Jawaban Responden Berdasarkan Tempat Berobat Keluarga yang Sakit

71

5.2.10 Jawaban Responden Berdasarkan Tempat Berobat Keluarga yang Sakit

Tabel 5.18 Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Berobat Keluarga yang Sakit No. Tempat Berobat Frequensi Persentase 1 2 3 Puskesmas Terdekat Rumah Sakit Pemerintah Pengobatan Alternatif 35 14 6 63,6 25,5 10,9 Jumlah 55 100 Sumber : Kuisoner 2104 Biasanya responden berobat ke puskesmas terdekat jika hanya sakit ringan saja seperti demam, sakit kepala, sakit perut, pusing da lain sebagainya. Ketika responden mendertia sakit berat maka mereka akan memilih berobat ke Rumah Sakit Pemerintah dengan alasan dokternya dan peralatannya lengkap. Berdasarkan tabel 5.18 diketahui bahwa sebagian besar responden ketika ada anggota keluarga yang sakit maka mereka memilih untuk berobat ke puskesmas terdekat saya yakni sekitar 35 responden 63,6 , sisanya berobat ke Rumah Sakit Pemerintah yakni sekitar 14 responden 25,5 dan berobat ke pengobatan alternatif sebanyak 6 responden 10,9 . Responden yang memilih berobat ke pengobatan alternatif karena sebagian responden terkadang tidak terlalu mempercayai pengobatan kedokteran. Berdasarakan hasil wawancara maka sekitar 10,9 responden memilih pengobatan alternatif arena sebagian responden masih menganggap pengobatan yang relatif mudahmurah. Berikut hasil wawancara dengan Meriahana salah satu responden di Desa Meranti Kecamatan Bila Hulu Kabupaten Labuhan Batu : Universitas Sumatera Utara 72 “Keluarga saya biasanya hanya berobat ke puskesmas terdekat saja karena saya hanya penyakit ringan. Dikasih obat sama disuntik saja biasanya langsung sembuh.” 5.2.11 Jawaban Responden Berdasarkan Kondisi Pendidikan Anak pada Jenjang yang Tinggi dalam Keluarga Tabel 5.19 Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Pendidikan Anak pada Jenjang yang Tinggi dalam Keluarga No. Kategori Frequensi Persentase 1 2 3 4 5 Belum Sekolah Masih SD Masih SMP Masih SMA Masih PT 2 12 11 15 15 3,6 21,8 20 27,3 27,3 Jumlah 55 100 Sumber : Kuisoner 2104 Distribusi responden berdasarkan kondisi Pendidikan anak pada jenjang yang tinggi dalam keluarga. Dimana dalam satu keluarga terdapat salah satu anak yang masih bersekolah namun dikategorikan pendidikan tertinggi anak yang disekolahkan maka semakin banyak biaya yang dikeluarkan keluarga. Berdasarkan tabel 5.19 diketahui bahwa ssebagian besar responden masih memiliki tanggungan anak yang masih mendapatkan pendidikan baik itu TK, SD, SMP, SMA, maupun PT. Hanya sebanyak 2 responden 3,6 yang memiliki anak yang belum bersekolah. Tetapi walaupun anak dalam kelurga belum bersekolah, Universitas Sumatera Utara 73 responden mengaku ada tanggungan dalam keluarga yang disekolahkan yaitu misalnya adik atau sanak saudaranya. Tanggungan pendidikan anak dalam keluarga sangat mempengaruhi jumlah kebutuhan dalam keluarga yang harus dipenuhi. Semakin tinggi jenjang pendidikannya maka akan semakin besar danabiaya yang harus dikeluarkan. Tetapi hal tersebut tidak menjadi masalah bagi responden asalkan anak dalam keluarga bersekolah dengan baik sehingga nantinya bisa membanggakan keluarga. Jika pendidikan anak sampai pada jenjang yang tinggi maka responden mengaku bahwa mereka akan sangat bangga dan lebih dihargai oleh orang-orang sekitarnya. Berikut hasil wawancara dengan Lena Siregar salah satu responden di Desa Meranti Kecamatan Bila Hulu Kabupaten Labuhan Batu : “Anak saya sekarang lagi sekolah di Perguruan Tinggi, Syukurlah dia lulus tahun lalu di Perguruan Tinggi Negeri, jadi biaya kuliahnya tidak terlalu mahal. Hanya saja biaya hidup dikota besar yang agak banyak. Jadi memang harus pintar- pintarlah supaya kebutuhannya senantiasa terpenuhi.” Universitas Sumatera Utara 74

5.2.12 Jawaban Responden Berdasarkan Pentingnya Pendidikan Norma dalam Keluarga