26
maupun secara kombinasi dari kedua laporan tersebut”. Rasio keuangan menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dalam laporan
keuangan dan dengan menggunakan analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisis tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan
suatu perusahaan terutama apabila angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar. Adapun rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. NPF Non Performing Financing
NPF atau juga NPL pada bank konvensional merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja bank dalam mengelola kredit bermasalah terhadap total kredit yang
diberikan oleh bank. Semakin tinggi rasio NPF, maka akan menunjukkan semakin buruknya kualitas pembiayaan yang diberikan bank syariah.
Besarnya nilai NPF suatu bank dapat dihitung dengan rumus : NPF = Pembiayaan Bermasalah
Total Pembiayaan x 100
b. CAR Capital Adequacy Ratio
CAR merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja bank dalam penyediaan modal minimum yang harus selalu di sediakan sebagai suatu proporsi tertentu dari total aktiva
tertimbang. Menurut Dendawijaya 2005 : 121, capital adequacy ratio adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimilki bank untuk menunjang aktiva yang
mengandung atau mengahasilkan resiko, misalnya kredit yang diberikan. Semakin tinggi resiko rasio CAR maka semakin baik kondisi suatu bank dan jika nila CAR tinggi berarti bank
tersebut mampu membiayai kegiatan operasinya. Besarnya nilai CAR suatu bank dapat dihitung dengan rumus :
CAR = Modal Sendiri ATMR
x 100
c. FDR Financing to Deposit Ratio
FDR atau yang juga dikenal dengan sebutan LDR pada bank konvensional merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas suatu bank dengan cara membandingkan
Universitas Sumatera Utara
27
jumlah kredit yang diberikan terhadap total dana pihak ketiga. Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank umum
segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit Dendawijaya, 2005:116. Semakin tinggi
rasio FDR, maka akan menunjukkan semakin rendahnya likuiditas bank syariah.
Besarnya nilai FDR suatu bank dapat dihitung dengn rumus : FDR
= Pembiayaan yang diberikan Total dana pihak keiga
x 100
d. BOPO Beban Operasional Pendapatan Operasional
BOPO menurut Dendawijaya 2005 : 120 merupakan “rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya”. Semakin tinggi
rasio BOPO, maka akan menunjukkan semakin buruknya tingkat efisiensi dari bank syariah. Besarnya nilai BOPO suatu bank dapat dihitung dengan rumus :
BOPO = Beban Operasional Pendapatan Operasional
x 100
Universitas Sumatera Utara
28
2.2 Tinjuan Penelitian Terdahulu