Uji autokorelasi Uji parsial Uji t

44 Pada gambar 4.3 tentang grafik scatterplot diatas terlihat titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu y. Hal ini berarti tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

c. Uji autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menganalisis apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan t 1 atau sebelumnya Erlina, 2008:106. Model regresi yang baik untuk dijadikan obyek penelitian adalah yang bebas dari autokorelasi. Untuk melihat masalah autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson. Panduan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut: 1 Bila nilai DW terletak antara dU dan 4-dU maka koefisien autokorelasi sama dengan nol berarti tidak ada autokorelasi. 2 Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah dU, maka koefisien autokorelasi lebih dari nol berarti ada autokorelasi positif. 3 Bila nilai DW lebih besar dari pada 4-dU, maka maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol berarti ada autokorelasi negatif. Tabel 4.2 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .717 a .514 .449 .97119 1.784 a. Predictors: Constant, NPF, CAR, FDR, BOPO b. Dependent Variable: ROA Tabel 4.2 memperlihatkan nilai statistik DW sebesar 1,784. Nilai dU tabel = 1,7259. Jadi, dapat dicari nilai 4-dU yaitu 4- 1,7259 = 2,2741. Dari hasil tersebut, dapat Universitas Sumatera Utara 45 disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi karena DW terletak diantara nilai dU dan 4- dU. Dengan demikian, model regresi tersebut sudah bebas dari masalah autokorelasi.

d. Uji multikolinearitas

Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini, kita sebut variabel bebas ini tidak ortogonal Erlina, 2008. Variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol. Pengujian bertujuan mengetahui ada tidaknya multikolinearitas antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Uji multikolinearitas juga bertujuan untuk menghindari kebiasaan dalam proses pengambilan kesimpulan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen Umar, 2003 : 132. Deteksi dilakukan dengan melihat nilai VIF Variable Inflation Factor dan nilai tolerance. Multikolinearitas terjadi apabila nilai VIF 10 dan nilai tolerance 0,10. Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1Constant CAR ,427 2,343 NPF ,746 1,340 BOPO ,431 2,322 FDR ,630 1,586 a. Dependent Variable: ROA Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa tidak ada satupun variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 dan tidak ada yang memiliki tolerance value lebih kecil dari 0,1. Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian ini terbebas dari adanya multikolinearitas. Dari hasil uji ini maka dapat disimpulkan bahwa Universitas Sumatera Utara 46 semua variabel independen yang dipakai dalam penelitian ini lolos uji gejala multikolinearitas.

3. Pengujian hipotesis a. Uji koefesien determinasi R

2 Koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Dalam hal ini, adjusted R 2 digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel CAR, NPF, BOPO, dan FDR terhadap profitabilitas ROA. “Adjusted R 2 dianggap lebih baik dari R 2 karena nilai adjusted R 2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model” Ghozali, 2005. Oleh karena itu, pada penelitian ini yang digunakan adjusted � 2 berkisar antara nol dan satu. Jika nilai adjusted � 2 makin mendekati satu maka makin baik kemampuan model tersebut dalam menjelaskan variabel independen dan sebaliknya. Tabel 4.4 Hasil Uji Koefisien Determinasi R 2 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,717 a ,514 ,449 ,97119 a. Predictors: Constant, NPF, CAR, FDR, BOPO b. Dependent Variable: ROA Besarnya adjusted R 2 berdasarkan hasil analisis statistik yang diperoleh sebesar 0,449. Dengan demikian besarnya pengaruh CAR, NPF, BOPO, dan FDR yang diberikan terhadap profitabilitas ROA adalah sebesar 45. Sedangkan sisanya sebesar 55 adalah dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

