Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta

4 Membawa, mengirim, mengangkut, atau mentransito Prekursor Narkotika untuk pembuatan Narkotika.

6. Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta

Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pencipta adalah seorang atau beberapa orang yang secara sendiri-sendiri atau bersama-sama menghasilkan suatu ciptaan yang bersifat khas dan pribadi. Sedangkan Ciptaan adalah setiap hasil karya cipta di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang dihasilkan atas inspirasi, kemampuan, pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan, atau keahlian yang diekspresikan dalam bentuk nyata. Beberapa pasal yang memuat ketentuan pidana denda dalam Hak Cipta adalah: 63 a. Pasal 112 memberikan pidana denda paling banyak Rp. 300.000.000,- tiga ratus juta untuk setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat 3 64 danatau Pasal 52 65 untuk 63 Tim Mahardika, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta, Yogyakarta: 2015, hlm. 68. 64 Pasal 7 ayat 3 UU No. 28 Tahun 2015 Tentang Narkotika berbunyi: “ Informasi manajemen Hak Cipta sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan informasi eleronik Hak Cipta sebagaimana dimaksud Pada ayat 2 yang dimiliki Pencipta dilarang dihilangkan, diubah, atau dirusak. 65 Pasal 52 UU No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta berbunyi: “Setiap orang dilarang merusak, memusnahkan, menghilangkan, atau membuat tidak berfungsi sarana kontrol teknologi yang digunakan sebagai pelindung Ciptaan atau produk Hak terkait serta pengaman Hak Cipta atau Hak terkait, kecuali untuk kepentingan pertahanan dan keamanan negara, serta sebab lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, atau diperjanjikan lain.” Universitas Sumatera Utara Penggunaan Secara Komersial. b. Pasal 113 pada ayat 1 memberikan denda paling banyak Rp. 100.000.000,- seratus juta rupiah untuk setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat 1 huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial. Sedangkan ayat 2 mengenakan pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000,- lima ratus juta rupiah untuk setiap orang yang dengan tanpa hak danatau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat 1 huruf c, huruf d, huruf f, danatau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial. Menurut Pasal 113 ayat 3 Setiap Orang yang dengan tanpa hak danatau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat 1 huruf a, huruf b, huruf e, danatau huruf g untuk Penggunaan Secara dikenakan pidana denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 satu miliar rupiah. Ayat 4 menyatakan bahwa setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat 3 yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana pidana denda paling banyak Rp 4.000.000.000,00 empat miliar rupiah. c. Pasal 114 mengancam memberikan pidana denda paling banyak Rp.100.000.000,- seratus juta rupiah untuk setiap orang yang mengelola tempat perdagangan dalam segala bentuknya yang dengan sengaja dan mengetahui membiarkan penjualan danatau penggandaan barang hasil Universitas Sumatera Utara pelanggaran Hak Cipta danatau Hak Terkait di tempat perdagangan yang dikelolanya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 66 . d. Pasal 115 mengancam hukuman denda paling banyak Rp. 500.000.000,- bagi setiap orang yang tanpa persetujuan dari orang yang dipotret atau ahli warisnya melakukan Penggunaan Secara Komersial, Penggandaan, Pengumuman, Pendistribusian, atau Komunikasi atas Potret sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 67 untuk kepentingan reklame atau periklanan untuk Penggunaan Secara Komersial baik dalam media elektonik maupun non elektronik. e. Pasal 116 ayat 1 mengenakan pidana denda paling banyak Rp. 100.00.000,- seratus juta rupiah untuk setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat 2 68 huruf e untuk Penggunaan Secara Komersial. Pada ayat 2 mengenakan pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000,- lima ratus juta rupiah untuk 66 Pasal 10 UU No. 28 Tahun 2014 tentang Narkotika berbunyi: “Pengelola tempat perdagangan dilarang membiarkan penjualan danatau penggandaan barang hasil pelanggaran Hak Cipta danatau Hak Terkait di tempat perdagangan yang dikelolanya.” 676767 Pasal 12 UU No. 28 Tahun 2014 tentang Narkotika berbunyi: 1 Setiap orang dilarang melakukan penggunaan secara komersial, Penggandaan, Pengumuman, Pendistribuan, danatau komunikasi atas potret yang dibuatnya guna kepentingan reklame atau periklanan secara komersial tanpa persetujuan tertulis dari orang yang dipotret atau ahli warisnya. 2 Setiap orang dilarang melakukan penggunaan secara komersial, Penggandaan, Pengumuman, Pendistribuan, danatau komunikasi atas potret sebagaimana dimaksud pada ayat 1 yang potret dua orang atau lebih, wajib meminta persetujuan dari orang yang ada dalam potret atau ahli warisnya. 68 Pasal 23 ayat 2 UU No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta Bebunyi : “ Hak Ekonomi pelaku pertunjukan sebagaimana dimaksud ayat 1 meliputi hak melaksanakan sendiri, memberikan izin atau , melarang pihak lain untuk melakukan : a. Penyiaran atau komunikasi atas pertunjukan pelaku pertunjukan. b. Fiksasi dari pertunjukannya yang belum difiksasi. c. Penggadaan atas fiksasi pertunjukannya dengan cara atau bentuk apapun. d. Pendistribusian atas fiksasi pertunjukan atau salinannya. e. Penyewaan atas fiksasi pertunjukan atau salinannya kepada publik f. Penyediaan atas fiksasi pertunjukan yang dapat diakses publik. Universitas Sumatera Utara setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat 2 huruf a, huruf b, danatau huruf f, untuk Penggunaan Secara Komersial. Sedangkan pada ayat 3 mengancam dikenakan pidana denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,- satu miliar rupiah untuk Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat 2 huruf c, danatau huruf d untuk Penggunaan Secara Komersial. Berbeda dalam ayat 4 yang mengancam dikenakan pidana denda paling banyak Rp.4.000.000.000,- empat miliar rupiah untuk setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat 3 yang dilakukan dalam bentuk Pembajakan. Universitas Sumatera Utara 1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dokumen yang terkait

GRATIFIKASI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

0 3 18

PENEGAKAN...HUKUM....PIDANA…TERHADAP ..TINDAK.. .PIDANA GRATIFIKASI. MENURUT. UNDANG.UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 JO UNDANG .UNDANG .NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

0 5 21

PENDAHULUAN PENEGAKAN HUKUM UNDANG-UNDANG No. 31 TAHUN 1999 Jo. UNDANG-UNDANG No. 20 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DAN KONVENSI PBB MENGENAI KORUPSI, 2003 TERHADAP PENGEMBALIAN ASET NEGARA.

1 4 16

PENUTUP PENEGAKAN HUKUM UNDANG-UNDANG No. 31 TAHUN 1999 Jo. UNDANG-UNDANG No. 20 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DAN KONVENSI PBB MENGENAI KORUPSI, 2003 TERHADAP PENGEMBALIAN ASET NEGARA.

0 2 9

Eksistensi Pidana Denda dalam Pemidanaan Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi

0 0 8

Eksistensi Pidana Denda dalam Pemidanaan Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi

0 0 1

Eksistensi Pidana Denda dalam Pemidanaan Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi

0 1 28

Eksistensi Pidana Denda dalam Pemidanaan Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi

0 0 36

Eksistensi Pidana Denda dalam Pemidanaan Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi

0 0 3

Pembuktian Terbalik Oleh Jaksa Penuntut Umum Dalam Perkara Tindak Pidana Korupsi Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

0 0 14