berakhir ketika anak mengalami pubertas yang mendapat gigi yang permanen. Disinilah masa pertumbuhan anak yang pesat Wong, 2009.
Usia sekolah merupakan usia anak dimana anak mulai berkenalan dengan ragam musik di lingkungan sosialnya secara lebih luas. Pada tahap inilah proses
perkembangan anak yang ditandai dari percepatan perkembangan motorik, kognitif, dan sosial. Anak yang mengikuti persiapan pada usia prasekolah dalam
pendidikan formal cenderung membuat anak berkembang lebih cepat daripada sebelumnya. Usia sekolah merupakan usia yang baik untuk belajar bermain
musik. Sesungguhnya musik merupakan bentuk rangsangan yang menyenangkan. Perasaan terpaksa sering timbul akibat beberapa hal, seperti sikap orang tua yang
memaksakan belajar memainkan alat musik tertentu, sikap guru musik yang kurang tanggap terhadap proses perkembangan anak, dan kecemasan guru akan
kemungkinan gagal memberikan pendidikan musik dengan baik Satiadarma, 2004.
2.2.2. Tugas Perkembangan Anak Usia Sekolah
Dilihat dari perkembangan biologis, maka anak usia sekolah terjadi perubahan proporsional, kematangan sistem, prapubertas. Ketika perubahan
proporsional dimana anak mulai lebih anggun bila dibandingkan dengan usia prasekolah. Perubahan nyata yang dapat diindikasikan terbaik peningkatan
kematangan pada anak yaitu penurunan lingkar kepala, penurunan lingkar pinggang. Kematangan sistem gastrointestinal pada anak usia sekolah tidak perlu
diberi makan seteliti ketika masih prasekolah. Prapubertas biasanya terjadi pada masa praremaja. Disinilah mulai tampak perbedaan antara wanita dengan pria
Universitas Sumatera Utara
menjadi jelas. Praremaja terjadi karakteristik yang tumpang tindih antara masa kanak-kanak pertengahan dan awal masa remaja Wong, 2008.
2.2.2.1. Perkembangan Fisik Anak Usia Sekolah Perkembangan psikososial menurut Freud yaitu dimana anak-anak
membina hubungan kerjasama dengan teman seusianya dan mulai tertarik dengan lawan jenis Kozier, 2011. Menurut Erikson individu berkembang mulai untuk
menciptakan, mengembangkan, dan memanipulasi sesuatu. Rasa pencapaian melibatkan kemampuan untuk bekerjasama, bersaing dengan orang lain, dan
melakukan koping dengan masyarakat Wong, 2008. 2.2.2.2. Perkembangan Kognitif Anak Usia Sekolah
Perkembangan kognitif pada anak mengalami kemajuan dari apa yang mereka lihat sampai alasan mengapa penilaian tersebut diberikan. Kemampuan
untuk mengingat simbol dan menggunakan simpanan memori mengenai pengalaman masa lalu. Salah satu tugas kognitif yang utama yaitu menguasai
konsep konservasi Wong, 2008. 2.2.2.3. Perkembangan Moral Anak Usia Sekolah
Perkembangan moral dimana anak mulai berfikir yang logis melalui tahap perkembangan kesadaran diri dan standar moral. Anak usia sekolah lebih mampu
menilai suatu tindakan berdasarkan niat dibandingkan akibat yang dihasilkannya. Peraturan dan penilaian tidak lagi bersifat mutlak. Anak mampu mengerti dan
menerima bagaimana memperlakukan orang lain seperti bagaimana mereka inginkan Wong, 2008.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2.4. Perkembangan Spiritual Anak Usia Sekolah Perkembangan spiritual pada anak usia sekolah mempunyai batasan
berfikir yang masih konkret, tetapi pelajar yang baik dan memiliki kemauan besar untuk mengenal Tuhan. Mereka tertarik dengan konsep neraka dan surga dan
dengan perkembangan kesadaran diri dan perhatian terhadap peraturan. Bila melakukan kesalahan maka diberi hukuman Wong, 2008.
2.3.Kecemasan 2.3.1. Definisi Kecemasan
Kecemasan adalah keadaan tegang yang memuncak dimana dapat menimbulkan gelisah dan kehilangan kendali akibat adanya penilaian yang
subjektif dari proses komunikasi interpersonal Nasir, 2011. Kecemasan dialami oleh semua orang dalam menjalani kehidupannya dan ini merupakan suatu yang
wajar karena setiap orang memiliki keinginan yang dapat berjalan dengan lancar Purba, 2012.
Kecemasan yang terjadi pada anak-anak menurut Alessandro dan Huth 2002 merupakan sesuatu yang biasa atau normal terjadi dalam kehidupan sehari-
hari. Walaupun kecemasan merupakan sesuatu yang biasa terjadi pada anak-anak, namun jika apa yang dialami bertentangan dengan rutinitas mereka sehari-hari
maka dalam proses penanganannya mereka memerlukan bantuan dokter anak- anak atau psikolog anak-anak. Berbagai contoh sumber kecemasan bagi anak-
anak yang berkait dengan rutinitas mereka antara lain ketika berpisah dengan orang tua, ketika menerima rapot di sekolah, ketika bertemu guru yang galak,
Universitas Sumatera Utara
ketika memasuki lingkungan baru, ketika disuruh tampil ke depan kelas, ketika disuruh sebagai petugas upacara dan lain sebagainya Sheppard, 2007.
2.3.2. Penyebab Kecemasan