107
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Disiplin Kerja dan Kompensasi terhadap kinerja karyawan pada PT Alfa Scorpii Medan. Berdasarkan
hasil analisis dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil Uji-F bahwa Disiplin Kerja dan Kompensasi secara bersama-sama
atau simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT Alfa Scorpii Medan.
2. Hasil Uji-t bahwa Disiplin Kerja dan Kompensasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan PT Alfa Scorpii Medan. 3.
Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi R
2
, maka diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,473. Angka ini menjelaskan bahwa sebesar
47,3 faktor-faktor kinerja karyawan pada PT Alfa Scorpii Medan dapat dijelaskan oleh variabel Disiplin Kerja X1 dan Kompensasi X2.
Sedangkan sisanya sebesar 52,7 lain yang tidak diteliti oleh peneliti dalam penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
108
5.2. Saran
Berdasarkan pada penjelasan – penjelasan sebelumnya, maka dapat diberikan saran – saran sebagai berikut:
1. Pelaksanaan disiplin kerja berpengaruh terhadap peningkatan kinerja
karyawan PT Alfa Scorpii Medan. Oleh karenanya mengingat pentingnya peran disiplin kerja bagi perusahaan, perlu dilakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan disiplin kerja dan pemberian sanksi terhadap karyawan yang kurang disiplin.
2. Pemberian Kompensasi yang diberikan kepada setiap karyawan seharusnya
diberikan berdasarkan pada tingkat kinerja karyawan itu sendiri. Dengan demikian karyawan yang bekerja dengan tingkat kinerja yang tinggi akan
mendapatkan kompensasi yang tinggi pula dan sebaliknya. Sehingga karyawan yang malas dan memiliki tingkat kinerja yang buruk akan berusaha
untuk memperbaiki kinerjanya. Dengan kata lain bagi karyawan yang memiliki prestasi yang baik, maka akan diberikan penghargaan, dan
penghargaan akan diberikan setiap akhir tahun ketika diketahui bahwa target yang diinginkan oleh perusahaan telah tercapai.
3. Kerjasama yang baik antara pimpinan PT Alfa Scorpii Medan dengan
karyawan sangat besar peranannya bagi perusahaan, oleh sebab itu diharapkan komunikasi yang efektif antara pimpinan dan karyawan agar lebih
kerjasama dapat berjalan dengan baik dan juga agar memotivasi karyawan dapat menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya.
Universitas Sumatera Utara
109 4.
Bagi para peneliti selanjutnya yang akan mengkaji lebih dalam tentang penelitian yang sama diharapkan agar hasil penelitian ini dapat menjadi salah
satu informasi yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
23
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Disiplin Kerja
2.1.1 Pengertian Disiplin Kerja
Didalam kehidupan sehari-hari banyak yang mengartikan disiplin sebagai ketaatan seseorang atau sekelompok terhadap peraturan yang telah ditetapkan.
Dalam dunia kerja, disiplin kerja dapat diartikan sebagai sikap karyawan yang mematuhi semua peraturan perusahaan, seperti datang dan pulang tepat waktu,
mengerjakan semua pekerjaan dengan baik, tidak mangkir Fathoni, 2006:130. Menurut Mangkuprawira 2007 : 122, Kedisiplinan karyawan adalah sifat
seorang karyawan yang secara sadar mematuhi aturan dan peraturan organisasi tertentu. Kedisiplinan sangat mempengaruhi kinerja karyawan dan perusahaan.
Kedisiplinan seharusnya di pandang sebagai bentuk latihan bagi karyawan dalam melaksanakan aturan-aturan perusahaan. Semakin disiplin maka semakin tinggi
produktivitas kerja karyawan dan kinerja perusahaan, ceteris paribus. Disiplin kerja dapat diartikan sebagai suatu sikap menghormati,
menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk
menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya Sastrodiwiryo, 2002: 192.
Menurut Lateiner dalam Sutrisno 2011 : 87, disiplin merupakan tindakan manajemen untuk mendorong para anggota organisasi memenuhi tuntutan
berbagai ketentuan tersebut. Tanpa disiplin yang baik, sulit bagi organisasi
Universitas Sumatera Utara
24 mencapai hasil yang optimal. Kedisiplinan harus ditegakkan dalam suatu
organisasi perusahaan, karena tanpa dukungan disiplin karyawan yang baik, maka sulit bagi perusahaan untuk mewujudkannya. Jadi kedisiplinan adalah kunci
keberhasilan suatu perusahaan mencapai tujuan.
2.1.2 Jenis-jenis Disiplin
Pemimpin perusahaan harus mampu mengenal dan mempelajari perilaku dan sifat karyawan. Hal ini dapat membantu pemimpin perusahaan dalam memilih
jenis pendisiplinan mana yang dapat di terapkan kepada karyawan. Menurut Handoko 2012:144 disiplin digolongkan beberapa jenis kerja
antara lain : 1.
Disiplin Preventif Disiplin preventif merupakan kegiatan yang di laksanakan dengan maksud
untuk mendorong para karyawan agar sadar menaati berbagai standar dan aturan, sehingga dapat di cegah berbagai penyelewengan atau pelanggaran.
Yang utama dalam hali ini adalah di tumbuhkannya “self discripline” pada setiap karyawan.
