Tinjauan Umum Jaminan Pensiun

BAB III PENGATURAN HUKUM TENTANG JAMINAN PENSIUN SEBAGAI BAGIAN DARI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN

A. Tinjauan Umum Jaminan Pensiun

BPJS adalah badan hukum yang dibentuk dengan undang-undang untuk menyelenggarakan program jaminan sosial. 76 Badan penyelenggara jaminan sosial menurut UU SJSN adalah transformasi dari badan penyelenggara jaminan sosial yang sekarang telah berjalan dan dimungkinkan untuk membentuk badan penyelenggara baru sesuai dengan dinamika perkembangan jaminan sosial. 77 BPJS kesehatan dan BPJS ketenagakerjaan adalah badan hukum publik menurut UU BPJS. Tiga kriteria di bawah ini digunakan untuk menentukan bahwa Badan Penyelenggara Jaminan Sosial merupakan badan hukum publik, yaitu: a. Cara pendiriannya atau terjadinya badan hukum itu, diadakan dengan konstruksi hukum publik, yaitu didirikan oleh penguasa negara dengan undang-undang; b. lingkungan kerjanya, yaitu dalam melaksanakan tugasnya badan hukum tersebut pada umunya dengan publik dan bertindak dengan kedudukan yang sama dengan publik; 76 Pasal 1 angka 6 UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. 77 Penjelasan paragraf 11 UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Universitas Sumatera Utara c. wewenangnya, badan hukum tersebut didirikan oleh penguasa Negara dan diberi wewenang untuk membuat keputusan, ketetapan, atau peraturan yang mengikat umum. BPJS merupakan badan hukum publik karena memenuhi ketiga persyaratan tersebut di atas. Ketiga persyaratan tersebut tercantum dalam berbagai norma dalam UU BPJS, yaitu: 1 BPJS dibentuk dengan UU No.24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. 78 2 BPJS berfungsi untuk menyelenggarakan kepentingan umum, yaitu SJSN yang berdasarkan asas kemanusiaan, manfaat dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 79 3 BPJS diberi delegasi kewenangan untuk membuat aturan yang mengikat umum. 80 4 BPJS bertugas mengelola dana publik, yaitu dana jaminan sosial untuk kepentingan peserta. 81 5 BPJS berwenang melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan peserta dan pemberi kerja dalam memenuhi kewajibannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan jaminan social nasional. 82 78 Pasal 5 UU No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. 79 Pasal 2 UU No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. 80 Pasal 48 ayat 3 UU No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. 81 Pasal 10 huruf d UU No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. 82 Pasal 11 huruf c UU No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Universitas Sumatera Utara 6 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial bertindak mewakili Negara Republik Indonesia sebagai anggota organisasi atau lembaga internasional. 83 7 Pengangkatan anggota Dewan Pengawas dan anggota Direksi oleh Presiden, setelah melalui proses seleksi publik. 84 UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS membentuk dua badan yaitu BPJS kesehatan dan BPJS ketenagakerjaan. 85 Namun, terbentuknya BPJS sebagai satu- satunya badan penyelenggara program jaminan sosial harus membuka diri terhadap pihak swasta seperti badan penyelenggara jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat BAPEL JPKM yang bergerak dalam bidang pelayanan jaminan kesehatan untuk bersinergi dalam mewujudkan jaminan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang sudah ada. Pembentukan dan pengoperasian BPJS melalui serangkaian tahapan, yaitu: 1. Pengundangan UU No. 40 Tahun 2004 Tentang SJSN pada 19 Oktober 2004; 2. pembacaan Putusan Mahkamah Konstitusi atas perkara No.007PUU-III2005 pada 31 Agustus 2005; 3. pengundangan UU No.24 Tahun 2011 Tentang BPJS pada 25 November 2011; 4. pembubaran PT Askes dan PT Jamsostek pada 1 Januari 2014; 5. pengoperasian BPJS kesehatan dan BPJS ketenagakerjaan pada 1 Januari 2014; 83 Pasal 51 ayat 3 UU No.24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. 