BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem jaminan sosial nasional merupakan sistem perlindungan sosial bagi seluruh rakyat. Perlindungan sosial memiliki peran strategis untuk
menghadapi kerentanan vulnerability yang disebabkan oleh risiko alam ataupun risiko ekonomi. Sebagaimana diketahui bahwa Indonesia merupakan salah satu
wilayah rawan bencana dan dampak bencana yang terjadi mengakibatkan diharuskannya merelokasi anggaran untuk membangun kembali infrasturktur yang
rusak. Bencana juga telah mengakibatkan banyak keluarga kehilangan harta benda dan jiwa, sehingga hal ini cukup menyulitkan dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Sistem jaminan sosial nasional pada dasarnya merupakan program negara
yang mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak dan memperoleh jaminan apabila mengalami kecelakaan dan memberikan kepastian
perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial selanjutnya
disebut dengan UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN merupakan upaya nyata, kesungguhan dan komitmen pemerintah untuk memberikan jaminan kepada
seluruh rakyatnya.
2
2
Zaelani, ”Komitmen Pemerintah dalam Penyelenggaraan Jaminan Sosial
Nasional”,Journal Legislasi Indonesia Vol.9 No.2-Juli 2012, hlm. 192-193.
Universitas Sumatera Utara
Undang-undang sistem jaminan sosial nasional menetapkan 5 lima program jaminan sosial, yaitu jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja,
jaminan hari tua, dan jaminan pensiun. Jaminan pensiun merupakan salah satu program jaminan sosial yang diselenggarakan secara nasional dengan tujuan
untuk mempertahankan derajat kehidupan yang layak pada saat peserta mengalami kehilangan atau berkurang penghasilannya karena memasuki usia
pensiun atau mengalami cacat tetap total.
3
Perintah transformasi kelembagaan badan penyelenggara jaminan sosial diatur dalam UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
Selanjutnya, pembentukan badan penyelenggara jaminan sosial selanjutnya disebut dengan BPJS dan transformasi badan penyelenggara diatur rinci dalam
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial selanjutnya disebut dengan UU No. 24 Tahun 2011. BPJS adalah badan
hukum yang dibentuk dengan undang-undang untuk menyelenggarakan program jaminan sosial.
4
Penjelasan umum undang-undang BPJS alinea keempat mengemukakan bahwa undang-undang badan penyelenggara jaminan sosial merupakan
pelaksanaan Pasal 5 ayat 1 dan Pasal 52 UU No. 40 Tahun 2004 tentang sistem jaminan sosial nasional pasca putusan Mahkamah Konstitusi. Kedua pasal ini
mengamanatkan pembentukan BPJS dan transformasi kelembagaan PT Askes Persero, PT ASABRI Persero, PT Jamsostek Persero dan PT TASPEN
3
Pasal 39 ayat 1 dan ayat 2 UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
4
Pasal 1 angka 6 UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
Universitas Sumatera Utara
Persero menjadi BPJS untuk mempercepat terselenggaranya sistem jaminan sosial nasional bagi seluruh rakyat. Transformasi kelembagaan keempat persero
tersebut diikuti adanya pengalihan peserta, program, aset dan liabilitas, serta hak, kewajiban, dan pegawai.
5
Dengan undang-undang BPJS dibentuk dua badan penyelenggara jaminan sosial, yaitu BPJS kesehatan dan BPJS ketenagakerjaan. BPJS kesehatan
menyelenggarakan program jaminan kesehatan dan BPJS ketenagakerjaan menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan
pensiun, dan jaminan kematian. Dengan terbentuknya kedua badan Penyelenggara jaminan sosial tersebut jangkauan kepesertaan program jaminan sosial akan
diperluas secara bertahap. Undang-undang BPJS hanya mengatur pengalihan program jaminan hari
tua dan jaminan pensiun yang dikelola oleh PT Taspen dan PT Asabri kepada BPJS ketenagakerjaan paling lambat tahun 2029. Pemerintah harus mengaturnya
lebih lanjut dalam peraturan pemerintah.