b. Uji parsial Uji t

Universitas Sumatera Utara 47 Uji ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial individu. Kriteria pengambilan keputusan adalah: 1 Hipotesis diterima apabila t hitung t tabel pada sig-prob α 0,05 2 Hipotesis ditolak apabila t hitung t tabel pada sig-prob α 0,05 Apabila probabilitas signifikasi lebih besar dari α 0,05, maka variabel bebas secara individu tidak berpengaruh terhadap profitabilitas ROA. Jika probabilitas signifikansi lebih kecil dari α 0,05, maka variabel bebas secara individu berpengaruh terhadap profitabilitas ROA. Hasil uji parsial ini dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut : Tabel 4.5 Hasil Uji Parsial Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1Constant 3,907 ,820 4,763 ,000 CAR -.104 .037 -.543 -2.790 .009 NPF ,158 ,164 ,142 ,961 ,344 BOPO -,008 ,008 -,189 -,974 ,338 FDR -,008 ,011 -,121 -,757 ,455 a. Dependent Variable: ROA Berikut ini adalah penjelasan hasil pengujian statistik t pada tabel : 1 Pengaruh CAR terhadap profitabilitas ROA Nilai signifikansi sebesar 0,09 0,05 artinya bahwa CAR secara parsial tidak terbukti berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap profitabilitas ROA bank syariah. 2 Pengaruh NPF terhadap profitabilitas ROA Universitas Sumatera Utara 48 Nilai signifikansi sebesar 0,344 0,05 artinya bahwa NPF secara parsial tidak terbukti berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap profitabilitas ROA bank syariah. 3 Pengaruh BOPO terhadap profitabilitas ROA Nilai signifikansi sebesar 0,338 0,05 artinya bahwa BOPO secara parsial tidak terbukti berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap profitabilitas ROA bank syariah. 4 Pengaruh FDR terhadap profitabilitas ROA Nilai signifikansi sebesar 0,455 0,05 artinya FDR secara parsial tidak terbukti berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap profitabilitas ROA bank syariah. Dari tabel 4.5 diatas dapat diperoleh model persamaan regresi berganda sebagai berikut: Y = 3,907– 0,104CAR + 0,158NPF – 0,08BOPO – 0,08FDR + e 1 Koefisien konstan adalah 3,907 menyatakan jika CAR, NPF, BOPO, FDR dan e adalah 0, maka profitabilitas ROA adalah 3,907. 2 CAR mempunyai koefisien regresi kearah yang negatif sebesar 0,104. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan CAR sebesar 1 maka nilai tingkat profitabilitas ROA akan menurun sebesar 0,104 dengan asumsi variabel lain tetap. 3 NPF mempunyai koefisien regresi kearah positif sebesar 0,158. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan NPF sebesar 1 maka nilai tingkat profitabilitas ROA akan meningkat sebesar 0,158 dengan asumsi variabel lain tetap. 4 BOPO mempunyai koefisien regresi kearah negatif sebesar 0,08. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan BOPO sebesar 1 maka nilai tingkat Universitas Sumatera Utara 49 profitabilitas ROA akan menurun sebesar 0,08 dengan asumsi variabel lain tetap. 5 FDR mempunyai koefisien regresi kearah negatif sebesar 0,08. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan FDR sebesar 1 maka nilai tingkat profitabilitas ROA akan meningkat sebesar 0,08 dengan asumsi variabel lain tetap. c. Uji simultan Uji F Uji ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Kriteria pengambilan keputusan adalah: 1 Hipotesis diterima apabila F hitung F tabel pada sig-prob α 0,05 2 Hipotesis ditolak apabila F hitung F tabel pada sig-prob α 0,05 Apabila probabilitas signifikansi lebih besar dari α 0,05, maka variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel profitabilitas ROA. Jika probabilitas s ignifikansi lebih kecil dari α 0,05, maka variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel profitabilitas ROA. Hasil uji simultan ini dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut: Tabel 4.6 Hasil Uji Simultan Uji F ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 29,932 4 7,483 7,934 .000 b Residual 28,296 30 ,943 Total 58,228 34 a. Predictors: Constant, NPF, CAR, FDR, BOPO b. Dependent Variable: ROA Nilai signifikansi sebesar 0,000 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel CAR, NPF, BOPO, dan FDR secara simultan terbukti mempengaruhi profitabilitas ROA bank syariah.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh Non Performing Financing (NPF), Biaya Operasional Terhadapa Pendapatan Operasional (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap laba perbankan syariah di Indonesia periode September 2009 – De

0 4 163

Pengaruh non performing financing,financing to deposit ratio, dan retrun on assets terhada pertumbuhan aset bank syariah

0 7 0

Pengaruh non performing financing,financing to deposit ratio, dan retrun on assets terhada pertumbuhan aset bank syariah (analisis pada bank umum syariah di Indonesia periode 2011-2014)

0 9 105

Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Profitabilitas PT Bank Mega Syariah

1 15 95

Pengaruh CAR, NPF, FDR dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah (Periode 2011-2015)

1 9 152

Pengaruh Capital Adequancy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2015

0 2 108

Pengaruh Rentabilitas Dan Likuiditas Terhadap Capital Adequacy Ratio (Car) Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012 - 2015

0 3 96

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Financing dan Financing to Deposit Ratio terhadap Return on Asset pada Bank Umum Syariah di Indonesia

1 8 96

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, FINANCING TO DEPOSIT RATIO, NON PERFORMING FINANCING, BIAYA OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASIONAL DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH YANG TERDAFTAR DI BANK INDONESIA.

3 26 41

PENGARUH BIAYA OPERASIONAL PADA PENDAPATAN OPERASIONAL, FINANCING TO DEPOSIT RATIO, NON PEFORMING FINANCING, DAN CAPITAL ADEQUACY RATIO TERHADAP RETURN ON ASSET PADA BANK UMUM SYARIAH PERIODE 2012-2016

0 0 128