Dari hasil keputusan musyarah keempat golongan tersebut, maka anak beru mulai melaksanakan hasil keputusan itu. Keputusan pertama, dimana kalimbubu karo mergana
menunjuk tempat pembentukan kampung toraja berneh yang diadakan di lingkungan Tambak Emas lebih kurang 1 km sebelah timur dari desa ini. Kondisi desa ini awalnya bagaikan hutan
belantara yang dihuni oleh binatang buas dan berbisa, sehingga golongan anak beru dibekali obat-obatan oleh kalimbubu karo mergana seperti obat-obatan dan semapang kuno. Setelah
selesai penebangan maka dibuatlah perumahandarurat dan mereka pun menanam padi disana. Perkampungan Toraja Berneh di Lau Njulu ini berada di sebelah kanan pembangunan
jalan kabupaten Karo dengan kabupaten Langkat yang dibangun oleh pemerintah orde baru, dan puluhan tahun kemudian pindah lagi kira-kira 0,5 km ke selatan dari lau njulu tersebut.
Perpindahan tersebut membawadampak yang baik, karena sarana lalu lintas dari Toraja Berneh kabupaten Karo ke Telagah kabupaten Langkat semakin baik dan semakin sering dilalui.
Demikian sejarah terjadinya kampung Toraja Berneh, yang sekarang lebih dikenal dengan desa Kuta Rayat.
Adapun batas-batas wilayah desa Kuta Rayat adalah sebagai berikut: 1. Sebelah Timur
: Desa Kebayaken 2. SebelahBarat
: Desa Kuta Gugung 3. Sebelah Utara
: Hutan Negara 4. Sebelah Tenggara : Desa Sigarang-garang
3.3 Objek Penelitian
Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desa Bekerah, desa Simacem, desa Sigarang-garang dan desa Kuta Rayat dari Kecamatan Naman Teran. Alasan peneliti
memilih keempat desa-desa tersebut karena keempat desa tersebut termasuk daerah yang paling terdampak akibat erupsi Gunung Sinabung ini. Desa Bekerah dan desa Simacem harus direlokasi
ke desa Siosar untuk melanjutkan kehidupannya karena tidak memungkinkan bagi mereka untuk kembali ke desa tersebut. Sementara itu, desa Sigarang-garang dan desa Kuta Rayat merupakan
desa yang paling lama berada di posko pengungsian yang berasal dari Kecamatan Naman Teran. Banyak hal yang bisa didapatkan melihat situasi dari keempat desa tersebut sehingga sangat
menarik untuk diteliti. Peneliti tertarik untuk melihat peranan komunikasi bencana dalam proses
rehabilitasi dan rekonstruksi di keempat desa tersebut.
Universitas Sumatera Utara
3.4 Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan peran strategis dalam sebuah penelitian karena hal inilah yang akan menjadi sumber data yang akan diamati. Pada penelitian kualitatif, responden atau
subjek penelitian disebut dengan istilah informan, yaitu orang yang akan memberi informasi seputar data yang diinginkan peneliti berkaitan dengan penelitian yang sedang dilaksanakan.
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti memutuskan yang menjadi informan penelitian ini adalah beberapa dari pihak yang terkait yaitu humasmedia centre, jurnalis yang mewakili media dan
perwakilan dari Pemkab Karo. Termasuk juga dengan pengungsi dari desa Bekerah, pengungsi dari desa Simacem, pengungsi dari desa Sigarang-garang dan pengungsi dari desa Kebayaken
dijadikan sebagai informan untuk melengkapi data dan informasi yang dibutuhkan peneliti dalam penelitian ini.
3.5 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran adalah hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan hasil penelitian yang dicapai dapat mengantarkan penelitian pada
rumusan hipotesa Nawawi, 2001: 40. Kerangka pemikiran menggambarkan bagaimana suatu permasalahan penelitian dijabarkan. Dalam penelitian ini, kerangka pemikirannya digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 1.3 Kerangka Pemikiran
3.6 Teknik Pengumpulan Data