commit to user
4. Subsektor Perikanan
Subsektor Perikanan memberikan sumbangan terhadap sektor pertanian di Kabupaten Sleman pada tahun 2009 sebesar 1,03. Potensi
perikanan di Kabupaten Sleman terdiri dari budidaya ikan di kolam air tawar dan budidaya ikan di kolam air sawah yang dikenal dengan mina
padi. Adapun data produksi dan nilai produksi komoditi subsektor
perikanan di Kabupaten Sleman disajikan pada Tabel 20. Tabel 20. Produksi dan Nilai Produksi Komoditi Subsektor Perikanan di
Kabupaten Sleman Tahun 2009
No Komoditi
Produksi kg
Nilai Produksi Rp Prosentase Nilai
Produksi
1 Grasscarp
558.600 4.500.483.403,16
3,49 2
Gurame 2.078.860
40.197.099.581,05 31,16
3 Nila merah
2.451.592 24.689.735.739,61
19,14 4
Nila hitam 612.698
5.429.969.384,47 4,21
5 Tawes
116.390 890.835.481,79
0,69 6
Lele 4.396.580
35.422.010.957,14 27,46
7 Ikan lainnya
1.849.040 17.876.635.514,02
13,86 Jumlah
129.006.770.061,23 100
Sumber : Analisis Data Sekunder Tabel 20 menunjukkan bahwa nilai produksi komoditi perikanan
terbesar di Kabupaten Sleman pada tahun 2009 adalah ikan gurame yaitu sebesar Rp 40.197.099.581,05 dengan prosentase sebesar 31,16 dan
jumlah produksi sebesar 2.078.860 kg. Meskipun jumlah produksi ikan gurame bukan yang paling besar namun memiliki nilai produksi tertinggi,
hal ini dikarenakan harga ikan gurame lebih mahal daripada ikan lainnya. Komoditi perikanan yang memiliki nilai produksi terkecil adalah ikan
tawes yaitu Rp 890.835.481,79 dengan prosentase sebesar 0,69 dan jumlah produksinya juga terkecil yaitu sebesar 116.390 kg.
Secara umum produksi komoditi perikanan di Kabupaten Sleman mengalami kenaikan dengan produksi dan nilai produksi dibandingkan
tahun sebelumnya. Oleh karena itu, sumbangan terhadap total PDRB sektor pertanian pada tahun 2009 juga mengalami peningkatan
commit to user
dibandingkan dengan tahun 2008 karena nilai produksi dari komoditi tersebut juga meningkat.
5. Subsektor Kehutanan
Subsektor kehutanan memberikan sumbangan sebesar 0,06 persen terhadap sektor pertanian di Kabupaten Sleman pada tahun 2009.
Subsektor kehutanan
memberikan kontribusi
terkecil terhadap
perekonomian di Kabupaten Sleman daripada subsektor pertanian lainnya. Hutan di Kabupaten Sleman terdiri dari hutan rakyat dan hutan
wisata. Lahan hutan rakyat terbesar adalah di Kecamatan Prambanan dan Kecamatan Cangkringan yang terletak di lereng atas Gunung Merapi,
sedangkan hutan wisata terbesar adalah di Kecamatan Cangkringan. Hasil komoditi dari subsektor kehutanan di Kabupaten Sleman
ada adalah kayu. Jenis kayu yang diusahakan adalah kayu jati. Adapun data produksi dan nilai produksi komoditi kehutanan secara lebih rinci
disajikan pada Tabel 21. Tabel 21. Produksi dan Nilai Produksi Komoditi Subsektor Kehutanan
di Kabupaten Sleman Tahun 2009
Komoditi Produksi m
3
Nilai Produksi Rp
Kayu jati 1.006.803
38.620.863.523,99
Sumber : Analisis Data Sekunder Berdasarkan pada Tabel 21 dapat diketahui bahwa komoditi kayu
jati memiliki nilai produksi sebesar Rp 38.620.863.523,99 dengan jumlah produksi 1.006.803 m
3
. Masyarakat relatif banyak mengusahakan tanaman jati karena selain secara umum kayu jati cocok untuk ditanam di
daerah Kabupaten Sleman, kayu jati juga memiliki nilai ekonomis yang paling tinggi. Hutan di Kabupaten Sleman selain berfungsi sebagai
penyangga air, juga digunakan sebagai obyek wisata yaitu di Obyek Wisata Kaliurang di kawasan lereng Gunung Merapi dan Taman
Nasional Gunung Merapi. Disamping itu hasil hutan yang berupa kayu digunakan sebagai bahan baku industri mebel. Pembangunan subsektor
commit to user
kehutanan di Kabupaten Sleman diarahkan agar dapat meningkatkan kesejahteraan petani hutan.
commit to user
56
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Keragaan Umum Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten
Sleman
Setiap daerah mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dengan daerah lain. Hal ini tergantung dari potensi masing-masing daerah. Kabupaten
Sleman merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi pada sektor pertanian yang ditunjukkan dengan keadaan alam yang mendukung
pengembangan sektor pertanian. Sektor pertanian di Kabupaten Sleman terdiri dari lima subsektor, yaitu subsektor tanaman bahan makanan,
subsektor perkebunan, subsektor peternakan, subsektor kehutanan dan subsektor perikanan. Subsektor tanaman bahan makanan merupakan
subsektor pertanian yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten Sleman.
Subsektor tanaman bahan makanan di Kabupaten Sleman
menghasilkan berbagai komoditi yang terdiri dari bahan makanan utama padi dan palawija, sayur-sayuran dan buah-buahan. Peran komoditi tanaman
bahan makanan di Kabupaten Sleman dapat dilihat dari laju pertumbuhan dan kontribusinya. Masing-masing komoditi tanaman bahan makanan memiliki
jumlah produksi dan harga yang berbeda tiap tahunnya sehingga memiliki laju pertumbuhan dan besar kontribusi berbeda-beda terhadap sektor
pertanian di Kabupaten Sleman. Keadaan laju pertumbuhan dan kontribusi dari masing-masing komoditi tanaman bahan makanan terhadap sektor
pertanian secara keseluruhan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Laju Pertumbuhan Komoditi Tanaman Bahan Makanan di
Kabupaten Sleman
Pertumbuhan komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Sleman dapat diketahui dari tingkat laju pertumbuhan komoditi tanaman
bahan makanan yang dihasilkan dari tahun ke tahun. Laju pertumbuhan komoditi tanaman bahan makanan tersebut menunjukkan tingkat
perkembangan dari masing-masing komoditi di Kabupaten Sleman.
56