84 Pasal 11 huruf f UU No.24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. 85 Pasal 5 ayat 1 dan ayat 2 UU No.24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Universitas Sumatera Utara BPJS kesehatan adalah badan hukum publik yang bertanggungjawab kepada Presiden dan berfungsi menyelenggarakan program jaminan kesehatan. 86 Pada 1 Januari 2014 pemerintah mengoperasikan BPJS kesehatan atas perintah UU BPJS. 87 Sejak BPJS kesehatan beroperasi menyelenggarakan program jaminan kesehatan nasional, terjadi pengalihan program-program pelayanan kesehatan perorangan kepada BPJS kesehatan. Mulai 1 Januari 2014 terjadi pengalihan program sebagai berikut: a. Kementerian kesehatan tidak lagi menyelenggarakan program jaminan kesehatan masyarakat jamkesmas; b. kementerian pertahanan, tentara nasional Indonesia,dan kepolisian republik Indonesia tidak lagi menyelenggarakan program pelayanan kesehatan bagi pesertanya, kecuali untuk pelayanan kesehatan tertentu berkaitan dengan kegiatan operasionalnya, yang ditetapkan dengan Peraturan Presiden; c. PT Jamsostek persero tidak lagi menyelenggarakan program jaminan pemelihara kesehatan. BPJS ketenagakerjaan adalah badan hukum publik yang bertanggungjawab kepada Presiden dan berfungsi menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun dan jaminan kematian. 88 86 Pasal 7 ayat 1 dan ayat 2, Pasal 9 ayat 1 UU No.24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. 87 Pasal 60 ayat 1 UU No.24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. 88 Pasal 7 ayat 1 dan ayat 2, Pasal 9 ayat 2 UU No.24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Universitas Sumatera Utara Pada 1 Januari 2014, Pemerintah mengubah PT Jamsostek Persero menjadi BPJS ketenagakerjaan atas perintah UU BPJS. 89 Pada saat PT Jamsostek berubah menjadi BPJS ketenagakerjaan pada 1 Januari 2014, terjadi serangkaian peristiwa sebagai berikut: 1 PT Jamsostek dinyatakan bubar tanpa likuidasi. 2 Semua aset dan liabilitas, serta hak dan kewajiban PT Jamsostek Persero dialihkan kepada BPJS Ketenagakerjaan. 3 Semua pegawai PT Jamsostek Persero menjadi pegawai BPJS Ketenagakerjaan. 4 Menteri Badan Usaha Milik Negara BUMN selaku Rapat Umum Pemegang Saham mengesahkan laporan posisi keuangan penutup PT Jamsostek Persero setelah dilakukan audit oleh kantor akuntan publik. 5 Menteri keuangan mengesahkan laporan posisi keuangan pembuka BPJS jamsostek dan laporan posisi keuangan pembuka dana jaminan ketenagakerjaan. 6 BPJS ketenagakerjaan melanjutkan penyelenggaraan program jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian dan jaminan hari tua yang selama ini telah diselenggarakan oleh PT Jamsostek, termasuk menerima peserta baru sampai dengan 30 Juni 2015. 89 Pasal 62 ayat 1 dan 2 UU No.24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Universitas Sumatera Utara BPJS ketenagakerjaan menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua dan jaminan pensiun sesuai dengan ketentuan UU SJSN bagi seluruh pekerja di Indonesia. 90 1. Program jaminan kecelakaan kerja Kecelakaan kerja sebagai salah satu jenis risiko kerja, sangat mungkin terjadi dimana pun dan dalam bidang pekerjaan apa pun. Akibat dari kecelakaan kerja bermacam-macam,mulai dari luka ringan,luka parah, cacat sebagian, cacat fungsi, bahkan meninggal dunia. Memberikan rasa aman dalam melakukan pekerjaan merupan tanggung jawab pengusaha melalui pengalihan risiko kepada BPJS ketenagakerjaan dengan membayar iuran JKK bagi tenaga kerjanya yang jumlahnya berkisar antara 0,24 - 1,74 dari upah sebulan, sesuai kelompok risiko jenis usaha. JKK merupakan jamainan yang memberikan kompensasi dan rehabilitasi bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan pada saat mulai berangkat bekerja sampai tiba kembali di rumah atau menderita penyakit yang berkaitan dengan pekerjaannya. 