terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta danatau anggota keluarganya.
Sistem jaminan sosial dirancang untuk mampu mensinkronisasikan penyelenggaraan berbagai bentuk jaminan sosial yang dilaksanakan oleh
beberapa penyelenggara agar dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi seluruh peserta. Program jaminan sosial diselenggarakan dengan menggunakan
mekanisme asuransi sosial,bantuan sosial, dan atau tabungan wajib yng bertujuan untuk menyediakan jaminan sosial bagi seluruh penduduk, guna memenuhi
kebutuhan dasar yang layak.
36
B. Jenis Jaminan Sosial dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional SJSN di Indonesia
SJSN adalah program negara yang bertujuan untuk memberi perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Melalui program ini,
setiap penduduk diharapkan dapat memenuhi kebutuhan hidup dasar yang layak apabila terjadi hal-hal yang dapat mengakibatkan hilangnya atau berkurangnya
pendapatan, karena menderita sakit, mengalami kecelakaan, kehilangan pekerjaan, memasuki usia lanjut, atau pensiun.
37
SJSN seperti yang tertuang dalam Pasal 4 UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional diselenggarakan berdasarkan pada prinsip-
prinsip:
36
Ibid.
37
Penjelasan atas UU No.40 Tahun 2004 paragraf ketiga
Universitas Sumatera Utara
1. Prinsip kegotong-royongan, prinsip ini diwujudkan dalam mekanisme gotong
royong dari peserta yang mampu kepada peserta yang kurang mampu dalam bentuk kepesertaan wajib bagi seluruh rakyat, peserta yang beresiko rendah
membantu yang beresiko tinggi dan peserta yang sehat membantu yang sakit. Melalui prinsip kegotongroyongan ini jaminan sosial dapat menumbuhkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 2.
Prinsip nirlaba, bahwa pengelolaan dana amanat tidak dimaksudkan untuk mencari keuntungan bagi badan penyelenggara jaminan sosial adalah untuk
memenuhi sebesar-besarnya kepentingan peserta. 3.
Prinsip keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, efisiensi dan efektifitas, prinsip-prinsip manajemen ini diterapkan dan mendasari seluruh kegiatan
pengelolaan dana yang berasal dari iuran peserta dan dari hasil pengembangan.
4. Prinsip kehati-hatian, pengelolaan dana secara cermat,teliti,aman dan tertib.
5. Prinsip akuntabilitas, pelaksanaan program dan pengelolaan keuangan yang
akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. 6.
Prinsip portabilitas, bahwa jaminan sosial yang dimaksud untuk memberikan jaminan yang berkelanjutan meskipun peserta berpindah pekerjaan atau
temapat tinggal, tetapi masih dalam wilayah negara kesatuan Republik Indonesia. Bertambah majunya pertumbuhan ekonomi lebih lancarnya
transportasi nusantara dan meluasnya usaha-usaha pemerintah maupun sektor swasta di seluruh nusantara menyebabkan penduduk akan lebih sering
berpindah-pindah.
Universitas Sumatera Utara
7. Prinsip kepesertaan yang bersifat wajib dimaksudkan agar seluruh rakyat
Indonesia menjadi peserta walaupun dalam penerapannya tetap menyesuaikan dan mempertimbangkan kemampuan ekonomi rakyat dan pemerintah serta
kelayakan penyelenggaraan program. Peserta dimulai dari pekerja pada sektor formal dan pekerja pada sektor informal yang dapat menjadi peserta acara
sukarela. 8.
Prinsip dana amanat, bahwa dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan titipan kepada badan-badan penyelenggaraan untuk dikelola
sebaik-baiknya dalam rangka mengoptimalkan dana tersebut untuk kesejahteraan peserta.
9. Prinsip hasil pengelolaan dana jaminan sosial nasional bahwa hasil berupa
deviden dari para pemegang saham dikembalikan untuk kepentingan peserta jaminan social.
Dengan demikian tampak jelas bahwa dengan hadirnya UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN dimaksudkan untuk memberikan jaminan dasar yang layak
bagi seluruh masyarakat karena itu menjadi kewajiban konstitusional pemerintah terhadap rakyatnya yang harus dikelola langsung oleh pemerintah agar terciptanya
suatu pemerataan dan keadilan di seluruh negara kesatuan Republik Indonesia. Jaminan dasar yang dimaksud merupakan kebutuhan dasar yang layak dan
meningkatkan martabatnya menuju terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur. Adapun jaminan tambahan yang juga di butuhkan
perlindungan sosial yang menjamin rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak.
