Gambaran Umum desa Sigarang-garang Gambaran Umum desa Kuta Rayat

Kebanyakan masyarakat desa di sana bermata pencarian sebagai petani dan juga berkebun dan berladang.Selain dari keunikkan air asam di desa tersebut, ternyata masih ada banyak lagi hal yang perlu dijelajahi. Diantaranya objek wisata pendakian gunung Sinabung, berkunjung ke kebun buah dan sayuran serta objek wisata Lau Kawar. Untuk melakukan pendakian ke gunung Sinabung dapat melalui rute Lau Kawar yang berada tepat dibawah kaki gunung tersebut atau dapat juga dilalui melalui desa yang terdekat. Tapi sayang sekali, prasarana ke tiap desa belum sepenuhnya ada, masih jarang ditemukan alat transportasi dan belum lagi didukung keadaan jalan yang rusak dan berlubang.Pendakian ke gunung Sinabung memakan waktu lebih kurang 3 jam tanpa istirahat. Tapi semua rasa lelah itu akan hilang ketika sudah dapat mencapai puncak gunung. Namun perlu diberitahu kepada para pendaki agar tetap waspada terhadap aktivitas gunung Sinabung yang masih dalam status gunung api aktif. Sangat disayangkan, erupsi Gunung Sinabung yang terus-menerus menerpa desa ini menjadikan desa ini layaknya seperti kota mati, tanpa penghuni. Hanya debu vulkanik yang bertebaran disana sini. Akibatnya, penduduk desa harus rela untuk meninggalkan tanah leluhurnya itu. Tidak memungkinkan bagi penduduk untuk melanjutkan kehidupan di desa sehingga mereka harus di relokasi ke tempat yang jauh lebih aman dari erupsi Gunung Sinabung.

3.2.3 Gambaran Umum desa Sigarang-garang

Penduduk desa Sigarang-garang awalnya berasal dari desa Badiken. Kampung di desa Badiken itu padat akan penduduk. Seiring dengan berjalannya waktu, terjadilah satu musibah yang sangat mengerikan di desa Badiken tersebut. Menurut ceritanya, kutu anjing hampir sebesar babi mewabah dan menyerang penduduk desa di Badiken tersebut. Jadi, pindahlah penduduk ke desa Sigarang-garang. Dikatakan desa Sigarang-garang karena penduduk desa yang mau masuk kesana harus “nggarang”. Sebelum masuk ke desa tersebut, penduduk harus melewati duri pada batang kayu yang sangat tajam. Untuk menghindari duri tersebut penduduk desa harus merangkak untuk masuk atau dalam bahasa karo “nggarang”. Sehingga penduduk desa menamakannya desa Sigarang-garang. Beberapa kali keturunan di desa Sigarang-garang, maka terjadilah bencana erupsi Gunung Sinabung. Sebelumnya, mayoritas penduduk desa ini mata pencahariannya adalah Universitas Sumatera Utara sebagai petani. Lahan yang subur dan tandus menjadikan desa ini sebagai salah satu lahan yang sangat cocok untuk ditanami. Erupsi Gunung Sinabung beberapa tahun terakhir ini menjadikan lahan tidak bisa lagi ditanami. Bahkan, penduduk desa harus rela mengungsi ke berbagai tempat untuk mengurangi resiko bencana. Perasaan yang kacau ditambah ketidakjelasan merupakan potret baru penduduk desa Sigarang-garang. Hidup dalam carut marut bencana ini membuat penduduk desa memutar otak demi kelangsungan hidupnya. Lebih baik mandiri atau tetap bertahan di posko pengungsian. Erupsi yang terus terjadi ditambah lahar dingin yang sering keluar menambah ketakutan bagi penduduk desa. Itulah keadaan sekarang di desa Sigarang-garang. Penduduk desa hanya berharap bencana erupsi Gunung Sinabung ini segera berakhir.

3.2.4 Gambaran Umum desa Kuta Rayat

Menurut cerita orang tuanenek moyang pembentukan dan pembangunan kampungan Toraja Berneh atau Kuta Rayat dilaksanakan oleh 4 golongan yaitu: • Golongan kalimbubu karo merganabermarga karo-karo • Golongan kalimbubu puang taneh • Golongan anak beru • Golongan guru dukun Adapun fungsi dari golongan-golongan tersebut diatas adalah sebagai berikut: 1. Golongan kalimbubukaro mergana, berfungsi sebagai penanggung jawab terhadap segala peralatan yang diperlukan, termasuk peralatan bidang keamanan dan lain-lain. 2. Golongan kalimbubu puang taneh, berfungsi sebagai hakim tertinggidan penasehat. 3. Golongan anak beru, berfungsi sebagai pelaksana pembentukanpembangunan kampung toraja berneh, pelaksana pembangunan rumah darurat, pelaksana keamanan, pelaksana perhubungan, dan pelaksana adat dan seni budaya. 4. Golongan guru dukun, berfungsi sebagai penentu kapan waktudimulai pelaksanaan pembentukan kampung toraja berneh, yang sekarang dikenal dengan Kuta Rayat. Selain itu gurujuga berfungsi menyelidiki tanda-tanda penyakit yang bakal terjadi yang merupakan menjadi penghalang dalam pembentukan kampung nantinya, sehingga gurujuga harus menyediakan obat-obatan untuk berbagai jenis penyakit yang dianggap bakal muncul. Universitas Sumatera Utara Dari hasil keputusan musyarah keempat golongan tersebut, maka anak beru mulai melaksanakan hasil keputusan itu. Keputusan pertama, dimana kalimbubu karo mergana menunjuk tempat pembentukan kampung toraja berneh yang diadakan di lingkungan Tambak Emas lebih kurang 1 km sebelah timur dari desa ini. Kondisi desa ini awalnya bagaikan hutan belantara yang dihuni oleh binatang buas dan berbisa, sehingga golongan anak beru dibekali obat-obatan oleh kalimbubu karo mergana seperti obat-obatan dan semapang kuno. Setelah selesai penebangan maka dibuatlah perumahandarurat dan mereka pun menanam padi disana. Perkampungan Toraja Berneh di Lau Njulu ini berada di sebelah kanan pembangunan jalan kabupaten Karo dengan kabupaten Langkat yang dibangun oleh pemerintah orde baru, dan puluhan tahun kemudian pindah lagi kira-kira 0,5 km ke selatan dari lau njulu tersebut. Perpindahan tersebut membawadampak yang baik, karena sarana lalu lintas dari Toraja Berneh kabupaten Karo ke Telagah kabupaten Langkat semakin baik dan semakin sering dilalui. Demikian sejarah terjadinya kampung Toraja Berneh, yang sekarang lebih dikenal dengan desa Kuta Rayat. Adapun batas-batas wilayah desa Kuta Rayat adalah sebagai berikut: 1. Sebelah Timur : Desa Kebayaken 2. SebelahBarat : Desa Kuta Gugung 3. Sebelah Utara : Hutan Negara 4. Sebelah Tenggara : Desa Sigarang-garang

3.3 Objek Penelitian