Analisis Kasus Putusan Nomor: 78PID.SUSTPK2013PN.JKT.PST

pengganti dimaksud. Apabila harta kekayaan PT. HNW tidak mencukupi untuk membayar uang pengganti, maka kekurangannya menjadi beban Terdakwa SUTRISNO, S.P., M.Hum selaku penguruspendiri PT. HNW. Dan dalam hal Terdakwa SUTRISNO, S.P, M.Hum tetap tidak mampu memenuhi pembayaran kekurangan uang pengganti tersebut, maka Terdakwa dipidana penjara selama 3 tiga tahun.

2. Analisis Kasus

Kasus tersebut adalah kasus Pengadaan Bantuan Langsung Benih Unggul yang dilakukan oleh PT. HNW dan terdakwa sebagai Direktur dari perusahaan tersebut memberikan kuasa kepada Mahfudi Hudoso untuk mengambil alih pengadaan BLBU tersebut. Dalam fakta-fakta hukum yang ada, adanya pengadaan pemalsuan dokumen-dokumen atau dokumen-dokumen fiktif yang tidak pernah ditandatangani oleh beberapa saksi dan sesuai dengan apa yang telah dibutkikan bahwa tandatangan tersebut adalah palsu. Perbuatan tersebut melanggar ketentuan KUHP Pasal 263. Dokumen-dokumen fiktif itu dibuat untuk memenangkan PT. HNW dalam pelelangan yang dilakukan oleh Kantor Kementerian RI. Dalam fakta-fakta hukum yang berdasarkan dari keterangan saksi, keterangan ahli, keterangan terdakwa, alat bukti surat ataupun petunjuk menyatakan bahwa adanya penggelapan dana yang tidak sesuai dilakukan oleh PT. HNW terhadap pengadaan BLBU. Dana yang dibuat tidak sesuai dengan realisasi di lapangannya bahkan ada penyaluran dana yang diberhentikan di Universitas Sumatera Utara daerah tertentu ataupun ada penyaluran bibit yang bahkan sama sekali tidak dilakukan. Berdasarkan pertimbangan Hakim unsur dari dakwaan primair dianggap memenuhi semua perbuatan terdakwa . Unsur-unsur dari pasal 2 ayat 1 Undang- undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 adalah : 1. Setiap orang; 2. Secara melawan hukum; 3. Melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi; 4. Dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian Negara Bahwa di depan persidangan perkara ini, Terdakwa mampu memberi keterangan dan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya terkait dengan surat dakwaan perkara a quo, bahkan Terdakwa mampu membantah keterangan yang dianggapnya tidak benar. Dengan demikian Terdakwa adalah orang perseorangan yang karena perbuatannya selaku Direktur Utama PT. Hidayah Nur Wahana HNW, didakwa melakukan tindak pidana dalam perkara ini. Oleh karena itu, uns ur unsur “setiap orang” dalam perkara ini telah terpenuhi menurut hukum. Unsur melawan hukum yang berdasarkan fakta hukum yang ada telah terpenuhi karena terdakwa melakukan perbuatan-perbuatan yang dianggap melawan hukum yaitu seperti pengadaan dokumen-dokumen fiktif yang diberi stempel ataupun dibubuhi tanda tangan yang bukan tanda tangan dari masing- Universitas Sumatera Utara masing orang yang berkaitan dengan instansi-instansi tersebut. Pengadaan BLBU tersebut pun tidak sesuai di lapangannya. Seperti ada penggelapan dana. Karena pada awalnya PT.HNW memang tidak yakin bahwa bisa mengadakan Paket BLBU yang sesuai dengan yang ditetapkan Unsur Melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi dapat dibuktikan berdasarkan fakta bahwa dari dana yang sebesar Rp.127.927.245.760,00 realisasi pengadaan dan penyaluran benih di 8 delapan provinsi yang dilakukan oleh PT. HNW hanya bernilai Rp.58.488.750.055,00 atau terjadi selisih pembayaran senilai Rp.69.438.495.705,00 enam puluh sembilan Milyar empat ratus tiga puluh delapan juta empat ratus sembilan puluh lima ribu tujuh ratus lima rupiah. Adanya dana tersebut sudah di transferkan ke dalam rekening PT. HNW bahkan kemudian terdakwa menggunakan dana yang tidak digunakan tersebut untuk kepentingan pribadi atau kepentingan perusahaan. Bahkan terdakwa menstransferkan ke rekening pribadi Mahfudi Hadoso sebesar Rp.5.496.340.000,00. Unsur dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara yaitu dalam bentuk menggunakan dana BLBU untuk kepentingan perusahaan atau kepentingan pribadi bukan untuk merealisasikan BLBU sesuai dengan apa yang tertera dalam surat perjanjian. Berdasarkan hal tersebut, unsur-unsur tersebut terpenuhi dan membuat bahwa saksi dikenakan dengan dakwaan primair yang disusun oleh Jaksa Penuntut Umum. Mempertimbangkan juga bahwa berdasarkan fakta-fakta yang ada terdakwa dan Mahfudi Hadoso mengetahui adanya dokumen-dokumen fiktif Universitas Sumatera Utara tersebut. Dalih yang dilakukan terdakwa bahwa Mahfudi Hadoso yang bertanggung jawab terhadap Pengadaan BLBU itu dianggap tidak benar. Karena terdakwa sudah menggunakan dana tersebut untuk kepentingan pribadi maupun kepentingan perusahaan. Terdakwa juga seharusnya bertanggung jawab tentang pengadaan BLBU karena terdakwalah yang memberikan surat kuasa terhadap Mahfudi Hadoso. Realisasi nilai penyaluran benih BLBU oleh PT. Hidayah Nur Wahana lebih kecil dari benih BLBU yang dibayarkan. Realisasi tersebut tidak sesuai dari Surat Perjanjian yang ada bahkan beberapa penyaluran benih ada yang tidak disalurkan atau sama sekali tidak ada penyaluran. Karena pada awalnya terdakwa memang merasa tidak mampu menyalurkan benih sesuai dengan apa yang telah ditentukan Kementerian Pertanian tetapi Mahfudi Hadoso menyatakan bahwa dia yang akan bertanggung jawab atas pengadaan BLBU. Akan tetapi dalam realisasinya pengadaan BLBU di beberapa kabupatenkota tersebut tidaklah sesuai dengan pengadaan BLBU yang telah dibayarkan. Berdasarkan fakta hukum yang ada, beberapa Dokumen BAST-BAST dari BLBU tersebut adalah dokumen fiktif yang mana terdapat pemalsuan data pengadaan BLBU di lapangan dan pemalsuan tandatangan beberapa kepala dinas dan stempel kabupatenkota tersebut. Pemalsuan tanda tangan tersebut menlanggar beberapa ketentuan Peraturan Perundang-undangan. a Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan APBN sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2010 pasal 12 ayat 2 yang Universitas Sumatera Utara menyatakan: ”Belanja atas beban anggaran belanja negara dilakukan berdasarkan atas hak dan bukti-bukti yang sah untuk memperoleh pembayaran” b Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengadaan Barang Jasa Pemerintah Pasal 51 ayat 2, huruf c yang menyatakan bahwa “pembayaran didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan oleh penyedia barangjasa.” Oleh karena itu berdasarkan fakta- fakta yang ada dalam persidangan, Terdakwa dijatuhkan hukuman sesuai dengan apa yang tertera dalam amar putusan dan dianggap itu sesuai dengan nilai keadilan, kepatutan hukum dan kepastian hukum yang ada dalam masyarakat guna untuk memberantas korupsi yang sudah meluas.