6
Program pensiun merupakan kompensasi yang diberikan karyawan dengan harapan perusahaan akan memiliki
daya saing dan nilai tambah dalam usaha mendapatkan karyawan yang berkualitas dan professional. Perusahaan menyelenggarakan program pensiun bagi pekerja
menurut ketentuan atau kesepakatan bersama dengan serikat pekerja. Sebagian pelaku usaha sudah memiliki program pensiun atau pesangon
melalui dana pensiun yang bersifat sukarela, baik itu dana pensiun pemberi kerja
5
Penjelasan Umum alinea keempat UU No. 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
6
Pasal 65 dan Pasal 66 UU No. 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
Universitas Sumatera Utara
maupun dana pensiun lembaga keuangan. Yang terjadi di Indonesia sekarang ini, hasil
pada data Biro Pusat Statistik selanjutnya disebut dengan BPS hingga Agustus 2014, jumlah angkatan kerja sudah mencapai 121.9 juta. Penduduk yang
bekerja mencapai 114,63 juta orang terdiri dari pekerja formal mencapai 42,38 juta orang dan pekerja informal mencapai 72.25 juta orang
7
. Artinya, dari jumlah itu hanya sekitar 37 persen dari mereka yang bekerja di sektor formal sementara
sisanya sekitar 63 persen pekerja informal berkuras dengan tenaga sendiri baik sebagai buruh kasar, pekerja tidak tetap, pekerja keluarga dan pekerja serabutan
yang menggantungkan hidup demi masa depan mereka. Ironisnya, dari pekerja formal itupun yang tercover jaminan sosial dari BPJS ketenagakerjaan,
diperkirakan tidak lebih dari 40 juta pekerja. Saat terjadi ledakan pensiunan di
tahun 2040 nanti, dimungkinkan para pensiunan akan hidup dibawah standar kebutuhan hidup layak KHL. Inilah masalah ketenagakerjaan di Indonesia, masa
pensiun yang belum pasti menghantui jutaan pekerja.
8
Seiring dengan usaha pemerintah untuk ikut serta menjamin dan meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat, bentuk peningkatan ini
diselenggarakan dalam program jaminan pensiun yang merupakan tabungan bagi pekerja yang akan diberikan secara perbulan ketika sudah memasuki usia pensiun.
Pemberian secara berkala setiap bulannya untuk dapat menyambung hidup di kala memasuki usia pensiun.
7
http:possore.com20141127akankah-program-dana-pensiun-untuk-kesejahterakan- pekerja-bisa-terealisasi diakses tanggal 13 Oktober 2015
8
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Pemerintah telah memberlakukan program jaminan pensiun melalui Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program
Jaminan Pensiun selanjutnya disebut dengan PP No. 45 Tahun 2015 yang mulai efektif pada tanggal 1 Juli 2015. Besaran iuran program jaminan pensiun
ditetapkan 3 yang berasal dari pemberi kerja 2 dan dari pekerja 1 .
9
Upah maksimum yang digunakan sebagai dasar perhitungan iuran ditetapkan
Rp7.000.000,-.
10
Program jaminan pensiun akan dikelola oleh BPJS ketenagakerjaan sebagai lembaga bentukan Pemerintah, yang dulu bernama
Jamsostek. Program jaminan pensiun ini bersifat wajib. Jaminan pensiun diberikan dalam bentuk manfaat pasti apabila memenuhi
persyaratan minimal masa iuran 15 tahun dibayarkan secara berkala.
11
Dan apabila masa iuran kurang dari 15 tahun maka dibayarkan sekaligus.
12
Jenis manfaat pensiun ini terdiri dari: manfaat pensiun hari tua, manfaat pensiun cacat,
manfaat pensiun jandaduda, manfaat pensiun anak, dan manfaat pensiun orang tua.
13
Tidak ada yang tumpang tindih antara BPJS ketenagakerjaan dengan program dana pensiun. Setiap pelaku usaha atau pemberi kerja dapat
9
Pasal 28 ayat 3 PP No.45 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun.
