Mediasi Penyelesaian Konflik Agraria di Desa Padang Halaban

105 terhadap data-data yang telah dikumpulkan yang selanjutnya dinyatakan kebenarannya oleh pejabat intansi pertanahan yang berwenang. Namun dalam hal validasi terhadap data-data yang berkenaan dengan konflik agraria yang terjadi di Desa Padang Halaban baik yang bersumber dari perusahaan maupun pihak masyarakat, penulis tidak mendapatkan keterangan yang pasti dari pihak BPN sendiri terkait kebenaran data-data tersebut. Selanjutnya adapun pengkajian atau analisis konflik dilakukan dengan melakukan pengkajian akar dan riwayat koflik untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya dan potensi dampak dari terjadinya konflik. Pengkajian konflik pertanahan dilakukan dengan cara meneliti dan menganalisis data konflik yang terjadi. Hasil dari penelitian dan analisa data dipergunakan untuk menentukan dan merumuskan pokok permasalahan atas terjadinya konflik. Terhadap pokok permasalahan konflik dilakukan penerapan hukum berdasarkan data yuridis, data fisik danatau data pendukung lainnya, yang hasilnya kemudian dilakukan kajian penerapan hukum yang selanjutnya menghasilkan rekomendasi penanganan konflik.

3.2.2. Mediasi

Selanjutnya kegiatan dalam perjalanan konflik agraria di Desa Padang Halaban antara masyarakat dengan PT. Smart yang dapat digolongkan menjadi bagian dari proses penyelesaian berdasarkan Permen ATR No. 11 Tahun 2016 Tentang Penyelesaian Kasus Pertanahan yaitu kegiatan mediasi. Kegiatan ini sendiri diamanatkan di dalam Permen tersebut pada pasal 37 ayat 1 bahwa Universitas Sumatera Utara 106 penyelesaian sengketa atau konflik dapat dilakukan melalui kegiatan mediasi. Ayat 2 dijelaskan lebih lanjut bahwa dalam satu pihak menolak untuk melakuukan mediasi maka penyelesaiannya diserahkan kepada para pihak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Kegiatan mediasi sendiri dilaksanakan dalam kaitannya proses penyelesaiaan kasus konflik agraria di Desa Padang Halaban antara masyarakat petani dengan PT. Smart merupakan rentetan dari beberapa upaya yang telah dilakukan oleh kedua belah pihak baik pihak masyarakat maupun pihak PT. Smart sendiri. Dari pihak masyarakat sendiri, hal ini diungkapkan oleh Bapak Suratmin selaku ketua STPHL bahwa. Jalan administrasi sudah kami tempuh, surat-menyurat sudah kami lakukan, bahkan kami sudah melakukan aksi turun ke jalan. Kami tidak pernah menyerang PT. SMART, tapi kami yang terus dihantam, dirusak tanaman yang sudah kami tanam, kami dipenjara. Saya rela dipenjara demi memperjuangkan tanah ini. Polisi sudah mencoba untuk melakukan agar duduk sama untuk menyelesaikan masalah ini, tapi toh malah PT. SMART yang tidak hadir. Gimana masalah ini bisa selesai. Tidak ada orang dibalik perjuangan kami ini. Kalau ada orang dibalik ini ngapain saya dan kawan- kawan sampai segitunya berjuang. Lagi pula kalau kita melihat dalam surat keputusan Gubernur saat itu No. 225, kan udah jelas dinyatakan, tapi yah realisasi tanahnya ini yang gak ada, selain itu Alas Hak kami berjuang jelas ada. Kami sudah menempuh jalan terbaik agar suara kami didengar, agar hak kami diberikan sebagaimana seharusnya 94 . Sementara, tanggapan dari pihak PT. Smart terhadap upaya-upaya yang dilakukan oleh perusahaan dalam menyelesaikan kasus konflik agraria yang terjadi di area perkebunannya yang berada di wilayah Desa Padang Halaban. 