Kerangka Teori Pendekatan Masalah

commit to user 21 suatu daerah. Dengan menggunakan analisis Tipologi Klassen, suatu sektor dapat dikelompokkan ke dalam empat kategori, yaitu : sektor prima, sektor potensial, sektor berkembang, dan sektor terbelakang. Penentuan kategori suatu sektor ke dalam empat kategori tersebut didasarkan pada laju pertumbuhan kontribusi sektoralnya dan rerata besar kontribusi sektoralnya terhadap PDRB Widodo, 2006. Alat analisis Tipologi Klassen digunakan untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah. Tipologi Klassen pada dasarnya membagi daerah menjadi dua indikator utama yaitu pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita daerah. Dengan menentukan rata-rata pendapatan per kapita sebagai sumbu horisontal, daerah yang diamati dapat dibagi menjadi empat klasifikasi, yaitu daerah cepat-maju dan cepat-tumbuh high growth and high income , daerah maju tapi tertekan high income but low growth , daerah berkembang cepat high growth but low income , dan daerah relatif tertinggal low growth and low inc ome Bank Indonesia, 2006.

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah

Adanya otonomi daerah memungkinkan pemerintah daerah untuk membangun dan mengembangkan daerahnya sesuai dengan potensi yang dimiliki daerah tersebut. Dalam proses pembangunan daerah diperlukan suatu perencanaan. Perencanaan diperlukan sebagai arahan dalam proses pembangunan untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan sebagai tolok ukur keberhasilan proses pembangunan yang dilakukan. Pembangunan merupakan upaya multidimensional yang meliputi perubahan pada berbagai aspek termasuk di dalamnya struktur sosial, sikap masyarakat, serta institusi nasional tanpa mengesampingkan tujuan awal yaitu pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan serta perluasan kesempatan kerja. Pembangunan ekonomi daerah mempunyai peran yang penting dalam pembangunan nasional karena keberhasilan dari pembangunan perekonomian daerah akan menentukan pembangunan nasional. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 yang commit to user 22 mengatur tentang Pemerintah Daerah, maka setiap daerah memiliki wewenang mengurus, mengembangkan dan mengelola daerahnya masing- masing sesuai dengan potensi yang dimiliki. Hal tersebut membuat setiap daerah dituntut untuk lebih mandiri sehingga akan berusaha melakukan pembangunan di berbagai segi di daerahnya. Untuk itu, diperlukan kerjasama dan peran serta antara pemerintah daerah dan masyarakat setempat dalam melihat potensi wilayahnya, mengelola serta memanfaatkannya untuk mencapai tujuan pembangunan. Pembangunan daerah Kabupaten Sleman mencakup dua sektor yaitu sektor perekonomian dan sektor non perekonomian. Pada sektor perekonomian dibagi menjadi sektor pertanian dan non pertanian dimana masing-masing sektor memberikan sumbangan yang beragam bagi Kabupaten Sleman. Dalam pengelolaannya, sektor pertanian terdiri dari subsektor tanaman bahan makanan, subsektor perkebunan, subsektor peternakan, subsektor perikanan dan subsektor kehutanan. Sedangkan untuk sektor non pertanian terdiri dari sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor bangunan; sektor perdagangan; sektor angkutan dan komunikasi; sektor keuangan, sewa dan jasa perusahaan; dan sektor jasa-jasa. Subsektor tanaman bahan makanan merupakan salah satu subsektor pertanian yang menghasilkan jenis komoditi seperti padi, palawija dan hortikultura. Subsektor tanaman bahan makanan merupakan subsektor yang memberikan kontribusi terbesar dari sektor pertanian, sehingga tanaman bahan makanan memiliki peran penting bagi sektor pertanian di Kabupaten Sleman. Dari komoditi tanaman bahan makanan dapat diketahui besarnya kontribusi melalui perbandingan nilai produksi suatu komoditi terhadap total nilai produksi komoditi pertanian. Selain itu juga dapat diketahui besarnya laju pertumbuhan dari komoditi tanaman bahan makanan dengan melihat selisih antara nilai produksi komoditi tanaman bahan makanan i pada tahun t dengan nilai produksi komoditi tanaman bahan makanan i tahun sebelumnya commit to user 23 tahun t-1, hasilnya dibagi dengan nilai produksi komoditi tanaman bahan makanan i tahun sebelumnya tahun t-1, dan kemudian dikalikan 100. Berdasarkan kontribusi dan laju pertumbuhan komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Sleman dapat dijadikan indikator untuk menentukan klasifikasi dengan menggunakan analisis Tipologi Klassen. Analisis Tipologi Klassen, membagi masing-masing komoditi tanaman bahan makanan menjadi empat kategori yaitu komoditi prima, komoditi potensial, komoditi berkembang dan komoditi terbelakang. Dengan adanya klasifikasi tersebut, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman dapat melakukan kegiatan perencanaan untuk pembangunan ekonomi daerahnya di masa yang akan datang yaitu dengan menentukan strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan. Strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan ini dapat diketahui melalui matriks strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan, yaitu berdasarkan periode waktu, meliputi pengembangan untuk masa jangka pendek 1-5 tahun, jangka menengah 5-10 tahun dan jangka panjang 10-25 tahun. Hasil strategi pengembangan berdasarkan periode waktu tersebut dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran bagi pemerintah daerah, sehingga akan mempermudah pemerintah daerah dalam menyusun rencana pembangunan daerah Kabupaten Sleman. Dengan demikian, perencanaan pembangunan daerah merupakan tindak lanjut dari penetapan strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di atas, diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam perencanaan pembangunan ekonomi daerah di Kabupaten Sleman. Gambar alur kerangka pemikiran dalam penelitian Analisis Peran Komoditi Tanaman Bahan Makanan Dalam Pembangunan Ekonomi Daerah Kabuapten Sleman Pendekatan Tipologi Klassen dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini: commit to user 24 Gambar 1. Alur Kerangka Pemikiran Penentuan Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Sleman Perencanaan Pembangunan Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman Sektor Perekonomian Sektor Pertanian Sektor Non Pertanian Subsektor Tanaman Bahan Makanan Komoditi Tanaman Bahan Makanan Pendekatan Tipologi Klassen Klasifikasi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Sleman Komoditi Prima Komoditi Potensial Komoditi Berkembang Komoditi Terbelakang Alternatif Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan Jangka Menengah 5-10 Tahun Jangka Panjang 10-25 Tahun Jangka Pendek 1-5 Tahun Subsektor Perkebunan Subsektor Peternakan Subsektor Perikanan Subsektor Kehutanan Sektor Non Perekonomian 1. Pertambangan dan penggalian 2. Industri pengolahan 3. Listrik,Gas Air bersih 4. Bangunan 5. Perdagangan, HotelRestoran 6. Pengangkutan Komunikasi 7. Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan 8. Jasa-jasa commit to user 25

D. Pembatasan Masalah