Latar Belakang Permasalahan PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Pertumbuhan dalam kompetisi pasar membuat setiap perusahaan membutuhkan perubahan dalam rantai pasok. Manajemen rantai pasok sangat penting untuk performansi, minimisasi biaya, dan kepuasan pelanggan. Penggunaan konsep lean yang mengeliminasi waste dapat membuat rantai pasok menjadi lebih efisien dan kompetitif. Sebuah rantai pasok yang lean sangat penting bagi perusahaan untuk bersaing di pasar saat ini. PTPN IV Adolina merupakan perusahaan bergerak di dalam pengolahan buah kelapa sawit menjadi minyak sawit CPO dan inti PKO. Dari hasil pengamatan awal ditemukan bahwa PTPN IV Adolina tidak dapat berproduksi pada beberapa hari tertentu. Hal ini berkaitan dengan kebijakan perusahaan untuk tidak berproduksi sebelum adanya kepastian pasokan harian bahan baku berupa TBS sebanyak 720 ton. Data produksi CPO PTPN IV Adolina pada tanggal 16 Mei 2016 sampai 21 Mei 2016 dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1. Data Produksi CPO PTPN IV Adolina No. Tanggal Kapasitas ton Realisasi ton Selisih ton 1. 16 Mei 2016 120 132,14 +12,14 2. 17 Mei 2016 120 118,45 -1,55 3. 18 Mei 2016 120 117,36 -2,64 Universitas Sumatera Utara Tabel 1.1. Data Produksi CPO PTPN IV Adolina Lanjutan No. Tanggal Kapasitas ton Realisasi ton Selisih ton 4. 19 Mei 2016 120 124,84 +2,84 5. 20 Mei 2016 120 -120 6. 21 Mei 2016 120 114,72 -5,28 Sumber : Bagian Produksi PTPN IV Adolina Selain itu PTPN IV Adolina juga sering mengalami kelebihan pasokan. Hal ini disebabkan oleh sistem pengadaan TBS yang dilakukan oleh pihak kebun sendiri dan kebun luar. Untuk memenuhi kebutuhan 720 ton TBS per hari diambil dari kebun sendiri lalu kekurangannya diambil dari kebun luar. Masalah terjadi karena penyedia TBS kebun luar yang terdiri dari 6 pihak hanya mengantarkan TBS sesuai hasil panen yang diperoleh tanpa informasi mengenai sisa kebutuhan TBS. Akibatnya, sering terjadi penumpukan truk pengangkut TBS kebun luar yang harus menunggu hingga TBS tersebut dibutuhkan. Data mengenai pasokan TBS dapat dilihat pada Tabel 1.2. Tabel 1.2. Data Pasokan TBS PTPN IV Adolina No. Tanggal Kebutuhan ton Kebun Sendiri ton Kebun Luar ton Selisih ton 1. 16 Mei 2016 720 564,83 234,22 +79,05 2. 17 Mei 2016 720 537,98 221,29 +118,32 3. 18 Mei 2016 720 528,37 125,72 +52,41 Universitas Sumatera Utara Tabel 1.2. Data Pasokan TBS PTPN IV Adolina Lanjutan No. Tanggal Kebutuhan ton Kebun Sendiri ton Kebun Luar ton Selisih ton 4. 19 Mei 2016 720 547,29 140,43 +20,13 5. 20 Mei 2016 720 533,33 92,11 -74,43 6. 21 Mei 2016 720 286,45 107,10 +319,12 Sumber : Bagian Penimbangan PTPN IV Adolina Dalam kajian lean, terhentinya produksi akibat pasokan TBS yang tidak mencukupi dapat dikategorikan sebagai kegiatan menunggu waiting. Waiting adalah terhentinya kegiatan tenaga kerja atau mesin akibat komponen yang belum tiba. Sedangkan penumpukan truk pengangkut TBS akibat kelebihan pasokan dapat dikategorikan sebagai persediaan yang tidak perlu unnecessary inventory. Unnecessary inventory adalah persediaan yang tidak dibutuhkan perusahaan dalam kelangsungan proses bisnisnya. Menurut Pujawan 2005, waiting dan unnecessary inventory termasuk dalam tujuh pemborosan seven waste. Pemborosan tersebut sedapat mungkin dikurangi secara terus-menerus sehingga tercipta sistem yang lean. Untuk itu perlu dilakukan kajian terhadap rantai pasok PTPN IV Adolina untuk menemukan pemborosan-pemborosan lain dan mencari cara menghilangkan pemborosan tersebut. Alat yang dapat digunakan untuk mencapai lean supply chain adalah Value Stream Mapping. Value Stream Mapping dipilih karena dapat Universitas Sumatera Utara mengidentifikasi aktivitas yang termasuk bernilai tambah maupun menimbulkan pemborosan. H.M Wee dan Simon Wu 2009 melakukan penelitian tentang penggunaan Value Stream Mapping untuk penerapan lean supply chain di perusahaan otomotif Ford. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh penerapan lean supply chain terhadap biaya dan kualitas produk. Watcharavee Chandraprakaikul dan William Lee Gan Kai 2010 telah melakukan penelitian tentang lean supply chain pada sebuah perusahaan manufaktur yang khusus mengerjakan proses akhir pada industri penerbangan, optik, telekomunikasi dan semikonduktor. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan efisiensi perusahaan dengan menggunakan konsep lean pada rantai pasok perusahaan. Value Stream Mapping adalah alat dari lean untuk memetakan aliran nilai untuk setiap aktivitas yang terjadi, aliran material dan informasi. VSM membantu untuk mengidentifikasi pemborosan yang terjadi di sepanjang rantai pasok sehingga dapat diambil langkah untuk mengeliminasi pemborosan tersebut.

1.2. Rumusan Masalah