Undang-undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

150.000.000,00 seratus lima puluh juta rupiah, dan paling banyak Rp. 750.000.000,00 tujuh ratus lima puluh juta rupiah. 2 Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan secara terorganisasi dipidana dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara selama 20 tahun dan pidana denda sebesar Rp. 750.000.000,00 tujuh ratus lima puluh juta rupiah. 3 Jika tindak pidana dalam pasal ini dilakukan oleh korporasi, maka di samping dipidananya pelaku tindak pidana, kepada korporasi dikenakan pidana denda sebesar Rp. 5.000.000.000,00 lima milyar rupiah. b. Pasal 62 mengatakan bahwa barangsiapa secara tanpa hak, memiliki, menyimpan, dan atau membawa psikotropika dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 seratus juta rupiah ”. c. Pasal 65 memberikan hukuman pidana denda paling banyak Rp. 20.000.000,- dua puluh juta rupiah bagi barangsiapa yang tidak melaporkan penyalahgunaan danatau pemilikan psikotropika secara tidak sah.

5. Undang-undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Peraturan mengenai ketentuan pidana dalam Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika terdiri dari beberapa pasal, yaitu: 62 a. Pasal 111 yang pada ayat 1 memberikan pidana denda paling sedikit Rp.800.000.000,- delapan ratus juta rupiah dan paling banyak Rp.8.000.000.000,- delapan miliar rupiah bagi setiap orang yang tanpa hak 62 Ibid., hlm. 131 Universitas Sumatera Utara atau melawan hukum menanam, memelihara, memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I dalam bentuk tanaman. b. Pasal 112 pada ayat 1 memberikan pidana denda paling sedikit Rp. 800.000.000,- delapan miliar rupiah bagi setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman. c. Pasal 113 ayat 1 memberikan pidana denda paling sedikit Rp.1.000.000.000,- satu miliar rupiah dan paling banyak Rp. 10.000.000.000,- sepuluh miliar rupiah bagi setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau menyalurkan Narkotika Golongan I. d. Pasal 114 ayat 1 memberikan pidana denda paling sedikit Rp.1.000.000.000,- satu miliar rupiah dan paling banyak Rp.10.000.000.000,- sepuluh miliar rupiah bagi setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan Narkotika Golongan I. e. Pasal 115 ayat 1 memberikan pidana denda paling sedikit Rp.800.000.000,- delapan ratus juta rupiah dan paling banyak Rp. 8.000.000.000,- delapan miliar rupiah untuk setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum membawa, mengirim, mengangkut, atau mentransito Narkotika Golongan I. f. Pasal 116 ayat 1 memberikan pidana denda paling sedikit Rp 1.000.000.000,00 satu miliar rupiah dan paling banyak Rp Universitas Sumatera Utara 10.000.000.000,00 sepuluh miliar rupiah untuk setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menggunakan Narkotika Golongan I terhadap orang lain atau memberikan Narkotika Golongan I untuk digunakan orang lain.. g. Pasal 117 ayat 1 memberikan pidana denda paling sedikit Rp 600.000.000,00 enam ratus juta rupiah dan paling banyak Rp 5.000.000.000,00 lima miliar rupiah untuk setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan II. h. Pasal 118 ayat 1 memberikan pidana denda paling sedikit Rp 800.000.000,00 delapan ratus juta rupiah dan paling banyak Rp 8.000.000.000,00 delapan miliar rupiah untuk setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau menyalurkan Narkotika Golongan II. i. Pasal 119 ayat 1 memberikan pidana denda paling sedikit Rp 800.000.000,00 delapan ratus juta rupiah dan paling banyak Rp 8.000.000.000,00 delapan miliar rupiah untuk setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan Narkotika Golongan II. j. Pasal 120 ayat 1 memberikan pidana denda paling sedikit Rp 600.000.000,00 enam ratus juta rupiah dan paling banyak Rp 5.000.000.000,00 lima miliar rupiah untuk setiap orang yang tanpa hak atau Universitas Sumatera Utara melawan hukum membawa, mengirim, mengangkut, atau mentransito Narkotika Golongan II. k. Pasal 121 ayat 1 memberikan pidana denda paling sedikit Rp 800.000.000,00 delapan ratus juta rupiah dan paling banyak Rp 8.000.000.000,00 delapan miliar rupiah untuk setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menggunakan Narkotika Golongan II tehadap orang lain atau memberikan Narkotika Golongan II untuk digunakan orang lain. l. Pasal 122 ayat 1 memberikan pidana denda paling sedikit Rp 400.000.000,00 empat ratus juta rupiah dan paling banyak Rp 3.000.000.000,00 tiga miliar rupiah untuk setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan III. m. Pasal 123 ayat 1 memberikan pidana denda paling sedikit Rp 600.000.000,00 enam ratus juta rupiah dan paling banyak Rp 5.000.000.000,00 lima miliar rupiah untuk setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau menyalurkan Narkotika Golongan III. n. Pasal 124 ayat 1 memberikan pidana denda paling sedikit Rp.600.000.000,00 enam ratus juta rupiah dan paling banyak Rp.5.000.000.000,00 lima miliar rupiah untuk setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan Narkotika Golongan III. Universitas Sumatera Utara o. Pasal 125 ayat 1 memberikan pidana denda paling sedikit Rp 400.000.000,00 empat ratus juta rupiah dan paling banyak Rp 3.000.000.000,00 tiga miliar rupiah untuk setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum membawa, mengirim, mengangkut, atau mentransito Narkotika Golongan III. p. Pasal 126 ayat 1 memberikan pidana denda paling sedikit Rp 600.000.000,00 enam ratus juta rupiah dan paling banyak Rp 5.000.000.000,00 lima miliar rupiah untuk setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menggunakan Narkotika Golongan III tehadap orang lain atau memberikan Narkotika Golongan III untuk digunakan orang lain. q. Pasal 128 ayat 1 memberikan pidana denda paling banyak Rp 1.000.000,00 satu juta rupiah untuk Orang tua atau wali dari pecandu yang belum cukup umur, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat 1 yang sengaja tidak melapor. r. Pasal 129 memberikan pidana denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 lima miliar rupiah setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum: 1 Memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Prekursor Narkotika untuk pembuatan Narkotika; 2 Memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau menyalurkan Prekursor Narkotika untuk pembuatan Narkotika; 3 Menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan Prekursor Narkotika untuk pembuatan Narkotika; Universitas Sumatera Utara 4 Membawa, mengirim, mengangkut, atau mentransito Prekursor Narkotika untuk pembuatan Narkotika.

6. Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta

Dokumen yang terkait

GRATIFIKASI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

0 3 18

PENEGAKAN...HUKUM....PIDANA…TERHADAP ..TINDAK.. .PIDANA GRATIFIKASI. MENURUT. UNDANG.UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 JO UNDANG .UNDANG .NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

0 5 21

PENDAHULUAN PENEGAKAN HUKUM UNDANG-UNDANG No. 31 TAHUN 1999 Jo. UNDANG-UNDANG No. 20 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DAN KONVENSI PBB MENGENAI KORUPSI, 2003 TERHADAP PENGEMBALIAN ASET NEGARA.

1 4 16

PENUTUP PENEGAKAN HUKUM UNDANG-UNDANG No. 31 TAHUN 1999 Jo. UNDANG-UNDANG No. 20 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DAN KONVENSI PBB MENGENAI KORUPSI, 2003 TERHADAP PENGEMBALIAN ASET NEGARA.

0 2 9

Eksistensi Pidana Denda dalam Pemidanaan Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi

0 0 8

Eksistensi Pidana Denda dalam Pemidanaan Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi

0 0 1

Eksistensi Pidana Denda dalam Pemidanaan Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi

0 1 28

Eksistensi Pidana Denda dalam Pemidanaan Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi

0 0 36

Eksistensi Pidana Denda dalam Pemidanaan Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi

0 0 3

Pembuktian Terbalik Oleh Jaksa Penuntut Umum Dalam Perkara Tindak Pidana Korupsi Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

0 0 14