Pembahasan Hasil Penelitian 1 HASIL DAN PEMBAHASAN

4. Kepemilikan manajerial Tabel 4.17 Hasil Uji Residual dengan Kepemilikan Manajerial sebagai Variabel Moderating Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 3.474 .869 3.999 .000 Earning_Management -.056 .156 -.045 -.361 .719 a. Dependent Variable: ABSRES_1 Pada tabel tersebut telah disajikan nilai koefisien parameternya dan nilai signifikansi dari earning management. Nilai koefisien parameternya sebesar - 0,056 dan nilai signifikansi variabel earning management sebesar 0,719 Sig. 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial tidak mampu memoderasi hubungan antara kecakapan manajerial, investment opportunity set, struktur modal, pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan asset terhadap earning management. Artinya bahwa variabel kepemilikan manajerial bukan merupakan variabel moderating yang dapat mempengaruhi hubungan antara kecakapan manajerial, investment opportunity set, struktur modal, pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan asset terhadap earning management.

4.7 Pembahasan Hasil Penelitian 1

Pengaruh kecakapan manajerial terhadap earning management Kecakapan manajerial adalah kemampuan manajer untuk mengambil dan menerapkan keputusan-keputusan yang dapat mengantarkan perusahaan ke tingkat efisiensi yang tinggi. Rekayasa laba merupakan suatu bentuk Universitas Sumatera Utara kegagalan pihak manajemen dalam mencapai tujuan perusahaan, sehingga untuk membuat nilai perusahaan seolah-olah baik, dilakukanlah manajemen laba Septiana, 2013. Manajer yang cakap tidak akan melakukan praktik manajemen laba karena manajer yang cakap mampu mengelola sumber daya perusahaan secara optimal dan mampu mencapai tingkat efisiensi yang diinginkan, serta mampu mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan dengan cara-cara yang paling baik. Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel kecakapan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap earning management. Penelitian ini menemukan bahwa kecakapan manajerial berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap manajemen laba. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Isnugrahadi dan Kusuma 2009 yang menemukan adanya hubungan positif antara kecakapan manajerial dengan manajemen laba. Berdasarkan hasil penelitian ini, ternyata dengan kenaikan tingkat kecakapan manajerial yang diukur melalui tingkat efisiensinya dalam mengelola sumber daya perusahaan, akan menyebabkan kenaikan juga pada manajemen laba. Pengaruh tidak signifikan ini menunjukkan bahwa ada beberapa kondisi dalam perusahaan yang tidak mendukung manajemen untuk bertindak jujur dalam melaporkan laba yang mencerminkan realitas ekonomi Isnugrahadi dan Kusuma, 2009. Selain kondisi dalam perusahaan, diduga terdapat faktor lain di luar perusahaan yang mendorong manajer melakukan manajemen laba, sehingga tingkat kecakapan yang tinggi tidak dapat menjamin manajer menghindari melakukan manajemen laba. Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Lina 2012 yang menemukan bahwa kecakapan manajerial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba. Hal ini berarti terdapat variabel-variabel selain kecakapan manajerial yang lebih berperan dalam mempengaruhi manajemen laba. 2 Pengaruh investment opportunity set terhadap earning management Investment opportunity set adalah set peluang investasi yang berfungsi sebagai prediktor pertumbuhan perusahaan. Investment opportunity set dalam penelitian ini menggunakan proksi market value to book value of assets. Nilai IOS dihitung dengan kombinasi dari berbagi jenis proksi yang menggambarkan nilai aktiva ditempat dan nilai kesempatan tumbuh perusahaan dimasa depan yang digambarkan berupa nilai pasar. IOS merupakan kombinasi dari nilai aktiva ditempat dan nilai kesempatan dimasa depan. Sesuai hasil uji t menunjukkan variabel investment opportunity set mempunyai hubungan negatif dan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Menurut hasil penelitian Wah 2002, perusahaan dengan investment opportunity yang tinggi lebih mungkin untuk mempunyai discretionary accrual akrual kelolaan yang tinggi, tetapi jika mereka mempunyai auditor dari Big 4 discretionary accrual akan menurun. Hasil ini mengindikasikan bahwa meskipun manajer dari perusahaan yang mempunyai investment opportunity yang tinggi cenderung