ANALISA BIVARIAT 1. Kecemasan Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri No. 060886

Ketiga 2,80 1.152 3,90 308 Keempat 2,45 1.191 3,40 681 Kelima 1,80 1.105 2,50 761 Keenam 1,45 1.234 2,95 887 Ketujuh 2,20 1.152 3,00 973 Kedelapan 2,20 1.609 3,00 858 Kesembilan 2,65 1.424 3,70 657 Hasil nilai matematika di kelas V SD Negeri No. 060889 Medan sebelum dilakukan terapi musik menunjukkan rata-rata nilai nilai lebih rendah dibanding dengan nilai matematika setelah dilakukan terapi musik. 1.2. ANALISA BIVARIAT 1.2.1. Kecemasan Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri No. 060886 dan Kelas V SD Negeri No. 060889 Medan Berdasarkan Kuesioner Belajar Matematika Sebelum dan Sesudah Dilakukan Terapi Musik Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelas V SD Negeri No. 060886 dan kelas V SD Negeri No. 060889 Medan pada tanggal 18 Maret sampai dengan 22 April 2013. Dari 20 orang responden di setiap sekolah maka diperoleh kecemasan belajar matematika sebagai berikut: Tabel.5.7. Efektivitas Terapi Musik Terhadap Kecemasan Belajar Siswa Kelas V SD Negeri No. 060886 Medan n = 20 Variabel Mean SD Beda Mean Nilai P Pre 42,60 5.413 13.000 0,000 Post 29,60 4.547 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kecemasan belajar siswa sebelum diberi terapi musik rata-rata 42,60 dan SD = 5.413. Setelah diberi terapi musik rata-rata = 29,60 dan SD = 4.547. Hasil uji statistik diperoleh beda mean 13.000 dan nilai P = 0,000. Maka dapat disimpulkan ada pengaruh signifikan sebelum dan sesudah dilakukan terapi musik terhadap kecemasan belajar matematika pada siswa kelas V SD Negeri No. 060886 Medan. Tabel.5.8. Efektivitas Terapi Musik Terhadap Kecemasan Belajar Siswa Kelas V SD Negeri No. 060889 Medan n = 20 Variabel Mean SD Beda Mean Nilai P Pre 43,40 8.268 7.800 0,000 Post 35,60 5.933 Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kecemasan belajar siswa sebelum diberi terapi musik rata-rata 43,40 dan SD = 8.268. Setelah diberi terapi musik rata-rata = 35,60 dan SD =5.933. Hasil uji statistik diperoleh beda mean 7.800 dan nilai P = 0,000. Maka dapat disimpulkan ada pengaruh signifikan sebelum dan sesudah dilakukan terapi musik terhadap kecemasan belajar matematika pada siswa kelas V SD Negeri No. 060889 Medan. 1.2.2. Kecemasan Belajar Metematika Siswa Kelas V SD Negeri No. 060886 dan Kelas V SD Negeri No. 060889 Medan Berdasarkan Hasil Belajar Matematika Sebelum dan Setelah Dilakukan Terapi Musik Berdasarkan metode dalam penelitian ini, proses pengambilan data dalam penelitian dilakukan sebanyak sembilan kali dengan data pre-test dan post-test. Tabel. 5.9. Efektivitas Terapi Musik Terhadap Kecemasan Belajar Siswa Berdasarkan Nilai Matematika Kelas V SD Negeri No. 060886 Medan n = 20 Universitas Sumatera Utara Variabel Mean SD Beda Mean Nilai P Pre 2.25 1.293 -1.100 0,000 Post 3.35 933 Pengaruh terapi musik terhadap kecemasan belajar matematika berdasarkan hasil penelitian diperoleh kecemasan belajar siswa sebelum diberi terapi musik rata-rata 2,25 dan SD = 1.293. Setelah diberi terapi musik rata-rata = 3,35 dan SD = 933. Hasil uji statistik diperoleh beda mean -1.100 dan nilai P = 0,000. Maka dapat disimpulkan ada pengaruh signifikan sebelum dan sesudah dilakukan terapi musik terhadap kecemasan belajar matematika pada siswa kelas V SD Negeri No. 060886 Medan. Tabel. 