Pertimbangan Hakim Kasus Posisi

e. Pertimbangan Hakim

Adanya alasan-alasan yang kuat dalam pertimbangan sebagai dasar putusan membuat putusan sang hakim menjadi objektif dan berwibawa. 75 Sebelum putusan sampai pada uraian pertimbangan yang menyimpulkan pendapatnya tentang kesalahan terdakwa, fakta, dan keadaan serta alat pembuktian yang diperoleh dalam pemeriksaan sidang, semestinya dipertimbangkan secara argumentatif, sehingga jelas terbaca jalan pikiran yang logis dan reasoning yang mantap, yang mendukung kesimpulan pertimbangan hakim. 76 Bahwa berdasarkan fakta - fakta yang terungkap di persidangan, dalam perkara ini yang didakwakan adalah perihal pembayaran honorarium atas perhitungan kelebihan pembayaran pajak penghasilan pasal 21 tahun 2001 dan 2002 yang dikerjakan oleh KAP Hasnil, M. Yasin Rekan dimana Terdakwa selaku Kepala Bagian Keuangan Sekretariat Pemkab Langkat mempunyai kewenangan untuk menyiapkan bahan penyusunan anggaran, perubahan dan perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD, serta pengesahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Langkat. Bahwa berdasarkan fakta hukum tersebut, Majelis Hakim berpendapat bahwa pasal 2 ayat 1 Undang - Undang Nomor : 31 tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang - Undang Nomor : 20 tahun 2001, yang didakwakan dalam Dakwaan Primair, tidak dapat diterapkan terhadap Terdakwa dalam perkara ini oleh karena itu Terdakwa harus dibebaskan dari Dakwaan Primair tersebut. 75 Sudikno Mertokusomo, Hukum Acara Perdata Indonesia, Yogyakarta: Liberty, 1999, hlm. 27. 76 Yahya Harahap, Op.cit., hlm. 340. Universitas Sumatera Utara Pasal 3 jo. pasal 18 Undang - Undang Nomor : 20 tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang - Undang Nomor : 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. pasal 55 ayat 1 ke - 1 KUH Pidana yang unsur - unsur pokoknya sebagai berikut : 1. Setiap orang ; 2. Dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi ; 3. Menyalahgunakan kewenangan, kesempatan, atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan ; 4. Yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara ; 5. Sebagai orang yang melakukan, yang menyuruh melakukan, atau yang turut serta melakukan ; Ad.1. Unsur : Setiap orang : Berdasarkan fakta yang terungkap di persidangan yaitu dari keterangan saksi - saksi yang membenarkan bahwa yang dihadapkan untuk diperiksa dan diadili di depan persidangan ini adalah benar Terdakwa Drs. Surya Djahisa, M.Sidan keterangan Terdakwa yang menerangkan bahwa ia adalah orang atau pribadi yang beridentitas sebagaimana yang tercantum dalam surat dakwaan Penuntut Umum dan saat ini bekerja sebagai serta menyatakan dalam keadaan sehat jasmani dan rohani. Oleh karena itu Terdakwa terbukti memenuhi unsur tersebut. Universitas Sumatera Utara Ad.2. Unsur : Dengan Tujuan Menguntungkan Diri Sendiri atau Orang lain Atau Suatu Korporasi. Pekerjaan perhitungan kelebihan pembayaran pajak penghasilan pasal 21 tahun 2001 dan 2002 di Pemerintah Kabupaten Langkat, saksi Drs. Hasnil, Ak.MM selaku pimpinan KAP Hasnil, M. Yasin Rekan telah menerima pembayaran jasa atau honorarium sebesar 1.193.574.876,- satu milyar seratus sembilan puluh tiga juta lima ratus tujuh puluh empat ribu delapan ratus tujuh puluh enam rupiah walaupun Terdakwa Drs. Surya Djahisa, M.Si selaku Kepala Bagian Keuangan Sekretariat Pemkab Langkat mengetahui bahwa tidak ada dilakukan tender dalam penghunjukkan kantor akuntan untuk melakukan pekerjaan pengurusan konpensasi pajak penghasilan pasal 21. Pembayaran jasa atau honorarium sebesar 1.193.574.876,- satu milyar seratus sembilan puluh tiga juta lima ratus tujuh puluh empat ribu delapan ratus tujuh puluh enam rupiah kepada KAP Hasnil, M. Yasin Rekan walaupun dalam Surat Perjanjian Kerja yang ditandatangani oleh Terdakwa, Bupati Langkat dan Drs. Hasnil, Ak. MM tidak ada disebutkan plafon besarnya nilai pekerjaan yang akan dilaksanakan serta tidak ada dilakukan tender dalam penghunjukkan kantor akuntan untuk melakukan pekerjaan pengurusan restitusi konpensasi pajak penghasilan pasal 21 adalah merupakan perbuatan menguntungkan orang lain atau suatu koorporasi yang dalam hal ini adalah saksi Drs. Hasnil, Ak. MM selaku pimpinan KAP Hasnil, M. Yasin Rekan. Universitas Sumatera Utara Bahwa dari serangkaian pertimbangan tersebut diatas Majelis Hakim berpendapat unsur dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi telah terpenuhi. Ad.3. Unsur : Menyalahgunakan Kewenangan, Kesempatan atau Sarana Yang Ada Padanya Karena Jabatan Atau kedudukan. Pengertian dari menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada karena jabatan atau kedudukan tersebut adalah menggunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang melekat pada jabatan dan kedudukan yang dijabat atau diduduki oleh pelaku tindak pidana korupsi untuk tujuan lain dari maksud diberikannya kewenangan, kesempatan atau sarana tersebut. 