Aspek kelembagaan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan

pelayanan kesehatan dalam paket pemeliharaan tambahan diberikan sesuai dengan kesepakatan antara badan penyelenggara dengan peserta. Badan Penyelenggara PT. Jamsostek wajib: a. Memberikan kartu pemeriksaan kesehatan kepada setiap peserta; b. Memberikan keterangan yang perlu diketahui peserta mengenai paket pemeliharaan kesehatan yang diselenggarakan. Dalam hal tertentu yang ditetapkan oleh menteri yang bertanggung jawab dalam bidang ketenagakerjaan,tenaga kerja atau suami atau istri atau anak dapat memperoleh pelayanan pemeliharaan kesehatan di luar pelaksana pelayanan kesehatan yang ditunjuk Badan Penyelenggara PT. Jamsostek. 59

D. Aspek kelembagaan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan

Badan Usaha Milik Negara persero penyelenggara jaminan sosial terdiri dari PT Askes, PT Asabri, PT Jamsostek, PT Taspen. Keempatnya adalah badan hukum privat yang didirikan sesuai ketentuan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara selanjutnya disebut dengan UU No. 19 Tahun 2003 dan tatakelolanya tunduk pada ketentuan yang diatur dalam Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Empat badan privat yang terdiri dari persekutuan modal dan bertanggung jawab kepada pemegang saham. Keempatnya bertindak sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh dan sesuai dengan keputusan pemilik saham yang tergabung dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. 59 Zulaini Wahab,Op.cit.,hlm.151-158 Universitas Sumatera Utara Misi yang dilaksanakan oleh keempat Persero tersebut merujuk pada peraturan perundangan yang mengatur program-program jaminan sosial bagi berbagai kelompok pekerja. Walaupun program-program jaminan sosial yang tengah berlangsung saat ini diatur dalam peraturan sama, yaitu menyelenggarakan program jaminan sosial untuk menggairahkan semangat kerja para pekerja. 60 Program jamsostek diselenggarakan dengan pertimbangan selain untuk memberikan ketenangan kerja juga karena dianggap mempunyai dampak positif terhadap usaha-usaha peningkatan disiplin dan produktifitas tenaga kerja. 61 Program jamsostek diselenggarakan untuk memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, serta merupakan penghargaan kepada tenaga kerja yang telah menyumbangkan tenaga dan pikirannya kepada perusahaan tempat mereka bekerja. 62 Sebaliknya di era SJSN, BPJS merepresentasikan negara dalam mewujudkan hak konstitusional warga Negara atas jaminan sosial dan hak atas penghidupan yang layak. Penyelenggaraan jaminan sosial berbasis kepada hak konstitusional setiap orang dan sebagai wujud tanggungjawab Negara sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 H ayat 3 dan Pasal 34 ayat 2. Penyelenggaraan sistem jaminan sosial berdasarkan asas antara lain asas kemanusiaan yang berkaitan dengan martabat manusia. 63 60 Asih Eka Putri, Transformasi Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial, Journal Legislasi Indonesia Vol. 9 No.2 – Juli 2012, hlm. 240-241. 61 Penjelasan umum alinea ke-2 UU No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. 62 Penjelasan umum alinea-7 UU No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. 63 Penjelasan Pasal 2 UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Universitas Sumatera Utara UU BPJS mengatur ketentuan pembubaran dan pengalihan PT Askes dan PT Jamsostek . Ketentuan pembubaran BUMN Persero tidak berlaku bagi pembubaran PT Askes dan PT Jamsostek. 