b. Bebas dari kecemasan dengan cara buat keputusan sendiri, berpartisipasi di dalam pelayanan kesehatan, praktikkan aktivitas yang mengistirahatkan
secara teratur, mengetahui bahwa lingkungan aman. c. Tidur yang cukup sehingga memperoleh jumlah jam tidur yang dibutuhkan
untuk merasa segar kembali dengan mengikuti kebiasaan hygiene yang baik sebelum tidur.
Tidur merupakan kondisi tidak sadar di mana individu dapat dibangunkan oleh stimulus atau sensoris yang sesuai, atau juga dapat di katakan sebagai suatu
keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keaadaan yang penuh ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus yang
berulang, dengan ciri adanya aktivitas yang minim, memiliki kesadaran yang bervariasi, terdapat perubahan proses fisiologis, dan terjadi penurunan respon
terhadap rangsangan dari luar Hidayat, 2006. Tidur juga merupakan suatau keadaan yang berulang-ulang, perubahan
status kesadaran yang terjadi selama periode tertentu. Jika seseorang memperoleh tidur yang cukup, mereka merasa tenaganya telah pulih. Beberapa ahli tidur yakin
bahwa perasaan tenaga yang pulih ini menunjukkan tidur memberikan waktu untuk perbaikan dan penyembuhan sistem tubuh untuk periode keterjagaan yang
berikutnya Potter Perry 2006.
2.3.4 Fisiologi Tidur
Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adaanya hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan
menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Salah satu aktifitas tidur ini di
Universitas Sumatera Utara
atur oleh system pengaktivasi retikularis yang merupakan system yang mengatur seluruh tingkat kegiatan susunan saraf pusat termasuk pengaturan kewaspadaan
dan tidur. Pusat pengaturan aktivitas kewaspadaan dan tidur terletak dalam mensesefalon dan bagian atas pons. Selain itu, reticular activating system RAS
dapat memberikan rangsangan fisual, pedengaran, nyeri, dan perabaan juga dapat menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses
pikir. Dalam keadaan sadar neuron dalam RAS akan melepaskan katekolamin seperti nerepinopri. Demikian juga pada saat tidur, kemungkinan disebabkan
adanya pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu bulbar synchronizing regional BSR, sedangkan bangun
tergantung dari keseimbangan impuls yang diterima dipusat otak dan system limbik. Dengan demikian, sistem pada batang otak yang mengatur siklus atau
perubahan dalam tidur adalah RAS dan BSR Hidayat, 2006.
2.3.5 Tahapan tidur
EEG, MMG, dan EOG sinyal listrik menunjukkan perbedaan tingkat aktivitas yang berbeda dari otak, otot dan mata yang berhubungan dengan tahapan
tidur yang berbeda sleep research society, 1993. Tidur yang normal melibatkan dua fase: pergerakan mata yang tidak cepat tidur nonrapid eye movement,
NREM dan pergerakan mata yang cepat tidur rapid eye movement, REM. Selama NREM orang yang tidur mengalami kemajuan melalui empat tahapan
selama siklus tidur yang tipikal 90 menit. Kualitas tidur dari tahap 1 sampai tahap 4 bertambah dalam. Tidur yang dangkal merupakan kakteristik dari tahap 1 dan 2
dan seorang lebih mudah terbangun. Tahap 3 dan 4 melibatkan tidur yang dalam,
Universitas Sumatera Utara
di sebut tidur gelombang rendah, dan seorang sulit terbangun. Tidur REM merupakan fase pada akhir tiap siklus tidur 90 menit Potter Perry, 2006.
2.3.6 Tahapan Siklus Tidur