2. Disiplin korektif
Disiplin korektif merupakan kegiatan yang di ambil untuk menangani pelanggaran yang terjadi terhadap aturan-aturan, dan mencoba untuk
menghindari pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan korektif ini berupa suatu bentuk hukuman atau tindakan pendisiplinan discriplinary
action, yang wujudnya dapat berupa peringatan, ataupun berupa shorsing.
Universitas Sumatera Utara
25 Semua sasaran pendisiplinan tersebut harus positif, bersifat mendidik, dan
mengoreksi kekeliruan untuk tidak terulang kembali.
2.1.3 Faktor- faktor yang mempengaruhi Disiplin Kerja
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tegak tidaknya suatu disiplin kerja dalam suatu perusahaan. Menurut Hasibuan 2005 : 194 ada beberapa
faktor yang mempengaruhi disiplin kerja : 1.
Tujuan dan kemampuan Tujuan yang akan di capai harus jelas dan di tetapkan secara cukup
menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini tujuan pekerjaan yang di bebankan kepada karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan.
2. Teladan pimpinan
Pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan karyawan karena pimpinan di jadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya.
3. Balas jasa
Balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap perusahaan dan pekerjaannya. Jika kecintaan karyawan terhadap pekerjaan
semakin baik, maka kedisiplinan karyawan akan semakin baik pula. 4.
Keadilan Keadilan yang di jadikan dasar kebijaksanaan dalam pemberian hukuman
akan merangsang terciptanya kedisiplinan karyawan. 5.
Pengawasan melekat Atasan harus aktif dan langsung mengawasi perilaku moral, sikap, gairah
kerja, dan prestasi kerja bawahannya.
Universitas Sumatera Utara
26 6.
Sanksi hukuman Dengan sanksi yang semakin berat, karyawan akan takut melanggar
peraturan-peraturan perusahaan, sikap dan perilaku indispliner akan berkurang.
7. Ketegasan
Pemimpin harus berani dan tegas dalam bertindak menghukum karyawan yang indispliner sesuai sanksi yang telah di tetapkan.
8. Hubungan kemanusian
Hubungan kemanusian yang harmonis di antara karyawan akan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan. Pemimpin
harus berusahan menciptakan suasana hubungan kemanusian yang serasi serta mengikat, vertical maupun horizontal di antara semua karyawan.
Terjadinya human relationship yang serasi akan mewujudkan lingkungan dan suasana kerja yang nyaman.
2.1.4 Pelaksanaan Disiplin Kerja
Organisasi atau perusahaan yang baik harus berupaya menciptakan peraturan-peraturan yang akan menjadi rambu-rambu yang harus dipenuhi oleh
seluruh pagawai dalam organisasi. Menurut Sutrisno 2013:94. Peraturan- peraturan yang berkaitan dengan disiplin antara lain:
1. Peraturan jam masuk, pulang dan jam istirahat.
2. Peraturan dasar tentang berpakaian dan bertingkah laku dalam pekerjaan.
3. Peraturan cara-cara melakukan pekerjaan dan berhubungan dengan unit
kerja lain.
Universitas Sumatera Utara
27 4.
Peraturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh para pegawai selama dalam organisasi dan sebagainya.
Menurut Singodimendjo dalam Sutrisno 2013:94 dimensi kedisiplinan meliputi:
1. Taat terhadap aturan waktu
Meliputi indikator jam msauk kerja, jam pulang, dan jam istirahat yang tepat waktu sesuai dengan aturan yang berlaku di perusahaan,
organisasiinstansi. 2.
Taat terhadap peraturan organisasiinstansi Menaati peraturan dasar tentang cara berpakaian dan bertingkah laku
dalam pekerjaan. 3.
Taat terhadap aturan perilaku dalam pekerjaan. Seperti dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan jabatan,
tugas dan tanggung jawab serta berhubungan dengan unit kerja lain. 4.
Taat terhadap peraturan lainnya di organisasiinstansi. Berupa aturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan
oleh para pegawai dalam organisasi.
2.1.5 Sanksi Pelanggaran Kerja
Pelanggaran Kerja adalah setiap ucapan, tulisan, dan perbuatan seorang pegawai yang melanggar peraturan disiplin yang telah di atur oleh pimpinan
organisasi. Sedangkan, sanksi pelanggaran adalah hukuman disiplin yang di jatuhkan pimpinan organisasi kepada karyawan yang melanggar peraturan disiplin
Universitas Sumatera Utara
28 yang telah di atur pimpinan organisasi. Pengenaan sanksi kepada para pelanggar
disiplin tergantung pada tingkat pelanggaran yang telah dilakukan. Menurut Rivai 2009 : 450, ada beberapa tingkat dan jenis sanksi
pelanggaran kerja yang umunnya berlaku dalam suatu organisasi yaitu : 1.
Sanksi pelanggaran ringan dengan jenis berupa teguran lisan, teguran tertulis, dan pernyataan tidak puas secara tertulis.
2. Sanksi pelanggaran sedang dengan jenis berupa penundaan kenaikan gaji,
penurunan gaji, dan penundaan kenaikan pangkat. 3.
Sanksi pelanggaran berat dengan jenis berupa penurunan pangkat, pembebasan dari jabatan, pemberitahuan, dan pemecatan.
2.2 Kompensasi