3. Guru Sibaso Dukun dahulu masyarakat desa Bekerah mempercayai Guru Sibaso, oleh sebab itu, jika ada anggota keluarga mereka yang sakit mereka membawanya ke Rumah
Sakit dan juga ke Guru Sibaso ertambar kuta. 4. Kepercayaan yang mereka anut adalah masih menyembah roh nenek moyang, batu-batu,
kayu besar dan juga ercibal belo. 5. Masyarakat penduduknya adalah Suku Karo. Kepala Desa, September 2014
Sebelum Gunung Sinabung meletus jumlah penduduk Desa Bekerah sebanyak 338 jiwa 115 kepala keluarga rata-rata per KK adalah 293. Jumlah penduduk dari tahun ketahun
mengalami peningkatan, hal ini disebabkan adanya angka kelahiran yang tinggi oleh karena penduduk Desa Bekerah pada umumnya menikah di usia muda. Penduduk Desa Bekerah
mayoritas penduduknya adalah suku Batak Karo sebagai suku asli yang mendiami daerah ini. Namun setelah Gunung Sinabung meletus penduduk Desa Bekerah diungsikan kebeberapa posko
pengsungsian salah satunya adalah posko Universitas Karo UKA. Penduduk Desa Bekerah yang berada di posko pengungsian Universitas Karo UKA bertambah 10 orang dengan adanya
kelahiran bayi sehingga jumlah penduduk Desa Bekerah menjadi 348 jiwa. Desa Bekerah berada di Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo Provinsi Sumatra
Utara. Adapun batasan-batasan Desa Bekerah adalah sebagai berikut: 1. Sebelah Barat
: Berbatasan dengan hutan lindung Sinabung 2. Sebelah Selatan
: Berbatasan dengan desa Suka Meriah 3. Sebelah Timur
: Berbatasan dengan desa Gamber 4. Sebelah Utara
: Berbatasan dengan desa Simacem
3.2.2 Gambaran Umum desa Simacem
Desa Simacem merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Naman Teran, Kabupaten Karo. Nama Simacem simalem berasal dari sebuah mata air yang asam dan dalam
terjemahan bahasa Karo, simacem berarti asam sedangkan simalem artinya cantikindah. Dari situlah asal muasal nama dari desa Simacem simalem. Selain itu, ternyata sumber mata air di
desa itu memiliki keunikan lain dari mata air biasanya. Rasa air yang dihasilkan pun sedikit berasa asam seperti air jeruk nipis namun air dari sumber mata air tersebut segar dan dapat
diminum.
Universitas Sumatera Utara
Kebanyakan masyarakat desa di sana bermata pencarian sebagai petani dan juga berkebun dan berladang.Selain dari keunikkan air asam di desa tersebut, ternyata masih ada banyak lagi hal
yang perlu dijelajahi. Diantaranya objek wisata pendakian gunung Sinabung, berkunjung ke kebun buah dan sayuran serta objek wisata Lau Kawar.
Untuk melakukan pendakian ke gunung Sinabung dapat melalui rute Lau Kawar yang berada tepat dibawah kaki gunung tersebut atau dapat juga dilalui melalui desa yang terdekat.
Tapi sayang sekali, prasarana ke tiap desa belum sepenuhnya ada, masih jarang ditemukan alat transportasi dan belum lagi didukung keadaan jalan yang rusak dan berlubang.Pendakian ke
gunung Sinabung memakan waktu lebih kurang 3 jam tanpa istirahat. Tapi semua rasa lelah itu akan hilang ketika sudah dapat mencapai puncak gunung. Namun perlu diberitahu kepada para
pendaki agar tetap waspada terhadap aktivitas gunung Sinabung yang masih dalam status gunung api aktif.
Sangat disayangkan, erupsi Gunung Sinabung yang terus-menerus menerpa desa ini menjadikan desa ini layaknya seperti kota mati, tanpa penghuni. Hanya debu vulkanik yang
bertebaran disana sini. Akibatnya, penduduk desa harus rela untuk meninggalkan tanah leluhurnya itu. Tidak memungkinkan bagi penduduk untuk melanjutkan kehidupan di desa
sehingga mereka harus di relokasi ke tempat yang jauh lebih aman dari erupsi Gunung Sinabung.
3.2.3 Gambaran Umum desa Sigarang-garang