5.3.2. Penerapan Lean Principle
Lean principle adalah prinsip-prinsip dalam filosofi lean yang dapat digunakan perusahaan untuk mengurangi pemborosan. Berdasarkan hasil
pengamatan dan pengolahan data, ditemukan bahwa PTPN IV Adolina perlu menerapkan pull system dan minimum inventory.
1. Pull System
Salah satu prinsip dalam lean yang belum diterapkan oleh PTPN IV Adolina adalah pull system. Pull system dapat diartikan sebagai proses produksi yang jumlah
produksi pada satu stasiun kerja ditentukan oleh kebutuhan pada stasiun kerja setelahnya. Dalam kaitannya dengan rantai pasok, pull system dapat diadopsi
dengan mengatur agar output dari satu aktivitas sesuai dengan permintaan aktivitas setelahnya. Alat yang dapat digunakan dalam penerapan pull system ini adalah
kanban.
PTPN IV Adolina dapat menggunakan kanban di antara stasiun yang menimbulkan WIP, yaitu antara stasiun penebah dan perebusan, antara stasiun
perebusan dan sortasi, serta antara stasiun sortasi dan penimbangan. Penggunaan kanban dapat dilihat pada future state map pada Gambar 5.5.
2. Minimum Inventory
Dalam prinsip lean, inventori dikategorikan sebagai pemborosan waste yang perlu terus diminimisasi. Dalam PTPN IV Adolina inventori tidak dapat
dihindarkan, karena pengambilan CPO yang tidak dapat dikendalikan oleh pihak PTPN IV Adolina.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengantisipasi pengambilan CPO yang tidak teratur dari konsumen, PTPN IV Adolina selama ini selalu menjaga tingkat persediaannya sebesar 300 ton
CPO di dalam tangki. Dalam penelitian ini, dilakukan perhitungan inventori optimal untuk PTPN IV Adolina. Untuk menghitung inventori optimal dibutuhkan
data pengambilan CPO yang dapat dilihat pada Tabel 5.7.
Tabel 5.7. Data Pengambilan CPO Bulan Mei 2016 No
Tanggal Pengambilan ton
1 2
45,48 2
3 147,99
3 4
4 5
5 6
6 7
172,26 7
8 8
9 214,39
9 10
105,53 10
11 144,89
11 12
12 13
195,62 13
14 166,91
14 15
15 16
145,89 16
17 128,54
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.7. Data Pengambilan CPO Bulan Mei 2016 Lanjutan No
Tanggal Pengambilan ton
17 18
220,57 18
19 19
20 168,76
20 21
172,53 21
22 22
23 112,98
23 24
133,38
Tingkat persediaan optimal dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : PO = PR + Z x Sd
Keterangan: PO = Persediaan optimal PR = Pengambilan rata-rata
Z = Faktor pengali berdasarkan service level Sd = Standar deviasi
Dari data pada tabel 5.7. diperoleh PR sebesar 98,944 ton dan standar deviasi 82,006 ton. Perusahaan mengharapkan service level 95 sehingga nilai Z
= 1,645, sehingga PO dapat dihitung sebagai berikut. PO = 98,944 + 1,645 x 82,006
PO = 98,944 +134,901 PO = 233,845 ton
Universitas Sumatera Utara
5.3.3. Penggambaran Future State Map