77 Perbuatan Terdakwa pada Surat Perjanjian Kerja tanpa memperhatikan danaanggaran tersedia dan tanpa mengkaji isi surat perjanjian, maka Terdakwa haruslah bertanggung jawab atas kebenaran terhadap isi surat yang diparaf oleh Terdakwa. Perbuatan Terdakwa tersebut yang memberikan paraf dalam tiap lembar Surat Perjanjian Kerja tanpa mempelajari terlebih dahulu apakah penawaran di surat perjanjian kerja yang disodorkan oleh saksi Drs. Hasnil, Ak. MM dapat disetujui sesuai dengan peraturan atau ketentuan pengadaan barang jasa di lingkungan pemerintah dan perbuatan Terdakwa selaku Kepala Bagian Keuangan Pemkab Langkat sekaligus menjabat sebagai Sekretaris Panitia Anggaran yang mengusulkan dan memasukkan merencanakan anggaran untuk jasa konsultan pajak sebesar Rp. 400.000.000,- empat ratus juta rupiah yang kemudian disetujui oleh DPRD Kabupaten Langkat untuk dana pembayaran 77 R. Wiyono, Pembahasan Undang - Undang Pemberantasan Tindak pidana Korupsi, Jakarta: Sinar Grafika, 2005, hal. 38 Universitas Sumatera Utara honorarium atas pekerjaan perhitungan kelebihan PPh pasal 21 yang dikerjakan oleh KAP Hasnil, M. Yasin Rekan dan perbuatan Terdakwa yang menandatangani SPM untuk pencairan pembayaran honorarium kepada KAP Hasnil, M. Yasin Rekan walaupun Terdakwa mengetahui bahwa mulai dari awal proses penawaran pekerjaan yang dilakukan oleh saksi Drs. Hasnil, Ak. MM tidak sesuai dengan prosedur atau peraturan pemerintah tentang pengadaan barang dan jasa yaitu tidak adanya dilakukan tender dan dalam Surat Perjanjian Kerja tidak ada dicantumkan plafon tarif tetapi disepakati pembayaran sebesar 20 dari kompensasi pengembalian pajak penghasilan pasal 21 untuk tahun 2001 dan 2002 adalah merupakan perbuatan yang menyalahgunakan kewenangan yang bertentangan. Dengan demikian unsur menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan telah terbukti secara sah dan meyakinkan. Ad.4. Unsur : Dapat Merugikan Keuangan Negara Atau Perekonomian Negara. Pembayaran untuk honorarium kepada saksi Drs. Hasnil, MM atas pengurusan restitusi kompensasi pajak penghasilan pasal 21 tahun pajak 2001 dan 2002 walaupun pekerjaan pengurusan restitusi PPh pasal 21 tersebut bukanlah pekerjaan mendesak dan ada tenggang waktu sekitar 5 lima tahun pengurusannya dan pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan sendiri oleh satuan kerja terkait di Pemkab Langkat karena setiap bulannya sudah ada data - data rekapan atas PPh yang telah dibebankan kepada negara mengikuti perhitungan pembayaran penggajian kepada setiap pegawai negeri sipil di Pemkab Langkat Universitas Sumatera Utara telah menimbulkan kerugian keuangan negara sebesar Rp. 1.193.574.876,- satu milyar seratus sembilan puluh tiga juta lima ratus tujuh puluh empat ribu delapan ratus tujuh puluh enam rupiah berdasarkan hasil perhitungan kerugian keuangan negara dari BPKP Propinsi Sumatera Utara Nomor : SR - 1574 PW02 5 2011 tanggal 15 Maret 2011. Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur “yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara” telah terpenuhi oleh Terdakwa. Ad.5. Unsur : yang melakukan, menyuruh melakukan atau turut serta melakukan perbuatan. Penuntut Umum dalam dakwaan Subsidair selain mencantumkan pasal 3 Undang - Undang Nomor : 31 tahun 1999 sebagaimana telah dirubah dengan Undang - Undang Nomor : 20 tahun 2001 yang juga mencantumkan pasal 55 ayat 1 ke - 1 KUH Pidana tersebut. Pasal 55 ayat 1 KUH Pidana adalah pasal yang mengatur tentang tindak pidana penyertaan. Perbuatan Terdakwa Drs. Surya Djahisa, M.Si selaku Kepala Bagian Keuangan Pemkab Langkat bersama - sama dengan saksi Drs. Hasnil, MM selaku pimpinan KAP Hasnil M. Yasin Rekan serta Bupati Langkat H. Syamsul Arifin, SE yang telah membubuhkan paraf pada Surat Perjanjian Kerja Kontrak tanpa memperhatikan peraturan yang berlaku yaitu tidak adanya dilakukan tender atau pelelangan dalam penghunjukkan kantor akuntan publik yang akan mengerjakan pengurusan kompensasi restitusi atas kelebihan PPh pasal 21 Kabupaten Langkat dan perbuatan Terdakwa Drs. Surya Djahisa, M.Si yang mengusulkan dan memasukkan merencanakan anggaran Universitas Sumatera Utara untuk jasa konsultan pajak sebesar Rp. 400.000.000,- empat ratus juta rupiah yang kemudian disetujui oleh DPRD Kabupaten Langkat untuk dana pembayaran honorarium atas pekerjaan perhitungan kelebihan PPh pasal 21 yang dikerjakan oleh KAP Hasnil, M. Yasin Rekan adalah merupakan perbuatan yang turut serta melakukan tindak pidana. Berdasarkan uraian di atas, Terdakwa telah bersama - sama dengan Drs. Hasnil, MM selaku pimpinan KAP Hasnil M. Yasin Rekan telah melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan kerugian keuangan negara yaitu pembayaran honorarium atas pekerjaan pengurusan kompensasi restitusi atas kelebihan PPh pasal 21 Kabupaten Langkat sebesar Rp. 1.193.574.876,- satu milyar seratus sembilan puluh tiga juta lima ratus tujuh puluh empat ribu delapan ratus tujuh puluh enam rupiah. Dengan demikian unsur “sebagai orang yang melakukan atau yang turut serta melakukan telah terpenuhi”. Oleh karena semua unsur dari pasal yang didakwakan dalam Dakwaan Subsidair telah terpenuhi dan Majelis Hakim berkeyakinan bahwa tindak pidana sebagaimana didakwakan dalam Dakwaan Subsidair telah terbukti, maka Terdakwa harus dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan dalam Dakwaan Subsidair tersebut. Perbuatan Terdakwa yang telah terbukti tersebut menurut undang - undang adalah merupakan kejahatan yang disebut dengan tindak pidana korupsi. Perlu dipertimbangkan hal-hal yang memberatkan maupun yang meringankan terhadap hukuman yang akan dijatuhkan terhadap diri Terdakwa sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Hal - hal yang memberatkan : Perbuatan Terdakwa tidak mendukung program pemerintah dalam upaya pemberantasan tindak pidana korupsi ; Hal - hal yang meringankan : 1. Terdakwa masih mempunyai tanggungan keluarga ; 2. Terdakwa belum pernah dipidana ; 3. Terdakwa bersikap sopan di persidangan ;

