sapi tua berwarna merah pucat, berserabut halus dengan sedikit pucat, konsistensi liat, serta bau dan rasa sangat beraroma Fikar, 2010.
Daging sapi yang mutunya baik biasanya hanya diperoleh sekitar 40 dari berat hewan secara keseluruhan dan sekitar 70 dari berat karkas. Karkas
merupakan bagian tulang dan daging yang telah terpisah dari kepala, kulit, kaki dan jeroan Darmono, 1998.
2.1.2 Produksi Daging Sapi Lokal
Sapi pedaging secara umum terdiri dari dua jenis sapi utama yaitu Bos taurus
dan Bos indicus. Jenis sapi lainnya di luar dari jenis sapi utama berasal dari hasil perkawinan silang antara sapi dengan spesies lain seperti banteng, bison
dan kerbau yang disebut dengan Bos bibos. Sedangkan untuk Indonesia jenis sapi
yang dijadikan sebagai sumber daging adalah Sapi Bali, Sapi Ongole, Sapi PO Peranakan Ongole dan Sapi Madura Tim Karya Mandiri, 2009.
Ternak sapi potong sebagai salah sumber makanan berupa daging. Produktivitas daging sapi saat ini masih sangat memprihatinkan karena
volumenya masih jauh dari target yang dibutuhkan konsumen. Hal ini dikarenakan produksi daging sapi yang masih rendah dan dipengaruhi oleh tingkat
populasi ternak sapi yang masih jauh dari jangkauan. Sebagian besar ternak sapi potong masih diusahakan dalam skala kecil, dengan penggunaan lahan dan modal
yang masih terbatas Sugeng, 2000. Menurut Dwiyanto 2006, masalah produksi dan reproduksi sapi
pedaging belum optimal. Waktu rata-rata umur sapi Indonesia untuk pertama melahirkan masih lambat yaitu lebih dari 4,5 tahun dan jarak kelahiran yang
panjang hingga 18 bulan. Hal ini perlu adanya manajemen perawatan ternak
Universitas Sumatera Utara
sehingga dapat mempercepat umur sapi melahirkan menjadi 3,5 tahun. Perawatan yang baik, seekor sapi mampu menghasilkan 1 ekor anak dalam setahun. Sapi
betina yang produktif jika dipelihara dengan baik, mampu menghasilkan anak 2-3 ekor sepanjang hidupnya.
Produksi daging sapi disetiap daerah umumnya berbeda-beda tergantung dari ketersediaan sapi lokal dan tingkat kebutuhan. Adapun jumlah produksi
daging sapi di beberapa daerah di Sumatera Utara. Tabel 4. Produksi Daging Sapi di Sumatera Utara 2011
KabupatenKota Produksi Ton
Nias 69,10
Mandailing Natal 370,33
Tapanuli Selatan 217,22
Tapanuli Tengah 103,63
Tapanuli Utara 49,17
Toba Samosir 51,14
Labuhan Batu 341,35
Asahan 988,65
Simalungun 1.644,03
Dairi 60,46
Karo 2.064,15
Deli Serdang 2.678,79
Langkat 663,33
Nias Selatan 15,22
Humbang Hasundutan 6,73
Pakpak Bharat 15,90
Samosir 63,02
Serdang Bedagai 75,57
Batu Bara 1.722,01
Padang Lawas 187,60
Padang Lawas Utara 1.677,93
Labuhan Batu Utara 203,64
Labuhan Batu Selatan 23,45
Sibolga 19,08
Tanjung Balai 147,34
Pematang Siantar 112,49
Tebing Tinggi 151,20
Medan 3.233,36
Binjai 930,31
Padang Sidempuan 392,97
Nias Utara 11,06
Nias Barat 4,99
Gunung Sitoli 4,11
Jumlah 18.299,35
Sumber: Dinas Peternakan Sumatera Utara, 2013
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 4, Produksi daging sapi di Provinsi Sumatera Utara mencapai 18.299,35 ton, dengan produksi terbanyak di Kota Medan mencapai
3.233,36 ton, sedangkan untuk produksi terendah berada pada daerah Gunung Sitoli sebesar 4,11 ton pada tahun 2011.
2.1.3 Impor Sapi