5.10. Efektivitas Terapi Musik Terhadap Kecemasan Belajar Siswa Berdasarkan Nilai Matematika Kelas V SD Negeri No. 060889 Medan n = 20 Variabel Mean SD Beda Mean Nilai P Pre 2.65 1.424 -1.050 0,001 Post 3.70 657 Pengaruh terapi musik terhadap kecemasan belajar matematika berdasarkan hasil penelitian diperoleh kecemasan belajar siswa sebelum diberi terapi musik rata-rata 2,65 dan SD = 1.424. Setelah diberi terapi musik rata-rata = 3,70 dan SD = 657. Hasil uji statistik diperoleh beda mean -1.050 dan nilai P = 0,001. Maka dapat disimpulkan ada pengaruh signifikan sebelum dan sesudah dilakukan terapi musik terhadap kecemasan belajar matematika pada siswa kelas V SD Negeri No. 060889 Medan. Tabel 5.11. Perbedaan Kecemasan Belajar Matematika Setelah Dilakukan Terapi Musik Berdasarkan Hasil Belajar Pada Kelas V SD Negeri No.060886 dan Kelas V SD Negeri No.060889 Medan Variabel Mean SD Beda Mean Nilai P Sekolah 1 29.95 3.300 1.200 0.347 Sekolah 2 28.75 4.575 Universitas Sumatera Utara Pengaruh terapi musik terhadap kecemasan belajar matematika berdasarkan perbedaan kecemasan belajar siswa sekolah 1 dan sekolah 2 setelah dilakukan terapi. Sekolah 1 rata-rata 29,95 dan SD = 3.300. Sekolah 2 rata-rata = 28,75 dan SD = 4.575. Hasil uji statistik diperoleh beda mean 1.200 dan nilai P = 0,347. Maka dapat disimpulkan tidak ada pengaruh signifikan antara sekolah 1 dan sekolah 2 sesudah dilakukan terapi musik terhadap kecemasan belajar matematika. 2. Pembahasan 2.1. Karakteristik Responden SD Negeri No. 060886 dan SD Negeri No. 060889 Medan Dari hasil penelitian di kelas V SD Negeri No. 060886 Medan berdasarkan jenis kelamin diperoleh laki-laki sebanyak 11 orang dan perempuan sebanyak 9 orang. Namun sebaliknya dari hasil penelitian di kelas V SD Negeri No. 060889 Medan berdasarkan jenis kelamin diperoleh laki-laki sebanyak 9 orang dan perempuan sebanyak 11 orang. Hasil penilaian kecemasan belajar pada pelajaran matematika menunjukkan bahwa kecemasan anak perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan anak laki-laki Ratih, 2012. Perempuan dan laki-laki memiliki kondisi-kondisi khusus yang berbeda- beda baik dari segi fisik, biologis maupun dari segi psikologis. Hal ini dapat menjadikan tingkat kecemasan yang berbeda antara siswa. Bila dikaitkan dengan prospek masa depan kaum laki-laki biasanya lebih agresif sedangkan perempuan Universitas Sumatera Utara lebih meningkat dari pada laki-laki, karena perempuan sangat mencemaskan ketidakmampuannya dan lebih sensitif Ratih,2012. Berdasarkan urutan kelahiran dalam keluarga di kelas V SD Negeri No.060886 Medan, masing-masing sebanyak 7 orang responden merupakan anak pertama dan anak ketiga dalam keluarga. Sedangkan yang lainnya merupakan anak anak kedua, dan kelima. Anak kedua 5 orang dan anak kelima 1 orang sebanyak orang, anak keempat sebanyak 4 orang dan anak kelima sebanyak 1 orang. Anak sulung dan anak tengah merupakan anak yang dianggap sebagai contoh bagi adik-adiknya. Pola asuh terhadap anak sulung, tengah dan bungsu tidak dibeda-bedakan. Orang tua harus memberi limpahan perhatian dan kasih sayang yang sama porsinya kepada mereka. Begitu juga peluang, harapan dan ambisi, tidak boleh ditujukan kepada anak semata-mata berdasarkan urutan lahirnya, melainkan harus melihat potensi, bakat dan minat masing-masing anak. Berdasarkan urutan kelahiran dalam keluarga di kelas V SD Negeri No.060889 Medan, masing-masing sebanyak 10 orang responden merupakan anak pertama dalam keluarga. Sedangkan yang lainnya merupakan anak anak kedua, dan ketiga. Anak kedua 7 orang dan anak ketiga 3 orang. Anak sulung adalah anak yang dilahirkan pertama dalam keluarga dan menerima perhatian serta kasih sayang yang penuh dari kedua orangtuanya hingga lahir adiknya. Karakteristik anak sulung antara lain adanya rasa ingin tahu yang besar, bersikap tanggung jawab, mempunyai prestasi yang tinggi, menyimpan rasa takut, ambisi yang tinggi, sifat mengalah. Universitas Sumatera Utara Ciri-ciri umum anak sulung yaitu sebagai berikut berperilaku secara matang karena berhubungan dengan orang dewasa, benci terhadap fungsinya sebagai teladan bagi adik-adiknya dan sebagai pengasuh mereka, cenderung mengikuti kehendak dan tekanan kelompok dan mudah dipengaruhi untuk mengikuti kehendak orangtua, mempunyai perasaan kurang aman dan benci sebagai akibat