Universitas Sumatera Utara
Dalam UU No.40 Tahun 2004, jenis program jaminan sosial yang hendak diselenggarakan meliputi:
1. Jaminan kesehatan
Program jaminan sosial yang diselenggarakan secara nasional dengan tujuan untuk menjamin agar peserta dan anggota keluarganya memperoleh
manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.
38
Manfaat Jaminan Kesehatan JK diberikan kepada peserta dengan jumlah keluarga lima orang, suamiistri dengan jumlah anak sampai tiga orang. Apabila
memiliki keluarga lebih dari lima orang, dapat mengikutsertakannya dengan membayar iuran tambahan, yang besarannya akan ditetapkan dengan Peraturan
Presiden.
39
Kekhususan program jaminan kesehatan dalam SJSN adalah Badan Penyelenggara harus mengembangkan sistem pelayanan kesehatan, sistem kendali
mutu pelayanan, dan sistem pembayaran pelayanan kesehatan untuk meningkatkan efisiensi jaminan kesehatan.
40
Pelaksanaan program jaminan kesehatan memerlukan persiapan yang matang agar kelangsungan program jaminan kesehatannya dapat terjamin
kelangsungan hidupnya.
38
Pasal 19 ayat 1 dan ayat 2, Pasal 20 ayat 2 UU No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
39
Pasal 28 ayat 1 dan ayat 2 UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
40
Pasal 24 ayat 3 UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
Universitas Sumatera Utara
2. Jaminan kecelakaan kerja
Program jaminan sosial yang diselenggrakan secara nasional dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pelayanan kesehatan dan
santunan uang tunai apabila ia mengalami kecelakaan kerja atau menderita penyakit akibat kerja.
41
Manfaat jaminan Kecelakaan kerja JKK yang berupa uang tunai diberikan sekaligus kepada ahli waris peserta yang meninggal dunia
atau pekerja yang cacat sesuai dengan tingkat kecacatan.
42
Dalam penyelenggaraan jaminan kecelakaan kerja, bagi PNS dan Anggota TNI, ternyata belum tercakup dalam program jaminan kecelakaan kerja. Oleh
karena itu, untuk memperluas cakupan peserta jaminan kecelakaan kerja, pemerintah sudah saatnya disarankan untuk melengkapi program jaminan sosial
bagi pegawai negeri sipil dan anggota TNIPolri dengan program jaminan kecelakaan kerja.
3. Jaminan hari tua
Program jaminan sosial yang diselenggarakan secara nasional dengan tujuan untuk menjamin agar peserta menerima uang tunai apabila memasuki masa
pensiun, mengalami cacat total tetap, atau meninggal dunia.
43
Manfaat diberikan sekaligus pada saat memasuki masa pensiun, meninggal dunia atau menderita kecacatan total tetap. Besaran manfaat sesuai dengan
akumulasi iuran yang telah disetorkan ditambah hasil pengembangannya.
41
Pasal 29 ayat 1 dan ayat 2 UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
42
Pasal 31 ayat 2 UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
43
Pasal 35 ayat 1 dan ayat 2 UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
Universitas Sumatera Utara
Meskipun demikian, pembayaran manfaat dapat diberikan sebagian setelah membayar iuran selama sepuluh tahun.
44
Apabila peserta meninggal dunia, maka manfaat akan diberikan kepada ahli warisnya.
45
Iuran ditetapkan berdasar persentase upah, menjadi beban pekerja dan pemberi kerja. Bagi peserta yang tidak menerima upah, iuran ditetapkan
berdasarkan angka nominal. Keduanya akan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
46
Dengan pilihan dua mekanisme iuran, yaitu asuransi sosial atau tabungan wajib, akan lebih menjamin manfaat bagi peserta. Bisa diberlakukan sebagai
tabungan, apabila peserta hidup sampai memasuki masa pensiun atau sebagai asuransi sosial apabila peserta meninggal sebelum masa pensiun.
4. Jaminan pensiun
Program jaminan sosial yang diselenggarakan secara nasional dengan tujuan untuk mempertahankan derajat kehidupan yang layak pada saat peserta
mengalami kehilangan atau berkurang penghasilannya karena memasuki usia pensiun atau mengalami cacat tetap total.
47
Manfaat jaminan pensiun terdiri dari pensiun hari tua, pensiun cacat, pensiun jandaduda, pensiun anak dan pensiun orang tua bagi peserta yang tidak
mempunyai anak.
