26 ketersediaan sumberdaya tersebut satu rupiah akan mendatangkan pendapatan
sebesar harga bayangannya shadow price. Analisis sensitivitas menunjukkan batasan perubahan dari harga dan biaya agar tidak merubah keadaan optimal
Yuningsih. 1999. Analisis Optimalisasi Pendapatan Usaha Tani Pada Keragaman Jenis Usaha Petani. Diakses darihttp:repository.ipb.ac.id tanggal 21 April 2014
pukul 12.35. Perempuan diasosiasikan tanpa nilai, sementara wanita lebih mengarah
kepada kedewasaan. Terang saja karena definisi dewasa di sini adalah sebuah pengabdian yang tersirat. Karena itu wanita dinilai tinggi ketika bisa mengabdi
sehingga diinginkan oleh lelaki. Kesetiaan jadi lebih baik dari kemandirian http:shofisme.wordpress.comperempuan-dan-wanitadiakses tanggal 16 April
2014 pukul 12.30. Dari rumusan pengertian petani yang dikemukakan diatas maka dapat
diartikan bahwa petani adalah orang yang mata pencahariannya bercocok tanam dengan melakukan pengolahan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan
memelihara tanaman seperti, sayur-sayuran, dengan harapan untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk digunakan sendiri ataupun menjual nya kepada
orang lain.
2.1.3 Peran Petani Perempuan
Kedudukan perempuan dalam aspek sosiologi menunjukan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Kedudukan Perempuan dalam pengertian ini memposisikan
perempuan sebagai kelompok sosial yang berstatus lebih rendah dari laki-laki di lingkungan tempat berinteraksi. Status sosial yang dimaksud ditujukan kepada
kemampuan menerjemahkan dan teknologi sebagai ukuran interaksi yang dibentuk dari esensi-esensi kemampuan komunikasi sosial yang berada dalam skala
Universitas Sumatera Utara
27 rendah.Dalam proses-proses pembangunan terdapat hubungan timbal balik antara
perempuan dan laki-laki.Jika perbedaan-perbedaan hakiki yang menyangkut jenis kelamin tidak bisa diganggugugat dimana bahwa secara biologis perempuan
memiliki kemampuan mengandung dan melahirkan sementara laki-laki tidak, dan sejenisnya. Maka perbedaan perbedaan genderjuga harus bisa dirubah karna yang
menjadi akarnya adalah faktor-faktor sosial dan sejarah Macdonal, dkk: 13. Pengakuan bahwa perempuan dan laki-laki sama, yaitu sama-sama manusia
yang mempunyai pikiran, perasaan dan pendapat memang dibutuhkan oleh perempuan, karena selama berabad-abad itu masih disangkal. Banyak kerugian-
kerugian yang disebabkan yang tidak mengenal atau mengakui perbedaan- perbedaan ini. Pengakuan akan perbedaan antara perempuan dan laki-laki
dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas kehidupan perempuan. Peranan yang berbeda antara perempuan dan laki-laki dalam keluarga dan masyarakat merupakan
akibat pembagian kerja secara seksual. Pembagian kerja secaraseksual ini bertahan karena mendapat kekuatan dari masa ke masa melalui sosialisasi dan
enkulturalisasi. Peran perempuan selalu dikaitkan dengan urusan domestik dan laki- laki di ruang publik Primariantari dkk, 1998:121.
Pada dasarnya perempuan Indonesia, khususnya mereka yang tinggal didaerah pedesaan dan miskin peranan ganda bukanlah merupakan sesuatu hal yang
baru.Pada masyarakat pedesaan para perempuan sudah dituntut untuk hidup mandiri dan bekerja karena tuntutan perekonomian, hal ini yang mendasari peran
perempuan desa tidak hanya lagi bekerja sebagai pembantu laki-laki khususnya dalam pertanian, perempuan sudah memiliki kesempatan untuk bekerja sebagai
petani dan mengelola lahan pertanian dengan sendiri.Dalam pertanian perempuan juga sudah dapatmemiliki tanah pertanian dan mengawasi penggarapannya. Dengan
Universitas Sumatera Utara
28 demikin perempuan tidak mengalami kesulitan untuk menghidupi dirinya sendiri
dan keluarganya. Jadi yang dimaksud dengan petani perempuan merupakan perempuan yang
bekerja sebagai petani yang bercocok tanam dengan melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara tanamandengan harapan untuk
memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk di gunakan sendiri ataupun menjualya kepada orang lain memperoleh pendapatan dan tidak lagi tergantung
kepada laki-laki. Kedudukan seseorang dalam masyarakat selain ditentukan oleh jabatan
resminya berdasarkan hukum, ditentukan pula oleh adat, nilai-nilai dan norma- norma yang berlaku, serta juga oleh kemampuan dan perannya dalam masyarakat.