untuk memanipulasi discretionary Universitas Sumatera Utara accrual, kecenderungan ini akan menurun jika perusahaan mereka mempunyai pengawasan audit yang lebih baik. 3 Pengaruh struktur modal terhadap earning management Struktur modal perusahaan menggambarkan perbandingan antara hutang jangka panjang dan modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan. Struktur modal dalam penelitian ini diproksikan dengan leverage karena untuk mengetahui seberapa besar aset perusahaan yang dibiayai oleh hutang perusahaan. Besarnya tingkat hutang perusahaan leverage dapat mempengaruhi tindakan manajemen laba. Sesuai dengan hasil uji t menunjukkan bahwa variabel ini tidak berpengaruh terhadap earning management. Hasil ini menjelaskan bahwa perusahaan yang memiliki hutang tinggi dapat berdampak pada risiko keuangan yang semakin besar yaitu kemungkinan perusahaan tidak mampu membayar utang utangnya. Adanya risiko gagal bayar ini menyebabkan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk mengatasi hal tersebut semakin besar sehingga akan menurunkan laba perusahaan. Oleh karena itu, jika tingkat leverage suatu perusahaan tinggi maka akan memiliki kecenderungan untuk melakukan manajemen laba yang besar. Manajemen perusahaan melakukan manajemen laba dengan tujuan untuk meningkatkan laba bersih perusahaan sebelum ditemukan pelanggaran perjanjian hutang. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Dira 2014 yang menyatakaan bahwa struktur modal mempunyai Universitas Sumatera Utara hubungan positif terhadap manajemen laba tetapi tidak signifikan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Irawaty 2012, menyimpulkan bahwa secara parsial struktur modal tidak berpengaruh signifikan terhadap discretionary accrual yang merupakan pengukuran earning management. 4 Pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap earning management Pertumbuhan penjualan merupakan indikator permintaan dan daya saing perusahaan dalam suatu industri. Laju pertumbuhan suatu perusahaan akan mempengaruhi kemampuan mempertahankan keuntungan dalam menandai kesempatan-kesempatan pada masa yang akan datang. Pertumbuhan penjualan tinggi,maka akan mencerminkan pendapatan meningkat sehingga pembayaran deviden cenderung meningkat. Hasil uji regresi berganda menunjukkan nilai koefisien variabel ini sebesar 0.292 dan hasil uji t menunjukkan bahwa variabel ini berpengaruh signifikan terhadap earning management. Hasil ini mengidentifikasikan bahwa perusahaan yang penjualannya naik atau turun berpengaruh signifikan terhadap pelaksanaan manajemen laba dalam suatu perusahaan. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Savitri 2014 yang menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap earning management. 5 Pengaruh pertumbuhan asset terhadap earning management Pertumbuhan aset yaitu perubahan peningkatan atau penurunan total aset yang dimiliki oleh perusahaan. Peningkatan asset akan diikuti dengan peningkatan hasil operasi dan kinerja sehingga akan memberikan dampak Universitas Sumatera Utara terhadap peningkatan laba dalam suatu perusahaan. Sesuai dengan hasil uji t menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan asset memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap manajemen laba. Arah positif menunjukkan semakin besar pertumbuhan aset maka semakin besar terjadi manajemen laba dan sebaliknya. Hasil ini tidak konsisten dengan penelitianyang dilakukan oleh Pangestti 2010 yang menyatakan bahwa pertumbuhan aset berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap praktik manajemen laba. 6 Pengaruh kecakapan manajerial, investment opportunity set, struktur modal, pertumbuhan penjualan, dan pertumbuhan aset terhadap earning management. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Earning Management Manajemen Laba. Proksi earning management yang digunakan adalah diskresioner akrual. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah modified Jones model. