Keluarga Robet sembiring Nama

4.4. Keluarga Robet sembiring Nama

: Robert Sembiring Umur : 45 Tahun Nama Istri : Dosra Agama : Kristen Protestan Jumlah tanggungan : 4 empat Orang Lama Menjadi Pemulung : 15 Tahun Penghasilan per Bulan : 400.000-450.000 Sehari-harinya di lingkungan rumah maupun di tempat kerjanya orang-orang cukup memanggilnya dengan Bert. Di lahirkan sekitar 45 tahun yang selama di kota medan ini.tepatnya di Jl. Jamin Ginting seputaran Jl. Medan – Berastagi. Kedua orang tuanya dahulu berasal dari tanah Batak dan tiba di daerah ini karena menjadi buruh semasa pendudukan jepang. Seluruh masa kecilnya di habiskan di kota ini. Bert hanya mampu duduk di bangku sekolah menengah pertama SMP sampai tamat.di samping karena alasan keluarga, orang tuanya tidak sampai tamat. Di samping karena alasan keluaraga, orang tuanya tidak mendukung, juga di sadari oleh Bert akan kemampuanya dalam mengikuti pelajaran di bangku sekolah. Masa-masa tidak bersekolah lebih banyak di bahaskanya bermain-main bersama teman sebayanya juga ikut membantu pekerjaanya orang tuanya yang berprofesi sebagai pemulung. Sampai usia 14 tahun praktis di habiskannya bersama orang tuanya. Dengan membantu kehidupan sehari-hari orang tuanya, akhirnya Bert mulai mencari pekerjaan, kebetulan orang tuanya setuju dengan niat Robert. Pekerjaan yang pertama di perolehnya yakni bekerja sebagai tukang menghantar nasi rantang pada seorang pengusaha nasi rantang. Asal Minangkabau. Di tempat ini Robert merasa senang bahwa gaji yang di perolehnya termasuk kecil tapi akibatnya lebih menyatakan mencari pengalaman, maka pekerjaan ini di lakukanya. Setelah bekerja selama hampir dua tahun sebagai pengantar nasi rantang, Robert pun berhenti atau boleh di katakan memang harus berhenti, karena keadaan pengusaha nasi rantang tersebut semakin memburuk. Universitas Sumatera Utara Dengan arti bahwa pengusaha nasi rantang tempat ia bekerja mengalami kerugian, sehingga ia mengambil kebijaksanaan untuk mengadakan pemberhentian kerja, Namun tidak berapa lama setelah berhenti dari pengusaha nasi rantang minangkabau tersebut. Robert pun berusaha untuk mencari atau mendapatkan pekerjaan lain sebagai pegangan bagi dirinya maknya dalam-dalam membantu orang tuanya mencari uang dalam menghadapi keluarganya. Sebelum kemudian setelah dia berhenti dari pekerjaan itu. Robert melaluinya bantuan beberapa temanya akhirnya kembali bekerja pada sebuah pabrik plastik di tempat ini Robert mampu bertahan berkerja selam 3 bulan. Sehingga akhirnya mengundurkan diri. Karena melihat penghasilan yang di perolehnya tidak memadai di bandingkan beratnya pekerjaan. Suatu ketika Robert pernah di serang penyakit yang menyebabkan dia harus terpaksa harus beristirahat untuk beberapa hari. Hal tersebut diakuinya karena terlalu sering ia pulang pada malam hari ke rumahnya. Setelah melihat kenyataan-kenyataan yang di alaminya dalam bekerja, akhirnya Robert memutuskan untuk kembali bekerja membantu orangtuanya sebagai kuli bangunan. Di sini Robert semakin memantapkan pengalamanya sebagai kuli bangunan. Selain sebagai kuli bangunan. Selain sebagai buruh bangunan ia juga menyempatka mencari tambahan penghasilan dengan ikut membantu orang lain apabila dibutuhkan dalam membantu mengangkut barang muatan. Robert mengaku merasa sangat senang waktu itu walau gaji terkadang tidak jelas datangnya. Pada usia yang ke-26, Robert akhirnya melepas masa lajangnya. Tepatnya pada tahun 1972. Seiring pernikahannya mereka kemudian pindah bersama orangtuanya ke perumnas Mandala sampai saat ini. Seperti di ketahui Robert saat ini masih bekerja sebagai buruh bangunan. Kemungkinan untuk mendapat pekerjaan yang layak selalu membayangi pikiranya, apalagi setelah mengetahui sudah banyak temanya mendapat pekerjaan yang layak honorer di instansi Pemerintahan . Upaya Robert di buktikanya dengan berusaha mengantarkan surat lamaran, namun kenyataan keberuntungan belum berpihak pada Robert. Tahun pertama Robert menikah cukup dirasakan penghasilan yang di perolehnya. Kebutuhan rumah tangga sampai ia memperoleh anak yang pertama Universitas Sumatera Utara masih di raskannya masih mencukupi. Dosra yang di nikahinya tahun 1972 praktis tidak mempunyai pekerjaan apapun