C. Putusan Nomor 94Pid.Sus.K2013PN.Mdn.

1. Kasus Posisi

a. Kronologis

Pengadaan Flame Tube PLTGU DG 10530 semula adanya usulan dari Ir.Ermawan Arif Budiman selaku Kepala sektor Pembangkitan Belawan perihal Pengadaan material kebutuhan GT 12 untuk LTE GT 12 kemudian atas usulan tersebut General Manager Ir Albert Pangaribuan mendisposisi kannya kepada terdakwa sesuai dengan tugas, fungsi ,dan wewenangnya selaku Manager Produksi untuk membuat syarat teknis untuk pekerjaan Pengadaan Flame Tube Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

GRATIFIKASI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

0 3 18

PENEGAKAN...HUKUM....PIDANA…TERHADAP ..TINDAK.. .PIDANA GRATIFIKASI. MENURUT. UNDANG.UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 JO UNDANG .UNDANG .NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

0 5 21

PENDAHULUAN PENEGAKAN HUKUM UNDANG-UNDANG No. 31 TAHUN 1999 Jo. UNDANG-UNDANG No. 20 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DAN KONVENSI PBB MENGENAI KORUPSI, 2003 TERHADAP PENGEMBALIAN ASET NEGARA.

1 4 16

PENUTUP PENEGAKAN HUKUM UNDANG-UNDANG No. 31 TAHUN 1999 Jo. UNDANG-UNDANG No. 20 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DAN KONVENSI PBB MENGENAI KORUPSI, 2003 TERHADAP PENGEMBALIAN ASET NEGARA.

0 2 9

Eksistensi Pidana Denda dalam Pemidanaan Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi

0 0 8

Eksistensi Pidana Denda dalam Pemidanaan Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi

0 0 1

Eksistensi Pidana Denda dalam Pemidanaan Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi

0 1 28

Eksistensi Pidana Denda dalam Pemidanaan Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi

0 0 36

Eksistensi Pidana Denda dalam Pemidanaan Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi

0 0 3

Pembuktian Terbalik Oleh Jaksa Penuntut Umum Dalam Perkara Tindak Pidana Korupsi Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

0 0 14