sesuai dengan hasil penelitian bahwa kecemasan yang tergolong berat sebanyak 13 orang 65 dan panik sebanyak 7 orang 35. Sesudah diberikan terapi
musik kecemasan siswa turun menjadi cemas sedang sebanyak 6 orang 30, cemas berat 13 orang 65 dan panik 1 orang 5. Hal ini berarti tingkat
kecemasan antara kelas V SD Negeri No. 060886 dan kelas V SD Negeri No.060889 Medan berbeda-beda.
Berdasarkan tingkat kecemasan sedang yaitu meningkatkan status gairah seseorang yang mengekspresikan tegang, khawatir, gemetar. Berdasarkan tingkat
berat yaitu tidak mampu berfokus pada apa yang terjadi yang dapat menimbulkan cemas dan kemampuan belajar terganggu. Tingkat kecemasan panik yaitu yang
sangat membebani dan menakutkan sehingga seseorang kehilanagn kendali,ketidakmampuan belajar dan berkeringat Kozier, 2011.
2.3. Kecemasan Belajar Matematika Berdasarkan Nilai Belajar Matematika SD Negeri No. 060886 dan SD Negeri No. 060889 Medan
Sebelum dan Sesudah Dilakukan Terapi Musik
Berdasarkan hasil penelitian pertama sampai kesembilan sebelum dan sesudah diberikan terapi musik menunjukkan sebagian rata-rata nilai
matematika siswa yang berbeda-beda sebelum dan sesudah dilakukan terapi musik di kelas V SD Negeri No. 060886 dan SD Negeri No. 060889 Medan.
2.4. Kecemasan Belajar Matematika SD Negeri No. 060886 dan SD Negeri No. 060889 Medan
Sebelum dan Sesudah Dilakukan Terapi Musik
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri No. 060886 Medan sebelum dilakukan terapi musik ketika belajar
Universitas Sumatera Utara
matematika siswa tersebut izin ke toilet karena cemas, takut ketika disuruh menyelesaikan soal matematika, menunduk bila guru bertanya, takut dihukum
bila tidak dapat menyelesaikan soal matematika, berkeringat, gugup ketika belajar matematika.
Setelah dilakukan terapi musik kecemasan siswa menjadi berkurang, prestasi belajar mereka meningkat, kondisi mereka menjadi lebih baik ketika
mempelajari matematika. Hal ini berarti terapi musik sangat mempengaruhi tingkat pembelajaran siswa terhadap pembelajaran matematika dan juga dapat
mempengaruhi tingkat kecemasan siswa terhadap matematika yang ada dalam diri mereka.
Pada sekolah SD Negeri No.060889 Medan sebelum dilakukan terapi musik merasa gugup, ketakutan, gemetar, keringatan masih sangat tinggi. Tetapi
setelah dilakukan terapi musik tingkat merasa gugup, ketakutan, keringatan siswa telah menurun, siswa semakin lebih santai dan lebih senang belajar matematika.
Hal ini berarti bahwa terapi musik juga sangat berpengaruh bagi siswa untuk menghadapi pelajaran matematika karena dengan adanya terapi musik,tingkat
kecemasan siswa semakin berkurang. Kecemasan
yang terlalu berlebihan akan mempengaruhi kehidupan akademik siswa dan berakibat pada rendahnya motivasi siswa, kemampuan
koping, strategi yang buruk dalam belajar, evaluasi diri yang negatif, kesulitan berkonsentrasi serta persepsi kesehatan yang buruk reaksi yang muncul akibat
kecemasan ada tiga hal yaitu reaksi emosional reaksi yang berupa perasaan takut yang kuat dan disadari, reaksi kognitif perasaan takut yang disadari dan meluas
Universitas Sumatera Utara
yang mengganggu kemampuan individu untuk berfikir jernih, memecahkan masalah, dan memenuhi tuntutan dari lingkungannya Nurlaila, 2011.