misalnya: kedudukannya sebagai isteri tugas yang melekat dalam dirinya atau perannya adalah mengatur rumah tangga; kedudukannya sebagai guru, perannya
mengatur bahan ajar supaya anak didiknya sukses. Jadi kedudukan seseorang menentukan perannya, sebaliknya peran yang dilakukan oleh seseorang dapat
mempengaruhi dan merubah kedudukannya dalam masyarakat. Petani Perempuan adalah sosok perempuan pedesaan baik yang dewasa maupun muda. Mereka adalah
isteri petani atau anggota keluarga tani yang terlibat secara langsung atau tidak dengan tetap atau sewaktu-waktu dalam kegiatan usaha tani dan kesibukan lainnya
berhubungan dengan kehidupan dan penghidupan keluarga tani dipedesaan Sajogyo, 1985.
Petani Perempuan dari setiap daerah mempunyai masalah yang sama. Secara umum mereka menghadapi masalah yang sama pula. Yaitu tingkat hidup
yang rendah dan jumlah keluarga yang relatif besar, tingkat pendidikan dan kesempatan belajar kurang, pengetahuan dan keterampilan yang sangatterbatas dan
Universitas Sumatera Utara
29 tertinggal dalam usaha tani, kurangnya sikap positif terhadap kemajuan baik karena
adat, agama, maupun kebiasaan hidup.Perempuan dalam proses pendidikan dipedesaan bukanlah berarti hanya sebagai suatu tindakan perikemanusiaan yang
adil belaka, tindakan mengajar, mendorong perempuan dipedesaan untuk berpartisipasi dalam pendidikan merupakan suatu tindakan yang efisien. Ikut
sertanya perempuan pada umumnya dalam pendidikan berarti pula memanfaatkan sumber daya manusia dengan potensi yang tinggi. Petani Perempuan sehubungan
dengan peran dan kedudukannya dalam rumah tangga perlu diberikan perhatian khusus yang secara bersama dikaitkan dengan kepentingan keluarga tani. Padahal
banyak orang percaya kalau perempuan selayaknya berada dilingkungan rumah tangga dengan tugas-tugas seperti melahirkan dan membesarkan anak, serta
mengurus suami, agar keluarga tentram dan sejahtera. Pandangan seperti itu dapat dibenarkan oleh penganut Teori Nature. Tetapi
jika disimak, maka pandangan tersebut lebih memihak dan menguntungkan suami. Suami dengan segala aktifitasnya diluar rumah memungkinkan dihormati dan
dihargai. Sementara isteri dengan keperempuan-nya ditempatkan pada posisi yang terpojok, karena perannya terbatas didalam rumah sektor domestik, dan jerih
payahnya tidak menghasilkan uang. Sajogyo, 1985 Perempuan memegang peran penting sebagai ibu rumah tangga dengan
berbagai jenis pekerjaan dari yang berat sampai yang ringan, seperti mengatur rumah tangga, memasak, mencuci, mengasuh dan mendidik anak. Namun sejalan
dengan perkembangan teknologi disektor pertanian, maka Petani Perempuan perlu meningkatkan pengetahuan, keterampilan sehingga dapat mengambil manfaat yang
sebesar-besarnya dari segala jenis sumber daya yang ada disekitarnya berupa sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Karena itu, kemajuan yang
Universitas Sumatera Utara
30 dicapai perempuan zaman sekarang dapat dijumpai pada banyak kaum hawa ini
sebagai motor penggerak pembangunan dibidang pertanian, seperti kelompok tani, dalam kegiatan program peningkatan produksi pertanian, dalam kegiatan pasca
panen produksi pertanian. Termasuk mengandung beban kerja dirumah tangga seperti mengambil air, mencari kayu bakar, memasak, menjual hasil panen,
mendidik anak-anaknya, sebagai ibu rumah tangga dan mengabdi kepada suaminya. Keikutsertaan perempuan dalam kegiatan mencari nafkah tidak lain karena
pendapatan lelaki tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Keikutsertaan anggota keluarga mencari nafkah merupakan upaya peningkatan
pendapatan guna mengatasi masalah memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga. Namun demikian perempuan juga diwajibkan melaksanakan kewajibannya sebagai
warga negara yang baik dan aktif dalam berbagai organisasi kewanitaan, serta menjunjung karirnya Tan, 1996.
Peran Petani Perempuan di bidang pendidikan juga semakin berkembang terutama terhadap pendidikan anak di usia dini. Petani Perempuan mulai berpikir
maju dan semakin memahami betapa pentingnya pendidikan bagi anak untuk masa depan. Karena itu, Petani Perempuan mempunyai peran melatih, membimbing dan
mengajari anakanak mereka sebelum memasuki Pendidikan Formal Sekolah Dasar. Meskipun Petani Perempuan mempunyai kesibukan dalam membantu
mencari nafkah, tetapi mereka selalu memberikan perhatian terhadap perkembangan dan pendidikan anaknya.
2.2 Sosial Ekonomi