3. Hasil Uji Pendekatan Kolmogorov-smirnov Tabel 4.9
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 31
Normal Parameters
a,,b
Mean .0000000
Std. Deviation 1.60651994
Most Extreme Differences Absolute
.162 Positive
.074 Negative
-.162 Kolmogorov-Smirnov Z
.903 Asymp. Sig. 2-tailed
.389 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : hasil Penelitian 2016
Pada tabel 4.9 terlihat bahwa nilai Asymp. Sig 2-tailed = 0,389 dimana angka ini lebih besar dibandingkan nilai signifikannya yaitu 0,05 dengan
demikian, maka dapat disimpulkan bahwa residual berdistribusi normal.
4.4.2 Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknnya gejala multikolinearitas pada data dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance
value dan Varians Inflation factor VIF. Dengan kriteria sebagai berikut : 1. Apabila VIF 5 maka diduga mempunyai persoalan Multikolinearitas.
2. Apabila VIF dari 5 maka tidak terdapat Multikolinearitas. 3. Apabila
tolerance 0,1 maka diduga mempunyai persoalan heteroskedastisitas.
4. Apabila tolerance 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.10 Uji Multikolinieritas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta Tolerance VIF
1 Constant
3.132 6.390
490 628
Pengetahuan Kewirausahaan
699 276
.461 2.534
017 .800
1.250 Keunggulan
Bersaing 145
289 .091
500 621
.800 1.250
a. Dependent Variable: Keberhasilan Usaha
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 data diolah
Pada Tabel 4.10 terlihat bahwa nilai VIF dari variabel pengetahuan kewirausahaan
X
1
adalah 1,250, dan nilai VIF dari variabel keunggulan bersaing X
2
adalah 1,250. Karena masing-masing nilai VIF tidak lebih besar dari 5, maka tidak terjadi gejala multikolinieritas antar variabel independen dalam model ini.
4.4.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau
tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendekati ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Pendekatan Grafik
Sumber : hasil Penelitian 2016
Gambar 4.3 Pengujian Heteroskedastisitas Scatterplot
Berdasarkan Gambar 4.3 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak
tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pasa sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi
heterokedasitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi variabel dependent, berdasarkan masukan variabel independent.
b. Uji Glejser Glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolute residual terhadap variabel
independen. Jika variabel independen signifikan secara statistic mempengaruhi variabel dependen maka ada indikasi terjadi heteroskesdatisitas.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.11 Uji glejser heteroskedastisitas
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 1.833
3.571 .513
.612 Pengetahuan
kewirausaha an
-.069 .154
-.094 -.448
.658 Keunggulan
bersaing .056
162 .073
.348 .730
a. Dependent Variable: ABSUT
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 data diolah
Pada Tabel 4.11 terlihat variabel independen pengetahuan kewirausahaan dan keunggulan bersaing yang signifikan secara statistic mempengaruhi variabel
dependen absolute Ut absUt. Hal ini terlihat dari probabilitas pengetahuan kewirausahaan 0,658 dan keunggulan bersaing 0,730 diatas tingkat signifikan
5 0,05, jadi disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedatisitas.
4.5 Analisis Regresi