dari lahirnya adik dan sekarang menjadi pusat perhatian, mengembangkan kemampuam memimpin sebagai akibat dari harus memikul tanggung jawab dirumah. Dari itu anak sulung memiliki tingkat kecemasan yang tinggi dibanding anak tengah dan bungsu Margianti,- Berdasarkan pekerjaan orang tua di kelas V SD Negeri No.060886 Medan, sebagian besar siswa memiliki orang tua yang bekerja sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 14 orang, sedangkan yang lainnya merupakan PNS sebanyak 1 orang, berdagang sebanyak 3 orang, pengusaha sebanyak 1 orang dan karyawan sebanyak 1 orang. Berdasarkan pekerjaan orang tua di kelas V SD Negeri No.060889 Medan, sebagian besar siswa memiliki orang tua yang bekerja sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 12 orang, berdagang sebanyak 4, bertani sebanyak 3 orang sedangkan karyawan sebanyak 1 orang. Hal ini disebabkan karena jenis pekerjaan berkaitan dengan pendapatan. Orang tua yang bekerja sebagai buruh, pekerja kasar, kuli bangunan umumnya tingkat pendidikannya rendah sehingga selain pendapatannya yang rendah mereka juga sulit membantu anak dalam mengatasi kesulitan belajar. Orang tua yang memiliki pekerjaan yang berpendapatan tinggi akan mampu memenuhi kebutuhan anaknya dalam belajar. Universitas Sumatera Utara Orang tua yang bekerja sebagai karyawan disuatu instansi pemerintahan atau swasta, usaha penjualan dan usaha jasa walaupun pendapatannya tidak begitu besar namun waktu bekerja tidak begitu padat sehingga masih mempunyai waktu untuk memperhatikan pendidikan anaknya Darmadi, 2006. Oleh karena itu jenis pekerjaan juga berpengaruh terhadap perhatian yang diberikan orang tua terhadap anak. Slameto 2003 mengatakan bahwa yang penting dalam keluarga adalah relasi antara orang tua dan anak. Selain itu juga relasi antara anak dengan saudaranya atau dengan keluarga lain yang turut mempengaruhi proses belajar anak. 2.2. Kecemasan Belajar Matematika Berdasarkan Tingkat Kecemasan SD Negeri No. 060886 dan SD Negeri No. 060889 Medan Sebelum dan Sesudah Dilakukan Terapi Musik Berdasarkan penelitian di kelas V SD Negeri No. 060886 setiap responden memiliki tingkat kecemasan yang berbeda-beda sebelum diberikan terapi musik tergantung dari tingkat kecemasannya menghadapi pelajaran matematika. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa kecemasan yang tergolong berat sebanyak 14 orang 70 dan panik sebanyak 6 orang 30. Sesudah diberikan terapi musik kecemasan siswa turun menjadi cemas sedang sebanyak 12 orang 60 dan cemas berat sebanyak 8 orang 40. Hal ini berarti tingkat kecemasan setiap orang berbeda – beda baik dalam lingkungan sekolah maupun disetiap tempat. Berdasarkan penelitian di kelas V SD Negeri No. 060889 setiap responden memiliki tingkat kecemasan yang berbeda-beda sebelum diberikan terapi musik tergantung dari tingkat kecemasannya menghadapi pelajaran matematika. Hal ini Universitas Sumatera Utara sesuai dengan hasil penelitian bahwa kecemasan yang tergolong berat sebanyak 13 orang 65 dan panik sebanyak 7 orang 35. Sesudah diberikan terapi musik kecemasan siswa turun menjadi cemas sedang sebanyak 6 orang 30, cemas berat 13 orang 65 dan panik 1 orang 5. Hal ini berarti tingkat kecemasan antara kelas V SD Negeri No. 060886 dan kelas V SD Negeri No.060889 Medan berbeda-beda. Berdasarkan tingkat kecemasan sedang yaitu meningkatkan status gairah seseorang yang mengekspresikan tegang, khawatir, gemetar. Berdasarkan tingkat berat yaitu tidak mampu berfokus pada apa yang terjadi yang dapat menimbulkan cemas dan kemampuan belajar terganggu. Tingkat kecemasan panik yaitu yang sangat membebani dan menakutkan sehingga seseorang kehilanagn kendali,ketidakmampuan belajar dan berkeringat Kozier, 2011. 2.3. Kecemasan Belajar Matematika Berdasarkan Nilai Belajar Matematika SD Negeri No. 060886 dan SD Negeri No. 060889 Medan