menunjukkan bahwa keberadaan komisaris independen tidak secara langsung dapat mengidentifikasi praktik manajemen laba yang dilakukan
manajer. Hal ini dapat dijelaskan, bahwa semakin besar komposisi anggota dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan,
kemungkinan dapat menyebabkan semakin menurunnya kemampuan dewan untuk melakukan fungsi pengawasan karena timbulnya masalah
dalam koordinasi, komunikasi, dan pembuatan keputusan. Selain hal tersebut juga berkaitan dengan independensi dewan komisaris baik secara
lembaga maupun pada tingkat individu yang berhubungan langsung dengan kualitas keputusan dewan komisaris terkait proses penyusunan
laporan keuangan.
7.3 Pengaruh kepemilikan institusional sebagai variabel moderating dalam
hubugan antara
kecakapan manajerial,
investment opportunity set, struktur modal, pertumbuhan penjualan, dan
pertumbuhan aset terhadap earning management
Berdasarkan hasil uji residual, penelitian ini menunjukkan pengaruh kepemilikan institusional sebagai variabel moderating dalam
hubugan antara kecakapan manajerial, investment opportunity set, struktur modal, pertumbuhan penjualan, dan pertumbuhan aset terhadap
earning management memiliki hubungan negatif dan memiliki pengaruh yang signifikan. Hal ini berarti bahwa kepemilikan institusional dapat
memoderasi pengaruh antara kecakapan manajerial, investment
Universitas Sumatera Utara
opportunity set,
struktur modal,
pertumbuhan penjualan,
dan pertumbuhan aset terhadap earning management.
Keberadaan investor institusional dianggap mampu menjadi mekanisme monitoring yang efektif dalam setiap keputusan yang diambil
oleh manajer. Hal ini disebabkan investor institusional terlibat dalam pengambilan keputusan yang strategis sehingga tidak mudah percaya
terhadap tindakan manipulasi laba. Para investor institusional dapat memotivasi para manajer agar tidak melakukan manajemen laba. Hal itu
dilakukan supaya dapat menambah kepercayaan para investor luar sehingga tetap berinvestasi dalam perusahaan. Tingkat kepemilikan
institusional yang tinggi juga akan menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor institusional sehingga dapat menghalangi
perilaku opportunistic manajer. Presentase saham tertentu yang dimiliki oleh institusi dapat mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan
yang tidak menutup kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai kepentingan pihak manajemen. Dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa
kepemilikan institusional dapat berpengaruh terhadap kebijakan manajer seperti manajemen laba. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan
Rahardja 2012 dan Wicaksono 2013 yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap praktik
manajemen laba.
Universitas Sumatera Utara
7.4 Pengaruh kepemilikan manajerial sebagai variabel moderating dalam