44
Pasal 37 ayat 1 dan ayat 2 dan ayat 3 UU No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
45
Pasal 37 ayat 4 UU No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
46
Pasal 38 ayat 1 dan ayat 2 dan ayat 3 UU No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
47
Pasal 39 ayat 1 dan ayat 2 UU No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
Universitas Sumatera Utara
Bagi pekerja formal swasta, penyelenggaraan jaminan pensiun juga harus diselenggarakan dengan memerhatikan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992
tentang Dana Pensiun selanjutnya disebut dengan UU No. 11 Tahun 1992. Dalam hal ini, Dewan jaminan Sosial Nasional perlu merumuskan kebijakan
penyelenggaraan Jaminan Pensiun sehingga penyelenggaraan jaminan pensiun dapat diselaraskan dengan pelaksanaan UU No.11 Tahun 1992 serta Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang tenaga Kerja. Selain itu, juga harus memerhatikan perkembangan ekonomi pada umumnya, khususnya kemampuan
pemberi kerja. 5.
Jaminan kematian Program jaminan sosial yang diselenggarakan secara nasional dengan
tujuan untuk memberikan santunan kematian yang dibayarkan kepada ahli waris peserta yang meninggal dunia.
48
Manfaat jaminan kematian ditetapkan berdasarkan angka nominal dan diberikan tiga hari setelah peserta meninggal.
49
Semula juga dirancang jaminan pemutusan hubungan kerja, namun karena baru
menerbitkan Undang-Undang
Nomor 13
Tahun 2003
tentang ketenagakerjaan, di mana masalah pesangon berhenti bekerja PHK telah
tertampung, rancangan itu dibatalkan.
50
Berdasarkan jenis-jenis program jaminan sosial, program jaminan sosial dapat yang bersifat jangka pendek, yaitu program jaminan sosial yang dapat
48
Pasal 43 ayat 1 dan ayat 2 UU No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
49
Pasal 45 ayat 1 dan ayat 2 UU No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
50
Sulastomo, Op.cit., hlm. 20-29.
Universitas Sumatera Utara
segera dinikmati pesertanya misalnya program jaminan kesehatan dan program jangka panjang program jaminan pensiunhari tua, yang baru dapat dinikmati
setelah bertahun-tahun menjadi peserta. Keduanya saling terkait sebab adanya jaminan hari tua dan pensiun juga dapat berdampak rasa aman ketika usia masih
muda. Penyelenggaraan program jaminan sosial dewasa ini diselenggarakan oleh
PT Jamsostek bagi tenaga kerja swasta, PT Askes Indonesia dan PT Taspen bagi pegawai negeri dan penerima pensiun, PT Asabri bagi purnawirawan TNIPolri.
Dari penyelenggaraan program jaminan sosial selama ini dapat disimpulkan bahwa pendekatan kelompok menjadi ciri utama penyelenggaraan. Demikian juga
status peserta dalam pemberian manfaat. Bagi pegawai negeri dan penerima pensiun, program jaminan kesehatan dibebankan pada peserta, sementara bagi
tenaga kerja swasta, menjadi beban pemberi kerja. Ada program jaminan pensiun bagi PNSTNIPolri yang diselenggarakan dengan sistem
“membayar sambil jalan pay as you go
yang mana perlu dilakukan perubahan sistem menjadi “yang di simpan funded agar tidak memberatkan APBN dan menyesuaikan dengan UU
No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN dan program jaminan pensiun bagi kelompok lainnya.
Ada program jaminan kecelakaan kerja bagi tenaga kerja swasta, yang tidak diberikan pada PNSTNIPolri. Selain itu, ada kelompok masyarakat,yang
iuran jaminan sosialnya ditanggung oleh pemerintah, dalam bentuk “bantuan iuran”. Manfaatnya, sudah disesuaikan dengan kemampuan pemerintah manfaat
minimal sebagaimana prinsip Welfare State Model.
51
Welfare State adalah suatu
51
Sulastomo, Op.Cit., hlm.45-46.
Universitas Sumatera Utara
sistem yang memberi peran lebih besar kepada negara pemerintah dalam pembangunan
kesejahteraan sosial
yang terencana,
melembaga dan
berkesinambungan. welfare state meyakini bahwa negara memiliki kewajiban untuk menyediakan warga negara nya akan standar hidup yg layak. Karena setiap
negara memiliki standar yg berbeda-beda, yang berhubungan langsung dengan batas kemampuan negara.
52
C. Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan di Indonesia