66 hasil pertanian akan diturunkan di pasar tempat menjual hasil pertanian dimana
banayak pembeli dari luar kota yang akan membeli bebagai jenis hasil pertanian. Berbeda halnya dengan sistem jual di lokasi, dimana biasanya hasil
pertanian yang dijual di lokasi memiliki skala yang lebih besar. Biasanya pembeli yang datang ke lokasi pertanian dengan sistem borong serta untuk melakukan
transaksi dengan responden di lokasi pertanian. Setelah terjalin kesepakatan harga maka semua hasil pertanian sudah diborong oleh penjual. Jadi responden hanya
menerima bersih hasil penjual tanpa harus mengeluarkan tenaga lagi. Berikut hasil wawancara dengan Jandiar salah satu responden di Desa
Meranti Kecamatan Bila Hulu Kabupaten Labuhan Batu : “Biasanya memang hasil pertanian saya langsung dijual dilahan pertanian tetapi
tergantung tanamannya juga. Kalau hasil tanaman sudah berton-ton maka dijual dilokasi pertanian tetapi jika hanya berkisar puluhan atau ratusan kilo, maka akan
dijual langsung ke Pasar.”
5.2.6 Jawaban Responden Berdasarkan Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari Tabel 5.14
Distribusi Responden Berdasarkan Pemenuhan kebutuhan Sehari-hari No.
Pemenuhan Kebutuhan Frequensi
Persentase
1 2
Terpenuhi Cukup Terpenuhi
40 15
72,7 27,3
Jumlah 55
100 Sumber : Kuisoner 2014
Berdasaraskan tabel 5.14 diatas dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan kebutuhan sehari-hari terpenuhi sebanyak 40 responden 72,7 dan
Universitas Sumatera Utara
67 responden yang menyatakan kebutuhan sehari-hari cukup terpenuhi sebanyak 15
responden 27,3 . Berikut hasil wawancara dengan Devianna salah satu responden di Desa
Meranti Kecamatan Bila Hulu Kabupaten Labuhan Batu : ”Kalau kebutuhan sehari-hari sih, sampai sekarang senantiasa terpenuhi. Itu kan
kebutuhan utama dalam keluarga. Jadi senantiasa diusahakan lah selalu ada.”
5.2.7 Jawaban Responden Berdasarkan Pemenuhan Frekuensi Makan Sehari
Dari hasil kuisoner yang disebarkan kepada 55 responden petani perempuan yang ada di Desa Meranti diketahui bahwa seluruhnya responden 100
dinyatakan bahwa anggota keluarga makan 3 kali sehari. Walaupun jam makan yang berbeda-beda tiap responden tetapi setiap hari rutin makan 3 kali sehari.
Karena makan merupakan kebutuhan utama setiap orang, jadi hal tersebut harus tetap pada aturan.
Frekuensi makan per hari tidak terlepas pada apa yang dikonsumsi oleh para responden. Kriteria dapat dilihat melalui gizi makanan apakah seimbang atau tidak
seperti yang ditunjukkan oleh tabel dibawah ini.
Tabel 5.15 Distribusi Responden Berdasarkan Pemenuhan Gizi Seimbang
No. Pemenuhan Makanan
Frequensi Persentase
1 2
Terpenuhi Cukup Terpenuhi
45 10
81,8 18,2
Jumlah 55
100 Sumber : Kuisoner 2014
Universitas Sumatera Utara
68 Berdasarkan tabel 5.15 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden menyatakan bahwa kebutuhan gizi seimbang sudah terpenuhi yaitu sekitar 45 responden 81,8 dan sebanyak 10 responden 18,2 menyatakan
kebutuhan gizi makanan 4 sehat 5 sempurna sudah cukup terpenuhi. Kebutuhan gizi seimbang atau 4 sehat 5 sempurna terpenuhi yaitu 81,8
maka terdapat sebagian besar responden mengkonsumsi asupan protein salah satu diantaranya daging, tahu, tempe, ikan, setiap hari sayur atau buah dan susu. Dan
sebagainya lagi cukup terpenuhi yaitu 18,2 dari responden mengkonsumsi gizi namun tidak lengkap dalam mengkonsumsi sehari-hari.
Berikut hasil wawancara dengan Tina Br Ginting salah satu responden di Desa Meranti Kecamatan Bila Hulu Kabupaten Labuhan Batu :
“Awalnya kurang mengerti masalah gizi karena biasanya apa yang enak dirasa itu sudah bergizi. Tetapi setelah mengerti ternyata kebutuhan akan gizi seimbang
sudah cukup terpenuhi juga.”
5.2.8 Jawaban Responden Berdasarkan Konsumsi Hasil Panen Tabel 5.16