94 Wawancara bersama Bapak Suratmin selaku koordinator STPHL di sekretariat STPHL tanggal 17 September 2016 pukul 20.15 Wib. Universitas Sumatera Utara 107 Bentuk usaha yang dilakukan PT. SMART untuk menangani konflik ini seperti : a surat menyurat, b peringatan-peringaan, c dilakukan konseling di DPRD, d konseling di polisi, dan e pada ujungnya ke pengadilan untuk membuat laporan-laporan, tetapi apa yang diharapkan oleh PT. SMART tidak tercapai sehingga persoalan tanggal 2 Juni 2012 menjadi puncak dari usaha yang tidak mendapat titik temu. Begitu banyak konflik yang bertikai dengan mengarahkan solusinya kepada hukum, ini dikarenakan pihak PT. SMART sudah ada merasakan tindak hukum yang pada tanggal 2 Juni 2012 lalu. Petani akan tetap miskin tetapi dibalik itu semua mereka ada investor besar dibelakangnya agar mereka bisa bergerak. Oleh karena itu petani akan selalu tetap termarginalkan. Dan siklus ini akan terus begitu terus 95 . Dengan ungkapan demikian maka tentu kegiatan mediasi yang dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober 2015 di Hotel JW Marriot Medan merupakan hasil dari rentetan panjang upaya-upaya yang telah dilakukan oleh kedua belah pihak. Proses mediasi sendiri yang dilaksanakan antara pihak masyarakat petani Desa Padang Halaban dengan PT. Smart melalui beberapa prosedur pelaksanaan antara lain : 1. Proses pertama adalah persiapan yang mana pada proses ini akan ditentukan siapa yang akan menjadi juru penengah atau mediatornya, mediator atau juru penengah melakukan pemahaman terhadap sengketa yang terjadi, penentuan tempat penyelesaian, waktu, dan pihak-pihak lain yang akan dilibatkan, serta hal-hal lain yang diperlukan untuk mendukung mediasi. 95 Wawancara bersama Bapak Syahnal selaku Humas PT. Smart di kantor PT. Smart tanggal 14 September 2016 pukul 11.00 Wib. Universitas Sumatera Utara 108 2. Proses kedua adalah pembukaan yang mana dalam proses ini akan diperoleh keterangan-keterangan dari pihak pemohonpenggugat dan pihak termohontergugat berkaitan dengan sengketa serta mendengar keterangan dari para saksi-saksi yang berasal dari penggugat atau tergugat. 3. Proses ketiga yaitu penutup yang meliputi penyimpulan pembicaraan, pembuatan surat pernyataan perdamaian, penandatanganan kesepakatan oleh para pihak yang bersengketa bila sudah disepakati, saksi dan penutupan musyawarah. Hal diatas turut dikuatkan oleh Bapak Aminuddin Siregar selaku Kepala Badan Pertanahan Nasional Labuhan Batu, bahwa : Mediasi dilaksanakan sesuai dengan mekanisme yang kami atur bahwa tahapan awal yang harus dipersiapkan sebelum mediasi ialah menentukan siapa yang menjadi penengah atau mediator, tempat, dan waktu. Selanjutnya pada tahapan mediasi berlangsung, maka pihak penengah atau mediator harus mendengarkan kembali pihak-pihak yang berkepentingan terkait pendapat masing-masing pihak dalam memandang kedudukan perkara, kemudian ditahapan akhir akan diajukan kesimpulan sebagai resolusi dari proses mediasi yang berlangsung tersebut 96 . Adapun tawaran solusi yang diajukan oleh perusahaan dalam proses mediasi yang berlangsung pada 12 Oktober 2015 yaitu dengan membangun kemitraan antara perusahaan dengan pihak masyarakat petani Desa Padang Halaban dalam bentuk perkebunan plasma di area seluas 83 Ha yang berkonflik. Usaha tersebut dilakukan pihak PT. SMART bekerjasama dengan pemerintah kabupaten, dan Badan Pertanahan Nasional Labuhan Batu. Terhadap konflik yang 96 Wawancara bersama Bapak Drs. Aminuddin Siregar selaku Kepala BPN Labuhan Batu tanggal 11 September 2016 pukul 11.04 Wib. Universitas Sumatera Utara 109 terjadi, PT. SMART mensinkronkan kepentingan masyarakat, kepentingan perusahaan dan kepentingan pemerintah bagaimana berjalan dengan seimbang agar tidak ada pihak yang dirugikan dan diuntungkan. Perusahaan juga berperan aktif bagaimana langkah perusahaaan untuk pendekatan kepada masyarakat, pemerintah kabupaten dan pusat.

3.2.3. Menjalin Kemitraan