di sebut tidur gelombang rendah, dan seorang sulit terbangun. Tidur REM merupakan fase pada akhir tiap siklus tidur 90 menit Potter Perry, 2006.
2.3.6 Tahapan Siklus Tidur
Tahapan siklus NREM dan REM menurut Potter Perry, 2006, adalah sebagai berikut:
A. Tahap 1: NREM
1. Tahap meliputi tngakat paling dangkal dari tidur
2. Tahap berahir beberapa menit
3. Pengguanaan aktivitas fisiologis di mulai dengan penurunan secara
bertahap tanda-tanda vital dan metabolisme. 4.
Seseorang dengan mudah terbangun oleh stimulus sensori seperti suara. 5.
Ketika terbangun, seseorang merasa seperti telah melamun. B.
Tahap 2: NREM 1.
Tahap 2 merupakan periode tidur bersuara. 2.
Kemajuan relaksasi otot. 3.
Untuk terbangun masih relatif mudah. 4.
Tahap berakhir 10 hingga 20 menit. 5.
Kelanjutan fungsi tubuh menjadi lamban. C.
Tahap 3: NREM 1.
Tahap 3 meliputi tahap awal dari tidur yang dalam. 2.
Orang yang tidur sulit dibangunkan dan jarang bergerak. 3.
Otot-otot dalam keadaan santai penuh. 4.
Tanda-tanda vital menurun tetapi tetap teratur.
Universitas Sumatera Utara
5. Tahap berakhir 15 hingga 30 menit.
D. Tahap 4: NREM
1. Tahap 4 merupakan tahap tidur terdalam.
2. Sangat sulit untuk membangunkan orang yang tidur.
3. Jika terjadi kurang tidur, maka orang yang tidur menghabiskan porsi
malam yang seimbang pada tahap ini. 4.
Tanda-tanda vital menurun menurun secara bermakna di banding selama jam terjaga.
5. Tahap berakhir kurang lebih 15 sampai 30 menit.
6. Tidur sambil berjalan dan enuresis dapat terjadi.
E. Tahapan tidur REM
1. Mimpi yang penuh warna dan tampak hidup dapat terjadi pada REM.
Mimpi yang kurang hidup dapat terjadi pada tahap yang lain. 2.
Tahap ini biasanya dimulai skitar 30 menit setelah mulai tidur. 3.
Hal ini dicirikan dengan respons otonom dari pergerakan mata yang cepat, fluktuasi jantung dari kecepatan respirasi dan peningkatan atau
fluktuasi tekanan darah. 4.
Terjadi tonus otot skelet penurunan. 5.
Peningkatan sekresi lambung. 6.
Sangat sulit sekali membangunkan orang yang tidur. 7.
Durasi dari tidur REM meningkat pada tiap siklus dan rata-rata 20 menit.
Universitas Sumatera Utara
2.3.7 Fungsi Tidur dan Tujuan Tidur
Fungsi dan tujuan tidur secara jelas tidak diketahui, akan tetapi di yakini bahwa tidur dapat di gunakaan untuk menjaga keseimbangaan mental,
emosiaonal, kesehatan, mengurangi stres pada paru, kardiovaskular, endokrin, dan lain-lain. Energi disimpan selama tidur, sehingga dapat di arahkan kembai pada
fungsi selular yang penting. Secara umum terdapat dua efek fisiologis dari tidur: pertama, efek pada sistem saraf yang di perkirakan dapat memulihkan kepekaan
normal dan keseimbangan di antara berbagai susunan saraf; dan kedua, efek pada struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan fungsi dalam organ tubuh
karena selama tidur terjadi penurunan Hidayat, 2006. Menurut beberapa teori tidur di percaya mengkontribusi pemulihan
fisiologis dan psikologis, dan tidur juga merupakan waktu perbaikan dan juga persiapan untuk periode trejaga berikutnya. Selama tidur fungsi biologis menurun.
Laju denyut jantung normal pada orang dewasa sehat sepanjang hari rata-rata 70 hingga 80 denyut per menit atau lebih rendah jika individu berada pada kondisi
fisik yang sempurna. Akan tetapi selama tidur laju denyut jantung turun sampai 60 denyut per menit atau lebih rendah. Hal ini berarti bahwa denyut jantung 10
sampai 20 kali lebih sedikit dalam setiap jam. Secara jelas, tidur yang nyenyak bermanfaat dalam memelihara fungsi jantung. Tidur nampaknya juka diperlukan
untuk memperbaiki proses biologis secara rutin. Teori lain tentang kegunaan tidur adalah tubuh menyimpan energi selama tidur, dan dapat di pergunakan untuk
memnuhi aktifitas setelah bangun tidur Potter Perry, 2006.
Universitas Sumatera Utara
2.3.8 Kebutuhan dan Pola Tidur Normal pada Anak Usia Sekolah