64 UU BPJS tidak jelas mengatur apakah ketentuan ini berlaku bagi pembubaran dan transformasi PT Asabri dan PT Taspen . Proses transformasi keempat BUMN persero tersebut tidaklah sederajat. Ada tiga derajat transformasi dalam UU BPJS. Tingkat tertinggi adalah transformasi tegas. UU BPJS dengan tegas mengubah PT Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan, membubarkan PT Jamsostek dan mencabut Undang- Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jamsostek. Tingkat kedua adalah transformasi tidak tegas. UU BPJS tidak secara eksplisit mengubah PT Askes menjadi BPJS Kesehatan, maupun pencabutan peraturan perundangan terkait pembentukan PT Askes. UU BPJS hanya menyatakan pembubaran PT Askes menjadi BPJS Kesehatan sejak beroperasinya BPJS Kesehatan pada 1 Januari 2014. Perubahan PT Askes menjadi BPJS Kesehatan tersirat dalam kata pembubaran PT Askes dan beroperasinya BPJS Kesehatan. Tingkat ketiga adalah tidak bertransformasi. UU BPJS tidak menyatakan perubahan maupun pembubaran PT Asabri dan PT Taspen. UU BPJS hanya mengalihkan program dan fungsi kedua persero sebagai pembayar pensiun ke BPJS Ketenagakerjaan selambatnya pada tahun 2029. 64 Pasal 67 UU No. 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Universitas Sumatera Utara Disamping terdapat tingkatan transformasi, UU BPJS menetapkan dua kriteria proses transformasi BPJS. UU BPJS memberi tenggat 2 tahun sejak pengundangan UU BPJS pada 25 November 2011 kepada PT Askes dan PT Jamsostek untuk beralih dari perseroan menjadi badan hukum publik BPJS. Namun, saat mulai beroperasi BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan terpaut 1,5 tahun. BPJS sebagai badan hukum publik ditandai oleh ketentuan di bawah ini: a. Dibentuk dengan undang-undang 65 b. Berfungsi untuk menyelenggarakan kepentingan umum, yaitu Sistem Jaminan Sosial Nasional SJSN yang berdasarkan asas kemanusiaan, manfaat dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia 66 c. Diberi delegasi kewenangan untuk membuat aturan yang mengikat umum 67 d. Bertugas mengelola dana publik, yaitu dana jaminan sosial untuk kepentingan peserta 68 e. Berwenang melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan peserta dan pemberi kerja dalam memenuhi kewajibannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan jaminan sosial nasional 69 f. Bertindak mewakili Negara Republik Indonesia sebagai anggota organisasi atau lembaga internasional 70 65 Pasal 5 Undang-Undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. 66 Pasal 2 Undang-Undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. 67 Pasal 48 ayat 3 Undang-Undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. 68 Pasal 10 huruf d Undang-Undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. 69 Pasal 11 huruf c Undang-Undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. 70 Pasal 51 ayat 3 Undang-Undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Universitas Sumatera Utara g. Berwenang mengenakan sanksi administratif kepada peserta atau pemberi kerja yang tidak memenuhi kewajibannya 71 h. Pengangkatan Anggota Dewan Pengawas dan Anggota Direksi oleh Presiden, setelah melalui proses seleksi publik 72 Kriteria pertama adalah transformasi simultan. PT Askes pada waktu yang sama bertransformasi menjadi BPJS Kesehatan dan beroperasi. Mulai 1 Januari 2014 PT Askes berubah menjadi BPJS Kesehatan dan pada saat yang sama BPJS Kesehatan menyelenggarakan program jaminan kesehatan sesuai ketentuan UU SJSN. Kriteria kedua adalah transformasi bertahap. PT Jamsostek bertransformasi dan beroperasi secara bertahap. Pada 1 Januari 2014, PT Jamsostek bubar dan berubah menjadi BPJS Ketenagakerjaan, namun tetap melanjutkan penyelenggaraan tiga program PT Jamsostek, jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian dan jaminan hari tua. BPJS Ketenagakerjaan diberi waktu 1,5 tahun untuk menyesuaikan penyelenggaraan ketiga program tersebut dengan ketentuan UU SJSN dan menambahkan program jaminan pensiun ke dalam pengelolaannya. Selambat-lambatnya pada 1 Juli 2015, BPJS Ketenagakerjaan telah menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua dan jaminan pensiun sesuai UU SJSN. 73 Dalam hal ini transformasi PT Jamsostek dilakukan dalam dua tahap. 71 Pasal 11 huruf f Undang-Undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. 72 Pasal 28 sd Pasal 30 Undang-Undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. 