2.5. Kecemasan Belajar Matematika Berdasarkan Nilai Belajar Matematika SD Negeri No. 060886 dan SD Negeri No. 060889 Medan
Sebelum dan Sesudah Dilakukan Terapi Musik
Aspek ini berkaitan dengan tingkat kesulitan tugas yang harus diselesaikan seseorang dari tuntutan sederhana, moderat sampai yang membutuhkan
performansi maksimal sulit. Aspek tersebut memiliki implikasi terhadap pemilihan tingkah laku yang dicoba atau yang akan dihindari. Individu akan
mencoba tingkah laku yang dirasa mampu dilakukan dan akan menghindari tingkah laku yang berada di luar batas kemampuan yang dirasakannya Nurlaila,
2011. Berdasarkan hasil penelitian pada setiap pertemuan pertama sampai
kesembilan di kelas V SD Negeri No. 060886 dan kelas V SD Negeri No. 060889 Medan diperoleh nilai P 0,05. Hal ini berarti terapi musik berpengaruh terhadap
hasil belajar matematika. Kendalanya guru membiarkan peneliti menguasai kelas, sehingga kelas sedikit rebut tetapi walaupun begitu guru tetap mengontrol
siswanya. Proses belajar mengajar tidak dapat melepaskan diri dari test. Selain untuk
evaluasi, itu juga merupakan salah satu cara untuk memotivasi dan membimbing siswa dalam belajar. Sebagian percaya bahwa test yang sering menghasilkan
Universitas Sumatera Utara
kebiasaan belajar yang baik. Sebagian orang berpendapat bahwa test sering kali menimbulkan kecemasan dan mengganggu belajar Slameto, 2003.
Saran yang dapat membantu pelaksanaan test tanpa cemas yaitu: test harus dimasukkan bukan untuk menghukum siswa yang gagal tetapi mencapai harapan-
harapan guru dan orangtua, hindari menentukan berhasil atau tidaknya siswa hanya dari hasil satu test, membuat catatan pribadi pada setiap lembar jawaban
test yang menyarankan siswa untuk tetap berusaha dengan baik atau harus meningkatkan usahanya, yakinkan bahwa setiap pertanyaan mengukur hal yang
penting yang telah diajarkan kepada siswa, hindari pelaksanaan ujian tanpa pemberitahuan, jadwalkan pertemuan-pertemuan pribadi dengan siswa sesering
mungkin untuk mengurangi kecemasan dan untuk mengarahkan belajar apabila perlu, hindari membanding-bandingkan siswa karena dapat menyinggung
perasaan, tekankanlah kelebihan-kelebihan siswa bukan kelemahannya, rahasiakan nilai-nilai siswa dari siswa lainnya Slameto, 2003. Terapi musik
efektiv dalam menurunkan kecemasan matematika pada siswa Susanti, 2011
2.6. Perbedaan Kecemasan Belajar Matematika Setelah Terapi Musik Berdasarkan Nilai Matematika Pada Kelas V SD Negeri No.060886 dan
SD Negeri No.060889 Medan
Berdasarkan uji independent t-test pada dua sekolah diperoleh nilai P 0,05. Hal ini berarti jenis terapi musik yang diberikan tidak ada perbedaan yang
signifikan antara SD Negeri No.060886 dan SD Negeri No.060889 Ho gagal ditolak.
Universitas Sumatera Utara
Jenis terapi musik yang diberikan pada sekolah SD Negeri No.060886 yaitu barok. Musik barok dianggap sebagai musik yang ”membelai”,
menimbulkan rasa tenang dan nyaman. Musik barok menggambarkan nuansa keindahan karya ciptaan Ilahi yang penuh keseimbangan. Musik barok
membangkitkan suasana positif dalam bermain. Musik barok cenderung mendorong anak untuk berani mengeksplorasi dalam suasana yang
menggembirakan. Jadi dengan mendengar musik barok dapat meningkatkan kreatif anak dengan imajinasi Satiadarma, 2004. Musik barok adalah musik yang
paling cocok untuk belajar, mengulang, dan saat berkonsentrasi Setyawan, 2006. Terapi yang diberikan pada sekolah SD Negeri No.060889 adalah jenis
musik pop yaitu coboy junior. musik pop sebagai musik yang mudah diperoleh, berorientasi pada komersil, menekankan pada chorus atau ulangan lagu yang
mengesankan dan lirik yang menyenangkan dengan tema romantis. Estetika musik pop pada dasarnya konservatif. Menurut Frith dalam Shuker 2005 musik pop
berkaitan dengan nada yang popular dan pengekspresian perasaan sehari-hari seperti cinta, kehilangan, dan cemburu.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN