Interpretasi Data Jadwal Kegiatan

38

3.5 Interpretasi Data

Bogdau dan Biklen Moleong, 2006 dikutip dalam skripsi Novi Khairani tahun 2010 menjelaskan interpretasi data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskan, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Data-data yang diperoleh dari lapangan akan diatur, diurutkan, dikelompokkan ke dalam kategori, pola atau uraian tertentu. Dalam proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang diperoleh dari berbagai sumber antara lain dengan observasi, dan wawancara dan pengamatan tulisan yang dicatat di lapangan serta dokumen yang telah diperoleh. Setelah data terkumpul, dilakukan analisa data.Interpretasi data merupakan tahap penyederhanaan data, setelah data dan informasi yang dibutuhkan terlah terkumpul. Data-data yang telah diperoleh dalam penelitian ini akan diinterpretasikan berdasarkan dukungan teori dalam kajian pustaka, sampai pada akhirnya sebagai laporan penelitian serta data tersebut akan diatur, diurutkan, dikelompokkan ke dalam kategori, pola atau uraian tertentu. Disini peneliti akan mengelompokkan data-datayang diperoleh dari hasil wawancara dan sebagainya, selanjutnya akan dipelajari dan ditelaah secara saksama agar diperoleh hasil atau kesimpualn yang baik. Universitas Sumatera Utara 39

3.6 Jadwal Kegiatan

NO KEGIATAN Bulan Ke - 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Pra Observasi √ 2 Acc Judul Penelitian √ 3 Penyusunan Proposal √ √ √ 4 Seminar Desain Penelitian √ 5 Revisi Proposal Penelitian √ 6 Penelitian Lapangan √ √ √ 7 Pengumpulan dan Interpretasi Data √ √ 8 Bimbingan √ √ √ 9 Penulisan Laporan Akhir √ √ 10 Sidang Meja Hijau √ Universitas Sumatera Utara 40

BAB IV PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Kota Medan merupakan ibukota dari Provinsi Sumatera Utara. Kota ini adalah kota terbesar di Pulau Sumatera. Kota Medan didirikan oleh Guru Patimpus Sembiring Pelawi pada tahun 1590.John Anderson, orang Eropa pertama yang mengunjungi Deli pada tahun 1833 menemukan sebuah kampung yang bernama Medan. Kampung ini berpenduduk sekitar 200 orang dan seorang pemimpin bernama Tuanku Pulau Berayan sudah sejak beberapa tahun bermukim disana untuk menarik pajak dari sampan-sampan pengangkut lada yang menuruni sungai. Pada tahun 1886, Medan secara resmi memperoleh status sebagai kota, dan tahun berikutnya residen Pesisir Timur serta Sultan Deli pindah ke Medan. Tahun 1909 Medan menjadi kota yang penting di luar Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial membuka perusahaan perkebunan secara besar- besaran.Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 terdapat dua gelombang migrasi besar ke Medan.Gelombang pertama berupa kedatangan orang Tionghoa dan Jawa sebagai kuli kontrak perkebunan.Tetapi setelah tahun 1880 perusahaan perkebunan berhenti mendatangkan orang Tionghoa, karena sebagian besar dari mereka lari meninggalkan kebun dan sering melakukan kerusuhan.Perusahaan kemudian sepenuhnya mendatangkan orang Jawa sebagai kuli perkebunan.Orang- orang Tionghoa bekas buruh perkebunan kemudian didorong untuk mengembangkan sektor perdagangan.Gelombang kedua ialah kedatangan orang Minangkabau, Mandailing dan Aceh.Mereka datang ke Medan bukan untuk Universitas Sumatera Utara