.
Universitas Sumatera Utara
Berkembangnya kegiatan dunia usaha yang ditandai dengan makin banyaknya chairman perusahaan-perusahaan terkemuka menyatakan bahwa :
“This company recognizes that it has duties to its members, employees, consumers of its product and nation
”
75
Maka nilai-nilai kepentingan perusahaan mulai bergeser menjadi lebih luas hingga meliputi seluruh pihak-pihak terkait dengan perseroan, yang antara lain
terdiri dari :
76
a. Pemegang saham shareholders,
b. Karyawan atau pegawai employees,
c. Managers,
d. Pelanggan customers,
e. Pemasok suppliers,
f. Kreditor debitholders,
g. Masyarakat communities,
h. Pemerintah government
2. Duty To Exercise Power For Proper Purpose
Direksi adalah satu-satunya organ dalam perseroan yang diberikan hak dan wewenang untuk bertindak atas nama perseroan. Ini membawa konsekuensi
bahwa jalannya perseroan, termasuk pengelolaan harta kekayaan perseroan bergantung sepenuhnya pada direksi perseroan. Artinya tugas pengurusan
perseroan oleh direksi juga meliputi tugas pengelolaan harta kekayaan
75
Paul D.Davies, Gower’s Principles Of Modern Company Law London: Sweet
Maxwell, 1997, hlm. 602.
76
Arnoldo C.Hax and Nicolas S.Maljuf, The Strategy Concept And Process-A Pragmatic Approach New Jersey: Prentice Hall, 1991, hlm.5.
Universitas Sumatera Utara
perseroan.
77
Direksi harus melakukan secara benar dan tidak memihak untuk kepentingan manapun juga berkaitan dengan posisinya sebagai trustee
perseroan. Direksi diberikan kepercayaan oleh seluruh pemegang saham melalui mekanisme RUPS untuk menjadi organ perseroan yang akan bekerja
untuk kepentingan perseroan, serta kepentingan seluruh pemegang saham yang mengangkat dan mempercayakannya sebagai satu-satunya organ yang
mengurus dan mengelola perseroan. 3.
Duty To Retain Discretion Direksi oleh perseroan, melalui RUPS telah diberikan Fiduciary untuk
bertindak seluas-luasnya dalam koridor Undang-Undang dan Anggaran Dasar untuk kepentingan perseroan, maka tidak selayaknya jika direksi
kemudian melakukan pembatasan dini, atau membuat suatu perjanjian yang akan mengekang kebebasan mereka untuk bertindak sesuai dengan tujuan dan
kepentingan perseroan. Tidak berarti direksi tidak boleh mengadakan, membuat atau menandatangani suatu perjanjian pendahuluan
misal:perjanjian pengikatan jual-beli. Sebelum perjanjian tersebut diadakan, dibuat dan di tanda tangani, direksi harus memiliki suatu pandangan, sikap
dan kepastian bahwa tindakan yang dilakukan tersebut akan memberikan manfaat bagi kepentingan perseroan.
78
4. Duty To Avoid Conflict Of Interest
Prinsip Fiduciary Duty pada dasarnya menjelaskan bahwa direksi memiliki kewajiban untuk menghindari diadakan, dibuat, atau di tandatanginya
77
Fred BG Tumbuan, Op.Cit hlm 9-10
78
Ibid., hlm. 314-315.
Universitas Sumatera Utara
perjanjian atau dilakukannya perbuatan yang menempatkan direksi tersebut dalam suatu keadaan, yang tidak memungkinkan dirinya bertindak secara
wajar demi tujuan dan kepentingan perseroan. Kewajiban ini bertujuan untuk mencegah direksi secara tidak layak memperoleh keuntungan dari perseroan
yang mengangkat dirinya menjadi direksi. Kewajiban ini sebenarnya melarang dengan mencegah direksi untuk menempatkan dirinya pada suatu
keadaan yang memungkinkan direksi bertindak untuk kepentingan mereka sendiri, pada saat yang bersamaan mereka harus bertindak mewakili untuk
dan atas nama perseroan.
79
Direksi dalam melaksanakan tugasnya, selain bertanggung jawab terhadap perseroan dan terhadap para pemegang saham perseroan, juga bertanggungjawab
kepada setiap pihak ketiga yang berhubungan hukum, baik yang langsung maupun tidak langsung dengan perseroan.
80
Tanggung jawab direksi secara umum dapat dibedakan dalam :
81
1. Tanggung jawab internal direksi yang meliputi tugas dan tanggung jawab
direksi terhadap perseroan dan pemegang saham perseroan. 2.
Tanggung jawab eksternal direksi, yang berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab direksi kepada pihak ketiga yang berhubungan hukum
langsung maupun tidak langsung dengan perseroan.
79
Ibid.
80
Ahmad Yani Dan Gunawan Widjaja, Seri Hukum Bisnis: Perseroan Terbatas Jakarta: PT Raja Grafindo persada, 2000, hlm. 104-107.
81
Gunawan widjaja, Tanggung Jawab Direksi Atas Kepailitan Perseroan Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003, hlm. 69-71.
Universitas Sumatera Utara
B. Pembelaan Direksi Berdasarkan Doktrin Business Judgment Rule