selain mengurusi anak. Dosra menjadi istri setelah bertemu berkenalan dalam jangka 2 bulan boleh di katakan tidak ada istilah pacaran lebih dahulu seperti kata Robert waktu itu “….. Saya waktu itu bertemu dengan Dosra di acara pesta. Hati saya menyatakan oh Itu ada cewek lalu saya dekati kemudian berkenalan. Berkenalan selama 2 bulan langsung menikah. Mungkin sudah jodoh yah…….” Dosra tidak mempunyai pendidikan yang tinggi. Hanya sampai tingkat SMP itupun tidak selesai. Namun Robert mengaku tidak banyak mengharapakan dari kondisi tersebut. Yang penting menurutnya asal bisa mengurusi rumah dan merawat anak sudah cukup. Bagi saya Dosra sendiri sebenarnya keadaan tersebut membuat jenuh. Mungkin di sebabkan sewaktu kecil aktif bekerja di rumah bersama orang tuanya. Seperti di katakan Dosra. “…….Memang kadang bingung juga. Kalau tidak ada kerjaan di luar sama. Di rumah saja mati rasanya badan soalnya kebanyakan diam……” Hasil perkawinan mereka membuahkan anak sebanyak tiga orang.di antaranya laki-laki dan seorang perempuan. Ketiganya lahir atas pertolongan dokter di rumah sakit. Menurut robert sewaktu melahirkan anak-anaknya sampai yang ke tiga tidak ada di jumpai adanya ke sulitan oleh istrinya. Anak Robert yang paling tua adalah laki-laki bernama Toni. Yang sekarang ini berusia 20 tahun dan bekerja sebagai supir motor angkutan kota karena anaknya yang sulung ini sudah menikah maka tidak bisa meminta lagi, walaupun yang masih lajang juga yang telah banyak membantu kehidupan keluarganya. Maya dewi adalah anak Robert yang kedua, saat ini usia 17 tahun bekerja di sebuah pabrik roti. Sudah menjadi tugas rutin Dewi untuk membersihkan rumah.menurutnya anak perempuan ini sifatnya seperti bapaknya yaitu agak rewel namun kalau di suruh mengerjakan apa saja tidak membantah selain itu bentuk badanya agak cendrung kurus rambutnya ikal mirip bapaknya juga. Sehari-hari Dewi lebih banyak menghabiskan waktu di tempat ia kerja dan bersama ibunya saja. Seperti kata Dewi : Universitas Sumatera Utara “…....lah di tempat kerja capek kalau untuk main-main ya pergi juga tetapi jarang lah. Bagus di rumah aja ngobrol sama keluarga sambil menonton ngantuk tidur……” Kebutuhan lingkungan tempat tinggal waktu sekarang kurang banyak terdapat anak-anak sebaya dengan Dewi.sebenarnya Dosra lebih baik anaknya bermain bersama ibunya supayya ia tidak begitu kesepian. Selain itu dia khawatir pula terjadi hal-hal yang tidak di inginkan terhadap anaknya akibat pergaulan anak sekarang yang menurutnya banyak sekali kebebasan. Anak Robert paling bungsu adalah laki-laki yang bernama Romi yang saat ini berusia 13 tahun. Anak ini kelihatanya lebih mirip ke pada ibunya di banding Robert yaitu mempunyai lesung pipit dan rambutnya lurus banyak. Sebenarnya tiap-tiap hari tidak jelas jadwal pulangnya Robert, tetapi pagi-pagi benar sekitar jam 5 atau jam 6 Robert sudah berangkat menuju lokasi kerjanya. kalaupun pulangnya lebih awal itu di sebabkan oleh hasil pulangnya sudah banyak oleh sebab itu pada waktu malam hari Robert sengaja lebih banyak di rumah bersama anak-anaknya sambil nonton acara televisi yang kebetulan mereka miliki walaupun termasuk kecil, televisi tersebut di beli oleh Robert dari tanganya tetapi dalam ke adaan rusak. Maka membawanya ke tukang servis Radio dan Radio yang ke betulan banyak ke dapatan di kawasanya tempat tinggalnya. Robert mengaku cukup banyak mengeluarkan uang waktu itu tetapi karena ia pikir perlu juga hiburan untuk keluarganya di rumah untuk keluarganya maka ia tidak begitu mempersoalkanya. Dalam mendidik anak-anaknya Robert tidak setuju kalau diambil tindakan keras. Bagi Robert itu dapat mengganggu perkembangan jiwa serta anak mereka. Robert sendiri merasa tidakmampuanya dalam belajar dahulu bisa sja takutan tersebut di alaminya oleh anaknya. Robert seperti orang tua pada umumnya menginginkan agar anak-anaknya kelak dapat bersekolah yang tinggi karena menang dengan begitulah mereka nantiya dapat lebih baik. Tidak banyak sebenarnya yang dapat di lakukan Robert di rumah sewaktu kepulanganya dari kerja. Karena istrinya Dosra seharian telan banyak kerja banyak urusan rumah. Aktivitas Robert hanya membersihkan hasil pulangnya yang belum Universitas Sumatera