ketika memasuki lingkungan baru, ketika disuruh tampil ke depan kelas, ketika disuruh sebagai petugas upacara dan lain sebagainya Sheppard, 2007.
2.3.2. Penyebab Kecemasan
Penyebab kecemasan pada individu berdasarkan teori yaitu teori psikoanalitik, interpersonal, perilaku, biologi, kajian keluarga. Menurut Freud dari
teori psikoanalitik ini konflik yang terjadi antara dua eleman pribadi Id dan Super ego dimana Id mewakili insting sedangkan super ego menggambarkan hati nurani
seseorang dan dikembangkan oleh norma budaya seseorang. Teori interpersonal timbul karena adanya penerimaan dan penolakan yang berhubungan dengan
trauma masa pertumbuhan seperti kehilangan, perpisahan yang mengakibatkan seseorang tidak berdaya. Teori perilaku dimana frustasi yang dapat mengganggu
kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Teori biologi mengatakan bahwa otak mengandung reseptor khusus yang mungkin mengatur
kecemasan. Keluarga juga mempengaruhi kecemasan dari seseorang, misalnya keluarga yang bersifat otoriter Purba, 2012.
2.3.3.Tingkatan Cemas
Peplau membagi tingkat kecemasan menjadi empat tingkatan mulai dari ringan, sedang, berat dan juga panik. Disetiap tingkatan memiliki karakteristik
yang berbeda-beda tergantung dengan bagaimana dia dapat menerima kondisi tersebut yang ada Purba, 2012.
Kecemasan ringan dapat menciptakan kondisi yang sedikit mengarah pada kemampuan persepsi, pembelajaran, dan produktif. Sebagian juga mungkin masih
perasaan gelisah untuk mencari informasi dan mengajukan pertanyaan. Bila cemas
Universitas Sumatera Utara
sedang maka meningkatkan stasus gairah kesatu titik ketika mengekspresikan tegang, cemas, khawatir Kozier, 2011.
Kecemasan berat cenderung memusatkan pada suatu terinci dan spesifik dan tidak dapat dipikirkan oleh hal lain, perilakunya ditujukan untuk mengurangi
ketegangan dan memiliki banyak pemusatan pemikiran. Sedangkan panik berhubungan dengan ketakutan, teror. Orang yang panik tidak dapat melakukan
sesuatu walaupun ada pengarahan. Bila panik maka terjadi peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi
yang menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang rasional Purba, 2012
2.4.Kecemasan Belajar Matematika 2.4.1.Definisi
Kecemasan adalah respon yang tidak menyenangkan, dimana gelisah dan akan dialami oleh semua orang dan tidak diinginkan Purba, 2012. Belajar ialah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkahlaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya Slameto, 2003. Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani, mathein atau manthenein
yang berarti mempelajari. Kata matematika diduga erat hubungannya dengan kata Sansekerta, Medha, atau Widya yang artinya kepandaian, ketahuan atau
intelegensia. Namun arti atau definisi yang tepat dari matematik tidak dapat diterapkan secara eksak pasti dan singkat. Definisi dari matematika makin lama
makin sukar untuk dibuat, karena cabang-cabang matematika semakin lama
Universitas Sumatera Utara
bertambah dan semakin bercampur satu sama lainnya. Matematika dapat juga didefenisikan sebagai cabang ilmu pengetahuan eksakta dan terorganisir secara
sistematik,pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi Soedjadi, 2000. Dari Pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kecemasan siswa
pada matematika merupakan keadaan emosi siswa yang dicirikan dengan kegelisahan, kekhawatiran, dan ketakutan ketika siswa menghadapi pelajaran
matematika.
2.4.2. Gejala Kecemasan Matematika