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu kecakapan manajerial, investment opportunity set, struktur modal, pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan aset. Berdasarkan hasil uji simultan uji F menunjukkan bahwa secara bersama-sama semua variabel independen tidak berpengaruh terhadap earning management. Hal ini terbukti bahwa uji simultan menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,05 artinya tidak lebih kecil dari 0,05 dan nilai F hitung F tabel 2,363 2,37. Universitas Sumatera Utara 7 Pengaruh good corporate governance sebagai variabel moderating dalam hubugan antara kecakapan manajerial, investment opportunity set, struktur modal, pertumbuhan penjualan, dan pertumbuhan aset terhadap earning management Good corporate governance adalah sistem, proses, dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan stakeholders terutama dalam arti sempit hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi demi tercapainya tujuan perusahaan. Konsep corporate governance diajukan demi tercapainya pengelolaan perusahaan yang lebih transparan bagi semua pengguna laporan keuangan. Dengan adanya corporate governance dalam perusahaan diharapkan dapat mengurangi atau mengeliminasi praktik-praktik manajemen laba yang terjadi dalam perusahaan. Dalam penelitian ini corporate governance menggunakan empat proksi yang akan dijelaskan satu per satu apakah mampu memoderasi hubugan antara variabel independen dengan dependen. Berikut ini akan dijelaskan proksi-proksi tersebut. Universitas Sumatera Utara 7.1 Pengaruh komite audit sebagai variabel moderating dalam hubugan antara kecakapan manajerial, investment opportunity set, struktur modal, pertumbuhan penjualan, dan pertumbuhan aset terhadap earning management Berdasarkan hasil uji residual, penelitian menunjukkan bahwa variabel komite audit adalah variabel moderating yang tidak dapat memengaruhi hubugan antara kecakapan manajerial, investment opportunity set, struktur modal, pertumbuhan penjualan, dan pertumbuhan aset terhadap earning management. Nilai signifikan lebih besar dari 0,05 dan memiliki arah negatif. Artinya, pada saat komite audit perusahaan tinggi akan memperlemah pengaruh kecakapan manajerial, investment opportunity set, struktur modal, pertumbuhan penjualan, dan pertumbuhan aset terhadap earning management. Dengan kata lain, pada komite audit meningkat pengaruh kecakapan manajerial, investment opportunity set, struktur modal, pertumbuhan penjualan, dan pertumbuhan aset terhadap earning management semakin melemah. Komite audit dibentuk dengan harapan keberadaan komite audit dapat mengurangi kecurangan yang dilakukan oleh manajemen, termasuk di dalamnya adalah manajemen laba. Namun, hasil penelitian ini memberikan hasil bahwa komite audit belum mampu menjadi pihak yang dapat memberikan kepastian terhadap integritas angka-angka akuntansi yang diberikan kepada manajemen sehingga belum dapat mengurangi manajemen laba dalam perusahaan. Universitas Sumatera Utara

7.2 Pengaruh komisaris independen sebagai variabel moderating dalam

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Deviden Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

2 116 92

Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Struktur Modal Dengan Kepemilikan Manajerial Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Jasa Di Bursa Efek Jakarta

8 60 69

Pengaruh Struktur Modal dan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 - 2013

1 86 98

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP INVESTMENT OPPORTUNITY SET PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

1 12 51

Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) dan GoodCorporate Governance (GCG) terhadap Kinerja Perusahaan

5 40 108

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, TINGKAT PERTUMBUHAN, UKURAN PERUSAHAAN DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN STRUKTUR MODAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

12 100 147

Analisis Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aset, dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Harga Saham Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 4 83

Pengaruh Earnings power dan Firm size Terhadap Earning Management dengan Good Corporate Governance sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufacturing yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012-2014

1 10 101

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Ukuran Perusahaan, dan Kebijakan Dividen terhadap Kebijakan Hutang dengan Investment Opportunity Set sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 3 92

ANALISIS PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN DENGAN STRUKTUR MODAL SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI

0 0 13