Pengaturan Pidana Denda di luar KUHP Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak

Bobot Tindak Pidana Pidana Denda 1. Sangat Ringan 2. Ringan 3. Sedang 4. Berat 5. Sangat Serius Kategori 1 : Rp . 6.000.000,- Kategori 2 : Rp . 30.000.000,- Kategori 3 : Rp . 120.000.000,- Kategori 4 : Rp . 300.000.000,- Korporasi : Kategori 5 : 1.200.000.000,- Kategori 6 : 12.000.000.000,- Berdasarkan konsep Rancangan KUHP itu Hakim dapat menetapkan dalam putusannya berapa lama terpidana harus membayar dendanya dengan cara mengangsur mencicil.

3. Pengaturan Pidana Denda di luar KUHP

Di dalam pasal 30 KUHP, kedudukan pidana denda terlihat sangat ringan dimana dirumuskan bahwa minimum dari pidana denda adalah 25 sen dan maksimum pidana pengganti denda hanya 6 bulan kurungan. Sedangkan, dalam hal pemberatan hukuman samenlooprecidivis paling lama hanya 8 bulan pidana kurungan. Kedudukan dari pidana denda yang seperti ini mungkin yang menyebabkan tidak populernya jenis pidana denda dibandingkan dengan jenis tindak pidana yang lain. Oleh karena itu, untuk mengefektifkan adanya pidana denda, dalam Universitas Sumatera Utara perkembangan pidana selanjutnya pidana di luar KUHP terdapat kecenderungan untuk meningkatkan jumlah ancaman pidana denda. Hal ini terlihat misalnya:

1. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah serangkaian tindakan untuk mencegah dan memberantas tindak pidana korupsi melalui upaya koordinasi, supervise, monitor, penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan, dengan peran serta masyarakat berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 56 Ketentuan Pidana dalam Undang-Undang ini tertera dalam Pasal 5 yaitu: Pasal 5 1 Dipidana dengan penjara singkat 1 satu tahun dan paling lama 5 lima tahun dan atau pidana denda paling sedikit Rp. 50.000.000,- lima puluh juta rupiah dan paling banyak Rp. 250.000.000,- dua ratus lima puluh juta rupiah setiap orang yang : a. Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dengan maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya, atau b. Memberi sesuatu kepada kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara karena atau berhubungan dengan sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban, dilakukan atau tidak dilakukan dalam jabatannya. 2 Bagi Pegawai Negeri atau penyelenggara negara yang menerima pembe rian atau janji sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf a atau b, dipidana dengan pidana yang sama sebagaimana dimaksud dalam ayat 1. Undang-undang ini memuat sanksi denda yang cukup berat. Hal ini memperlihatkan kesungguhan untuk mncegah memberantas tindak pidana korupsi dengan kesadaran bahwa tindak pidana korupsi merupakan perbuatan 56 Ermansjah Djaja, Tipologi Tindak Pidana Korupsi di Indonesia, Bandung: Mandar Maju, 2010, hlm. 306. Universitas Sumatera Utara yang sangat tercela walaupun jumlah yang dikorup tidak seberapa misalnya kurang dari Rp . 5.000.000,- lima juta rupiah maka sanksi pidana penjaranya paling lama 3 tiga tahun dan denda paling banyak Rp . 50.000.000,- lima puluh juta rupiah. 57 Selain itu, pembayaran uang pengganti sebagai pidana tambahan pasal 18 ayat 1 huruf b, sesuai dengan rumusan pasal 18 ayat 3 maka jika tidak dibayar atau terpidana tidak mempunyai harta benda, diganti dengan pidana penjara. Dalam hal ini, jika Penuntut Umum membuat pidana tambahan berupa uang pengganti harus memuat permintaan bahwa jika uang pengganti tidak dibayar maka diganti dengan pidana penjara yang lamanya dimuat dalam putusan pengadilan. 58 Mengenai sanksi, meskipun ditentukan bahwa korporasi dimuat sebagai subjek dalam tindak pidana korupsi tentang pengenaan sanksi hanya dapat dijatuhkan sanksi denda.

2. Undang- undang No. 8 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian

Dokumen yang terkait

GRATIFIKASI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

0 3 18

PENEGAKAN...HUKUM....PIDANA…TERHADAP ..TINDAK.. .PIDANA GRATIFIKASI. MENURUT. UNDANG.UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 JO UNDANG .UNDANG .NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

0 5 21

PENDAHULUAN PENEGAKAN HUKUM UNDANG-UNDANG No. 31 TAHUN 1999 Jo. UNDANG-UNDANG No. 20 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DAN KONVENSI PBB MENGENAI KORUPSI, 2003 TERHADAP PENGEMBALIAN ASET NEGARA.

1 4 16

PENUTUP PENEGAKAN HUKUM UNDANG-UNDANG No. 31 TAHUN 1999 Jo. UNDANG-UNDANG No. 20 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DAN KONVENSI PBB MENGENAI KORUPSI, 2003 TERHADAP PENGEMBALIAN ASET NEGARA.

0 2 9

Eksistensi Pidana Denda dalam Pemidanaan Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi

0 0 8

Eksistensi Pidana Denda dalam Pemidanaan Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi

0 0 1

Eksistensi Pidana Denda dalam Pemidanaan Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi

0 1 28

Eksistensi Pidana Denda dalam Pemidanaan Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi

0 0 36

Eksistensi Pidana Denda dalam Pemidanaan Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi

0 0 3

Pembuktian Terbalik Oleh Jaksa Penuntut Umum Dalam Perkara Tindak Pidana Korupsi Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

0 0 14