10
Pasal 29 ayat 2 PP No.45 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun.
11
Pasal 24 ayat 1 PP No.45 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun.
12
Pasal 24 ayat 2 PP No.45 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun.
13
Manfaat Pensiun Hari Tua MPHT adalah hak peserta berakhir bila meninggal dunia, Manfaat Pensiun Cacat MPC adalah hak pensiun berakhir bila meninggal atau bekerja kembali,
Manfaat Pensiun Janda atau Duda MPJD adalah hak pensiun berakhir bila jandaduda meninggal atau menikah kembali, Manfaat Pensiun Anak MPA adalah hak pensiun berakhir saat mencapai
usia 23 tahun, bekerja atau menikah, Manfaat Pensiun Orang Tua MPOT adalah manfaat pensiun berakhir pada saat ayah atau ibu penerima manfaat meninggal dunia.
Universitas Sumatera Utara
mengikutsertakan pekerjanya ke dalam program employee benefits, baik bersifat wajib atau sukarela. Keduanya memiliki orientasi untuk menyiapkan
kesejahteraan pekerja agar tetap hidup layak disaat tidak bekerja lagi. Keduanya bersifat saling melengkapi untuk kemaslahatan pekerja. Karena pekerja adalah
asset penting pelaku usaha. Dimana program ini bersifat jangka panjang yang baru dapat dinikmati setelah bertahun-tahun menjadi peserta. Jaminan ini dapat
bedampat rasa aman ketika usia masih muda. Rasa aman itu bisa terwujud kalau manusia dapat terjamin dari berbagai ancaman, baik yang datang secara tiba-tiba
atau alamiah, yang bisa berdampak pada menurunnya kemampuan ekonomi dan sosialnya. Ancaman itu pada dasarnya merupakan risiko ekonomi yang
disebabkan oleh kejadian atau risiko menurunnya pendapatan seseorang.
14
PT. Perkebunan Sumatera Utara Persero merupakan badan usaha milik daerah BUMD provinsi sumatera utara. Perusahaan tersebut merupakan
perusahaan swasta yang bergerak di bidang perkebunan yang memiliki banyak pekerja ataupun karyawan. PT. Perkebunan Sumatera Utara telah menyediakan
porsi anggaran untuk dana pensiun dari perolehan laba yang diperoleh setiap tahunnya. Sistem pensiun di PT. Perkebunan Sumatera Utara, yakni sistem
pensiun tebas dan sistem pensiun bulanan. Sistem pensiun tebas merupakan pembayaran upah uang pensiun secara langsung sebesar 60 enam puluh bulan
dari besarnya pensiun, dan sistem pensiun bulanan merupakan pembayaran upah uang pensiun di tanggung perusahaan setiap bulannya sampai pensiunan tersebut
meninggal dunia dan tunjangan janda berakhir sampai janda tersebut meninggal
14
Sulastomo, Sistem Jaminan Sosial Nasional Sebuah Introduksi Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,2008, hlm. 4.
Universitas Sumatera Utara
atau menikah lagi. Dalam praktek yang dijalankan perusahaan selama ini, karyawan merupakan pihak yang berhak menentukan sistem pensiun yang mereka
inginkan sehingga perusahaan tidak dapat memperkirakan dana yang harus dikeluarkan setiap tahunnya.
Berdasarkan data di atas, perlu di bahas masalah jaminan pensiun di perusahaan PT.Perkebunan Sumatera Utara. Untuk lebih diketahui secara rinci
mengenai program baru dari pemerintah yang di wajibkan kepada semua perusahaan untuk mendaftarkan pekerjanya ke Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial BPJS dan bagaimana perusahaan tersebut melaksakan program tersebut. Oleh sebab itu, penulis merasa tertarik untuk menguraikan dan meneliti
sehingga dipilih judul skrip si tersebut “Pelaksanaan Program Jaminan Pensiun
Pada PT. Perkebunan Sumatera Utara Berdasarkan UU No. 24 Tahun 2011 Tentang BPJS”.
B. Rumusan Masalah