19 pasar atau memelihara tenagakerja yang konstan.Dua-duanya menimbulkan
konsekwensi terhadap biayatenaga kerja labor cost. Untuk tenaga kerja yang didasarkan pada permintaanproduk akan cenderung menjadi biaya tenaga kerja
yang bersifat variable variabel cost, sedangkan kebijaksanaan untuk tenaga kerja yang konstancenderung menjadi biaya hidup fixed cost.
2.5 Teori Posmodernisme
2.5.1 Pengertian Teori Posmodern
Menurut Pauline Rosenau 1992 postmodernisme merupakan kritik atas masyarakat modern dan kegagalannya memenuhi janji-janjinya.Juga postmodern
cenderung mengkritik segala sesuatu yang diasosiasikan dengan modernitas, yaitu pada akumulasi pengalaman peradaban Barat adalah industrialisasi, urbanisasi,
kemajuan teknologi, negara bangsa, kehidupan dalam jalur cepat. Namun mereka meragukan prioritas-prioritas modern seperti karier, jabatan, tanggung jawab
personal, birokrasi, demokrasi liberal, toleransi, humanisme, egalitarianisme, penelitian objektif, kriteria evaluasi, prosedur netral, peraturan impersonal dan
rasionalitas. teoritisi postmodern cenderung menolak apa yang biasanya dikenal dengan pandangan dunia world view, metanarasi, totalitas, dan sebagainya.
Dalam bukunya Mengenal Posmodernisme : for begginers, Appignanesi, Garrat, Sardar, dan Curry 1998 mengatakan bahwa postmodernisme
menyiratkan pengingkaran, bahwa ia bukan modern lagi. Postmodernisme, pada hakikatnya, merupakan campuran dari beberapa atau seluruh pemaknaan hasil,
akibat, perkembangan, penyangkalan, dan penolakan dari modernisme Postmodernisme adalah kebingungan yang berasal dari dua teka-teki besar, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
20 Ia melawan dan mengaburkan pengertian postmodernisme Ia menyiratkan
pengetahuan yang lengkap tentang modernisme yang telah dilampaui oleh zaman baru. Sebuah zaman, zaman apapun, dicirikan lewat bukti perubahan sejarah
dalam cara kita melihat, berpikir, dan berbuat. Kita dapat mengenali perubahan ini pada lingkup seni, teori, dan sejarah ekonomi.
Istilah postmodern memang tidak memiliki definisi yang pasti, yang mampu merangkul seluruh hasil pemikiran para teori tikus yang menamakan diri
mereka sebagai kelompok postmodernisme. Secara sekilas, konsep postmodern dirangkai dari konsep “Post” dan “Modern” ; “Post” dapat dimaknai sebagai era
“Sesudah”, sehingga postmodern mengandung makna setelah modernitas. Ada beberapa istilah yang masih berkaitan dengan istilah postmodern,
yaitu postmodernitas, postmodernisme. Menurut Umar Ritzer, 2003, istilah postmodernitas menunjukkan pada suatu epos
– jangka waktu, zaman, masa – sosial dan politik yang biasanya terlihat mengiringi era modern dalam suatu
pemahaman sejarah. Jadi, definisi postmodern meliputi suatu epos sejarah baru, produk budaya yang baru, serta tipe teori baru yang menjelaskan dunia sosial.
Teori postmodern banyak membe rikan kritik atas realitas “manusia
modern” yang terlalu dalam persepsi mereka. Rosenau Ritzer, 2003 menjelaskan mengenai beberapa posisi dari teori postmodern mengenai modernitas. Pertama,
postmodern mengkritik masyarakat modern yang dinilai gagal dalam memenuhi janji-janjinya. Postmodern mempertanyakan bagaimana setiap orang dapat
mempercayai bahwa modernitas telah membawa kemajuan dan harapan masyarakat depan yang lebih cemerlang. Kedua, teori postmodern cenderung
menolak apa yang biasanya dikenal dengan pandangan dunia world view,
Universitas Sumatera Utara
21 metanarasi totalitas dan sebagainya. Ketiga, teori postmodern cenderung
menerakkan fenomena besar postmodern, seperti emosi, perasaan, intuisi, refleksi, spekulasi, pengalaman personal, kebiasaan, kekerasan, metafisika, tradisi, dan
sebagainya. Keempat, teori postmodern menolak kecendrungan dunia modern yang meletakkan batas
– batas antara hal – hal tertentu seperti disipin akademis, budaya dan kehidupan, fiksi, dan teori, citra, dan realitas.
Postmodernisme pada awalnya lahir sebagai reaksi kritis dan reflektif terhadap paradigm modernism yang dipandang gagal menuntaskan proyek
pencerahan dan menyebabkan munculnya berbagai patologi modernitas. Pauline M. Rosenau, dalam kajiannya mengenai postmiodernisme dan ilmu-ilmu sosial,
mencatat setidaknya lima alasan penting gugatan postmodernisme terhadap modernisme:
a. Modernisme dipandang gagal mewujudkan perbaikan-perbaikan ke arah masa
depan kehidupan yang lebih baik sebagaimana diharapkan oleh para pendukungnya.
b. Ilmu pengetahuan modern tidak mampu melepaskan diri dari kesewenang-
wenangan dan penyalahgunaan otoritas keilmuan demi kepentingan kekuasaan.
c. Terdapat banyak kontradiksi antara teori dan fakta dalam perkembangan ilmu-
ilmu modern. d.
Ada semacam keyakinan bahwa ilmu pengetahuan modern mampu memecahkan segala persoalan yang dihadapi manusia. Namun ternyata
keyakinan ini keliru dengan munculnya berbagai patologi sosial.
Universitas Sumatera Utara
22 e.
Ilmu-ilmu modern kurang memperhatikan dimensi-dimensi mistis dan metafisis manusia karena terlalu menkankan atribut fisik individu.
2.5.2 Akar Sejarah Teori Sosial Postmodern