Kesimpulan Saran Analisis Implementasi Nawa Cita Jokowi Dalam Pembangunan Agraria. (Studi Deskriptif: Konflik Tanah di Desa Padang Halaban)

119 BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dalam bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Implementasi Nawa Cita Jokowi yang dikeluarkan dalam bentuk kebijakan pembangunan agraria adalah kebijakan Permen Agraria dan Tata Ruang No. 11 tahun 2016 tentang Penyelesaian Kasus Pertanahan adalah salah satu kebijakan yang dikeluarkan ditengah gejolak konflik pertanahan yang terjadi di Desa Padang Halaban antara petani Desa Padang Halaban dengan PT. SMART.

2. Penyelesesaian konflik yang diimplementasikan dalam Permen Agraria

dan Tata Ruang No. 11 tahun 2016 tentang Penyelesaian Kasus Pertanahan di Desa Padang Halaban dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu melalui pengumpulan data dan fakta tentang data hasil putusan peradilan, berita acara dari kepolisian dan kejaksaan, selain itu juga dilakukakan mediasi antara pihak PT. SMART dengan petani Desa Padang Halaban dan terakhir dilakukan usaha menjalin kemitraan antara PT. SMART dan petani Desa Padang Halaban. 3. Kebijakan Permen Agraria dan Tata Ruang No. 11 tahun 2016 tentang Penyelesaian Kasus Pertanahan, dalam penyelesain konflik agaria di Desa Universitas Sumatera Utara 120 Padang Halaban tidak berhasil menyelesaikan konflik agraria antara PT. SMART dengan petani Desa Padang Halaban. 4. Akar dari tetap eksisnya konflik agraria di Desa Padang Halaban adalah masih tetap dipertahankannya sistem monopoli tanah 3000 Ha oleh PT. SMART. Sehingga jalan keluar dari konflik agraria adalah penghapusan monopoli tanah untuk kepentingan kaum tani.

4.2. Saran

Hasil penelitian yang telah dilakukan memberikan pengetahuan mengenai persoalan kaum tani Desa Padang halaban dalam menyelesaikan persoalan konflik agraria sehingga menurut penulis penting untuk memberikan saran kepada lembaga terkait 1. Untuk kaum tani Desa Padang Halaban: Persatuan kaum tani merupakan satu-satunya cara paling utama ketika ingin meraih kemenangan mendapatkan kedaulatan atas tanah. Gerakan kaum tani di Desa Padang Halaban harus terus diperkuat. Sebab perjuangan utama dari persoalan perampasan tanah di Desa Padang Halaban adalah perkuat basis persatuan antara kaum tani dan golongan masyarakat lainnya. Tempah persatuan kaum tani Desa Padang Halaban dengan pemperkuat edukasi, konsolidasi, sistem kaderisasi untuk meningkatkan pemahaman revolusioner dan semangat persatuan menuju kemenangan. Universitas Sumatera Utara 121 2. Untuk pemerintahan Badan Pertanahan Nasional, Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Pemerintahan Daerah, dan Lembaga terkait: Persoalan agraria di Desa Padang Halaban adalah persoalan yang didasari oleh sistem monopoli tanah yang dilakukan oleh perusahaan swasta, negara, dan asing. Penyelesaian konflik yang diupayakan melalui jalur hukum bukanlah jalan satu-satunya selama kaum tani masih dihadapkan kepada sistem perampasan tanah culas yang dilakukan oleh pemerintahan. Tidak akan penyelesaian konflik tanpa adanya reforma agraria sejati. 3. Untuk PT. SMART: Perusahaan perkebunan PT. SMART adalah perusahaan yang diberikan Hak Guna Usaha HGU oleh negara yang tujuannya adalah untuk meningkatkan kehidupan kaum tani di Desa Padang Halaban. Persoalan konflik antara PT. SMART dengan petani Desa Padang Halaban adalah bentuk buruknya kualitas hidup masyarakat Desa Padang Halaban akibat tidak berdaulatnya kaum tani atas tanah di Desa Padang Halaban. PT. SMART diharapkan untuk menjalin komunikasi dengan kaum tani untuk tujuan pendistribusian tanah yang memiliki tujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di Desa Padang Halaban. Universitas Sumatera Utara 39 BAB II PROFIL DESA PADANG HALABAN DAN TINJAUAN KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP PEMBANGUNAN AGRARIA Dalam bab ini, peneliti akan menyajikan beberapa data dan informasi yang berkenaan dengan keadaan desa serta kebijakan pemerintah dalam hal pembangunan agraria. Adapun sumber data dan informasi yang diakses peneliti ialah bersumber dari arsip kantor Desa Padang Halaban, Sekretariat Serikat Tani Padang Halaban STPHL, serta Kementerian Agraria dan Tata Ruang. Data dan informasi tersebut, selanjutnya akan disajikan secara bertahap dalam sub pembahasan yang terbagi secara umum dari 4 sub pembahasan yaitu antara lain profil Desa Padang Halaban, profil Serikat Tani Padang Halaban STPHL, tinjauan kebijakan pemerintah terhadap pembangunan agraria, serta tinjauan konflik tanah di Desa Padang Halaban. Terkait uraian profil Desa Padang Halaban sendiri, dalam bab ini akan diuraikan berkaitan dengan kondisi geografis desa, sejarah desa, keadaan ekonomi, serta keadaan sosial masyarakat desa. Sementara untuk tinjauan kebijakan pemerintah terhadap pembangunan agraria mengacu kepada Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang No. 11 Tahun 2016 Tentang Penyelesaian Kasus Pertanahan. Terakhir uraian tentang tinjauan konflik tanah di Desa Padang Halaban, akan disajikan secara deskriptif historis dari perjalanan konflik tanah terjadi antara masyarakat dibawah naungan Serikat Tani Padang Halaban dengan PT. SMART di Desa Padang Halaban. Universitas Sumatera Utara 40 2.1. Profil Desa Padang Halaban 2.1.1. Keadaan Geografis Desa