f. Putusan Hakim

Dokumen yang terkait

GRATIFIKASI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

0 3 18

PENEGAKAN...HUKUM....PIDANA…TERHADAP ..TINDAK.. .PIDANA GRATIFIKASI. MENURUT. UNDANG.UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 JO UNDANG .UNDANG .NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

0 5 21

PENDAHULUAN PENEGAKAN HUKUM UNDANG-UNDANG No. 31 TAHUN 1999 Jo. UNDANG-UNDANG No. 20 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DAN KONVENSI PBB MENGENAI KORUPSI, 2003 TERHADAP PENGEMBALIAN ASET NEGARA.

1 4 16

PENUTUP PENEGAKAN HUKUM UNDANG-UNDANG No. 31 TAHUN 1999 Jo. UNDANG-UNDANG No. 20 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DAN KONVENSI PBB MENGENAI KORUPSI, 2003 TERHADAP PENGEMBALIAN ASET NEGARA.

0 2 9

Eksistensi Pidana Denda dalam Pemidanaan Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi

0 0 8

Eksistensi Pidana Denda dalam Pemidanaan Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi

0 0 1

Eksistensi Pidana Denda dalam Pemidanaan Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi

0 1 28

Eksistensi Pidana Denda dalam Pemidanaan Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi

0 0 36

Eksistensi Pidana Denda dalam Pemidanaan Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi

0 0 3

Pembuktian Terbalik Oleh Jaksa Penuntut Umum Dalam Perkara Tindak Pidana Korupsi Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

0 0 14