73 Asih Eka Putri, Op.Cit., hlm. 245-246. Universitas Sumatera Utara Tahap pertama adalah masa peralihan PT Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan berlangsung selama 2 tahun, mulai 25 November 2011 sampai dengan 31 Desember 2013. Tahap pertama diakhiri dengan pendirian BPJS Ketenagakerjaan pada 1 Januari 2014. Tahap Kedua adalah tahap penyiapan operasionalisasi BPJS Ketenagakerjaan untuk penyelenggaraan program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun dan jaminan kematian sesuai dengan ketentuan UU SJSN. Persiapan tahap kedua berlangsung selambat-lambatnya hingga 30 Juni 2015 dan diakhiri dengan beroperasinya BPJS Ketenagakerjaan untuk penyelenggaraan keempat program tersebut sesuai dengan ketentuan UU SJSN selambatnya pada 1 Juli 2015. Selama masa persiapan, Dewan Komisaris dan Direksi PT Jamsostek ditugasi untuk menyiapkan: a. Pengalihan program jaminan kesehatan Jamsostek kepada BPJS Kesehatan. b. Pengalihan asset dan liabilitas, pegawai serta hal dan kewajiban program jaminan pemeliharaan kesehatan PT Jamsostek ke BPJS Kesehatan. c. Penyiapan beroperasinya BPJS Ketenagakerjaan berupa pembangunan system dan prosedur bagi penyelenggaraan program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun dan jaminan kematian, serta sosialisasi program kepada publik. d. Pengalihan aset dan liabilitas, pegawai serta hak dan kewajiban PT Jamsostek ke BPJS Ketenagakerjaan. Universitas Sumatera Utara Penyiapan pengalihan aset dan liabilitas, pegawai serta hak dan kewajiban PT Jamsostek ke BPJS Ketenagakerjaan mencakup penunjukan kantor akuntan publik untuk melakukan audit atas: a. Laporan keuangan penutup PT Askes b. Laporan posisi keuangan pembukaan BPJS Kesehatan,dan c. Laporan posisi keuangan pembukaan dana jaminan kesehatan. Seperti halnya pembubaran PT ASKES, pada 1 Januari 2014 PT Jamsostek dinyatakan bubar tanpa likuidasi dan PT Jamsostek berubah menjadi BPJS Ketenagakerjaan. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1995 tentang Penetapan Badan Penyelenggara Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja JAMSOSTEK dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi. Semua aset dan liabilitas serta hak dan kewajiban hukum PT Jamsostek menjadi aset dan liabilitas serta hak dan kewajiban hukum BPJS Ketenagakerjaan. Semua pegawai PT Jamsostek menjadi pegawai BPJS Ketenagakerjaan. Pada saat pembubaran, Menteri BUMN selaku RUPS mengesahkan laporan posisi keuangan penutup PT Jamsostek setelah dilakukan audit oleh kantor akuntan publik. Menteri Keuangan mengesahkan posisi laporan keuangan pembukaan BPJS Ketenagakerjaan dan laporan posisi keuangan pembukaan dana jaminan ketenagakerjaan. Sejak 1 Januari 2014 hingga selambat-lambatnya 30 Juni 2015, BPJS Ketenagakerjaan melanjutkan penyelenggaraan tiga program yang selama ini diselenggarakan oleh PT Jamsostek, yaitu program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua dan jaminan kematian, termasuk menerima peserta baru. Universitas Sumatera Utara Penyelenggaraan ketiga program tersebut oleh BPJS Ketenagakerjaan masih berpedoman pada ketentuan Pasal 8 sampai dengan Pasal 15 UU Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jamsostek. Selambat-lambatnya pada 1 Juli 2015, BPJS Ketenagakerjaan beroperasi sesuai dengan ketentuan UU SJSN. Seluruh pasal UU Jamsostek dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun dan jaminan kematian sesuai dengan ketentuan UU SJSN untuk seluruh pekerja kecuali Pegawai Negeri Sipil, Anggota TNI dan POLRI. Untuk pertama kali, Presiden mengangkat dewan komisaris dan direksi PT jamsostek menjadi anggota dewan pengawas dan anggota direksi BPJS ketenagakerjaan untuk jangka waktu paling lama 2 tahun sejak BPJS ketenagakerjaan mulai beroperasi. 74 Ketentuan ini berpotensi menimbulkan kekosongan pimpinan dan pengawas BPJS ketenagakerjaan di masa transisi, mulai saat pembubaran PT Jamsostek pada 1 Januari 2014 hingga beroperasinya BPJS Ketenagakerjaan pada 1 Juli 2015. 75 74 Pasal 63 UU No.24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. 75 Asih Eka Putri, Op.Cit., hlm. 247-249. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang