Analisis Regresi Variabel Moderating

4. Pertumbuhan Penjualan X4 Pertumbuhan penjualan memiliki nilai t hitung 2,322. Nilai t bernilai positif menunjukkan variabel ini mempunyai hubungan yang positif terhadap earning management. Hal ini menunjukkan nilai t hitung t tabel 2,322 2,001. Nilai signifikansi pertumbuhan penjualan 0,024 lebih kecil dari 0,05. Jadi dapat disimpulkan variabel pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan terhadap earning management. 5. Pertumbuhan Asset X5 Pertumbuhan asset memiliki nilai t hitung 2,107. Nilai t bernilai positif menunjukkan variabel ini mempunyai hubungan yang positif terhadap earning management. Hal ini menunjukkan nilai t hitung t tabel 2,107 2,001. Nilai signifikansi pertumbuhan asset 0,039 lebih kecil dari 0,05. Jadi dapat disimpulkan variabel pertumbuhan asset berpengaruh signifikan terhadap earning management.

4.6 Analisis Regresi Variabel Moderating

Uji yang digunakan untuk variabel moderating dalam penelitian ini adalah uji residual. Analisis ini ingin menguji pengaruh deviasi penyimpangan suatu model. Fokusnya adalah ketidakcocokan lack of fit yang dihasilkan dari deviasi hubungan linear antar variabel independen. Lack of fit ini ditunjukkan oleh nilai residual didalam regresi Ghozali, 2013. Untuk mengetahui apakah suatu variabel moderating yang digunakan dapat memoderasi hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat yaitu dengan melihat hasil dari nilai koefisien parameternya negatif dan memiliki nilai signifikan Sig. 0,05. Berikut ini akan Universitas Sumatera Utara dijelaskan pengaruh variabel moderating terhadap hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

1. Komite audit Tabel 4.14

Hasil Uji Residual dengan Komite Audit sebagai Variabel Moderating Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .056 .049 1.139 .259 Earning_Management -.007 .009 -.102 -.821 .414 a. Dependent Variable: ABSRES_1 Pada tabel tersebut telah disajikan koefisien parameternya dan nilai signifikansi dari earning management. Nilai koefisien parameternya sebesar - 0,007 dan nilai signifikansi variabel earning management sebesar 0,414 Sig. 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa komite audit tidak mampu memoderasi hubungan antara kecakapan manajerial, investment opportunity set, struktur modal, pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan asset terhadap earning management. Artinya bahwa variabel komite audit bukan merupakan variabel moderating yang dapat mempengaruhi hubungan antara kecakapan manajerial, investment opportunity set, struktur modal, pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan asset terhadap earning management. Universitas Sumatera Utara

2. Komisaris Independen Tabel 4.15

Hasil Uji Residual dengan Komisaris Independen sebagai Variabel Moderating Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .402 .095 4.252 .000 Earning_Management .018 .017 .130 1.051 .297 a. Dependent Variable: ABSRES_1 Pada tabel tersebut telah disajikan koefisien parameternya dan nilai signifikansi dari earning management. Nilai koefisien parameternya sebesar 0,018 dan nilai signifikansi variabel earning management sebesar 0,297 Sig. 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa komisaris independen tidak mampu memoderasi hubungan antara kecakapan manajerial, investment opportunity set, struktur modal, pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan asset terhadap earning management. Artinya bahwa variabel komisaris independen bukan merupakan variabel moderating yang dapat mempengaruhi hubungan antara kecakapan manajerial, investment opportunity set, struktur modal, pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan asset terhadap earning management. Universitas Sumatera Utara

3. Kepemilikan institusional Tabel 4.16

Hasil Uji Residual dengan Kepemilikan Institusional sebagai Variabel Moderating Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -.034 .452 -.076 .940 Earning_Management -.233 .081 -.337 -2.864 .006 a. Dependent Variable: ABSRES_1 Pada tabel tersebut telah disajikan nilai koefisien parameternya dan nilai signifikansi dari earning management. Nilai koefisien parameternya memiliki nilai negatif sebesar -0,233 dan nilai signifikansi variabel earning management sebesar 0,06 Sig. 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa kepemilikan institusional mampu memoderasi hubungan antara kecakapan manajerial, investment opportunity set, struktur modal, pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan asset terhadap earning management. Artinya bahwa variabel kepemilikan institusional memang merupakan variabel moderating yang dapat mempengaruhi hubungan antara kecakapan manajerial, investment opportunity set, struktur modal, pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan asset terhadap earning management. Universitas Sumatera Utara 4. Kepemilikan manajerial Tabel 4.17 Hasil Uji Residual dengan Kepemilikan Manajerial sebagai Variabel Moderating Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 3.474 .869 3.999 .000 Earning_Management -.056 .156 -.045 -.361 .719 a. Dependent Variable: ABSRES_1 Pada tabel tersebut telah disajikan nilai koefisien parameternya dan nilai signifikansi dari earning management. Nilai koefisien parameternya sebesar - 0,056 dan nilai signifikansi variabel earning management sebesar 0,719 Sig. 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial tidak mampu memoderasi hubungan antara kecakapan manajerial, investment opportunity set, struktur modal, pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan asset terhadap earning management. Artinya bahwa variabel kepemilikan manajerial bukan merupakan variabel moderating yang dapat mempengaruhi hubungan antara kecakapan manajerial, investment opportunity set, struktur modal, pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan asset terhadap earning management.

4.7 Pembahasan Hasil Penelitian 1

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Deviden Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

2 116 92

Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Struktur Modal Dengan Kepemilikan Manajerial Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Jasa Di Bursa Efek Jakarta

8 60 69

Pengaruh Struktur Modal dan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 - 2013

1 86 98

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP INVESTMENT OPPORTUNITY SET PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

1 12 51

Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) dan GoodCorporate Governance (GCG) terhadap Kinerja Perusahaan

5 40 108

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, TINGKAT PERTUMBUHAN, UKURAN PERUSAHAAN DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN STRUKTUR MODAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

12 100 147

Analisis Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aset, dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Harga Saham Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 4 83

Pengaruh Earnings power dan Firm size Terhadap Earning Management dengan Good Corporate Governance sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufacturing yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012-2014

1 10 101

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Ukuran Perusahaan, dan Kebijakan Dividen terhadap Kebijakan Hutang dengan Investment Opportunity Set sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 3 92

ANALISIS PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN DENGAN STRUKTUR MODAL SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI

0 0 13