2. Program jaminan kematian Jaminan kematian JK diperuntukkan bagi ahli waris tenaga kerja peserta BPJS ketenagakerjaan yang meninggal dunia bukan karena kecelakaan kerja. JK diperlukan untuk membantu meringankan beban keluarga dalam bentuk biaya pemakaman dan uang santunan. Program ini memberikan manfaat kepada keluarga tenaga kerja seperti: 90 Asih Eka Putri, Paham BPJS Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Jakarta:Friedrich Ebert Stiftung,2014, hlm. 7-18. Universitas Sumatera Utara a. Santunan kematian Rp14.200.000,- b. Biaya pemakaman Rp2.000.000,- c. Santunan berkala Rp200.000,-bulan selama 24 bulan atau dapat diambil sekaligus dimuka. 3. Program jaminan hari tua Program JHT merupakan program penghimpunan dana yang ditujukan sebagai simpanan yang dapat dipergunakan oleh peserta,terutama jika penghasilan yang bersangkutan terhenti karena berbagai sebab, seperti meninggal dunia,cacat total tetap atau telah mencapai usia pensiun 55 tahun. Manfaat JHT akan dibayarkan kepada peserta berdasarkan akumulasi dan hasil pengembangannya, jika peserta memenuhi salah satu persyaratan berikut: a. Mencapai umur 55 tahun atau meninggal dunia atau cacat total tetap. b. Mengalami PHK setelah menjadi peserta sekurang-kurangnya lima tahun dengan masa tunggu satu bulan. c. Menjadi warga negara asing dengan pergi ke luar negeri dan tidak kembali atau menjadi Pegawai Negeri Sipil PNSTNIPOLRI. 4. Program jaminan pensiun Jaminan pensiun adalah jaminan sosial yang bertujuan untuk mempertahankan derajat kehidupan yang layak bagi peserta danatau ahli warisnya dengan memberikan penghasilan setelah peserta memasuki usia pensiun, mengalami cacat total tetap, atau meninggal dunia. Manfaat pensiun adalah sejumlah uang yang dibayarkan setiap bulan kepada peserta yang memasuki usia pensiun, mengalami cacat total tetap, atau Universitas Sumatera Utara kepada ahli waris bagi peserta yang meninggal dunia. Jaminan pensiun memiliki prinsip keseimbangan kesinambungan seperti: a. Affordability, dimana manfaat harus didesain agar mampu dibiayai oleh perusahaan dan tenaga kerja. b. Adequacy, dimana manfaat harus dapat menyediakan nilai minimum pengganti penghasilan yang layak dan besarnya output manfaat seharusnya sesuai dengan besarnya input besarnya iuran dan masa iuran. c. Sustainability, dimana memiliki ketahanan dana jangka panjang untuk membiayai program actuarial fund lifeAFL dalam rangka memastikan kestabilan ekonomi makro. Jaminan pensiun berdasarkan prinsip asuransi sosial atau tabungan wajib 91 , mempertahankan derajat kehidupan yang layak saat peserta kehilangan atau berkurang penghasilannya karena memasuki usia pensiun atau mengalami cacat total tetap 92 , yang mana Jaminan Pensiun diselenggarakan berdasarkan manfaat pasti 93 dan berwujud uang tunai yang diberikan setiap bulan 94 , persyaratan menerima manfaat bulanan memiliki masa iur minimal 15 tahun 95 , dan yang tidak memenuhi persayaratan mendapatkan seluruh akumulasi iuran ditambah hasil pengembangannya 96 . 91 Pasal 39 ayat 1 UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. 92 Pasal 39 ayat 2 UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. 93 Pasal 3 UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. 94 Pasal 41 ayat 1 UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. 95 Pasal 41 ayat 4 UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. 96 Pasal 41 ayat 4 UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Universitas Sumatera Utara

B. Syarat- syarat Penerimaan dan Pembayaran Jaminan Pensiun