Utara terjual dan mengurusi hewan peliharaan di belakang rumahnya yang titip oleh tetangganya sejak dahulu Robert memang senang memelihara hewan peliharaaya seperti ayam kambing kenyataanya memang Robert berternak ayam tersebut di lihat dari kondisi kandang dan beberapa diantaranya yang sedang mengeram saat ini. Komentar Dosra tidak banyak dengan hobi yang di miliki oleh suaminya tersebut. Ujar Dosra suatu ketika: “……. Kadang sebal juga melihat abang habis tiap pulang kerja langsung mengurus peliharaannya itu. Aku pikir tidak mengapalah yang penting abang kasih uang belanja jangan kurang. Kadang mengaku tidak punya uang, padahal untuk peliharaanya itu tetap ada di belinya entah apa sajalah…….” Apabila Robert kebetulan pulangnya agak sore, maka urusan peliharaanya di serahkan pada anaknya Romi, misalnya memberi makan, membantu memasukan ke kandang dan lain-lain. Rumah Robert terdiri dari dua kamar tidur dan satu kamar mandi dan keperluanya air sumur. Sumur ini si pakai untuk keperluan mandi dan lainya seperti mencuci pakaian piring dan perabotan dapur. Kondisi airnya termasuk jenis di tarik dengan memakai pompa tetapi walaupun begitu Robert memakai sanyu yang terbuat dari drum. Setiap yang mau mandi memang harus memompa lebih dahulu kemudian menyaringnya. Untuk air masak Dosra bisa menggunakan air PAM dan mengambilnya di tong air dekat rumah mereka yangsediakan untuk umum oleh pihak PAM. Bila istrinya sakit Maya Dewi harus bekerja lebih banyak untuk mengisi bak mandi mereka atau keperluan lainya. Di ruang depan Ruangan tamu tidak dapat perabotan seperti kursi tamu maupun boffet hanya ada satu unit televisi berwarna berukuran 14 inci di dinding sebelah kiri dari pintu masuk ke ruang tamu ada koleksi bergambar pemandangan. Di dinding bersebelahan di dapur terdapat kalender dan jam dinding lantai ruang tamu di alasi dengan karpet. Di sebelah kamar mandi terdapat ruang makan dengan satu meja terbuat dari papan yang di pergunakan untuk meletakan lauk-pauk yang sudah di masak. Terdapat satu buah rak piring dari besi dan sebuah lemari kayu yang di lapisi cat berwarna biru tua, untuk peneragaan sudah memakai PLN. Ruangan dapur dan belakang masing-masing di terangi oleh satu buah lampu neon berkekuatan 40 watt. Universitas Sumatera Utara Mustahil memang bagi Robert memiliki rumah sendiri dengan pekerjaannya sekarang ini sebagai pemulung. Saat ini memang masih di rasakannya pendapatan yang di perolehnya hanya dapat mampu menghadapi keluarganya walau itu terkadang pas-pasan saja. Untuk keperluan belanja dapur setiap bulannya biasanya di berikan sebesar Rp. 150.000 kepada Dosra. Namun di samping itu Robert juga tetap harus memegang sendiri misalnya untuk keperluan sehari-hari yakni Rokok, sekolah dan hiburan anak-anak. Komentar Dosra sendiri terhadap auran tersebut antara lain. “…… yang penting urusan dapur beres sudah cukup……” Untuk keperluan sekolah bulanan seperti bayar listrik kadang-kadang Dosra kadang-kadang harus mengingatnya agar Robert tidak sempat membelanjakanya untuk keperluan lain. Mengenai hal tersebut sampai sejauh ini menurut Dosra tidak pernah menjadi bahan pertengkaran mereka sampai saat ini Robert tidak pernah berpikir untuk mencari pekerjaan lain dalam usaha menambah penghasilan keluarga dengan alasan sudah tua. Dosra menyadari kalau hanya mengandalkan pendapatan dari hasil mulung saja kebutuhan sehari-hari sulit untuk di tutupi maka dari itu Dosra mencari alternatif untuk merubah penghasilan yaitu sebagai tukang cuci pakaian sekaligus menyeterika sebesar Rp. 250.000,-. Perbulan. Bagi Robert dan Dosra pekerjaan yang di dapatkannya saat sekarang sebagai pemulung dan tukang cuci pakaian menang sudah merupakan pada hidupnya. Seperti di ketahui Robert sewaktu kecil pemandi juga menjadi pemulung begitu juga dengan Dosra yang parnah menjadi tukang cuci pada tahun-tahun pertama pernikahanya. “…….. Memang dari dulunya bekerja seperti itu yah sekarang jatuh-jatuh ke situ juga……” kata Robert dan Dosra sendiri pun tidak membantah. Mengenai kehidupan ke rohanian Robert dan Dosra serta anak-anaknya termasuk rajin melaksanakan ibadah, setiap hari untuk keperluan sembahyang Robert memang tidak menyediakan ruangan khusus. Sesekali pergi ke gereja pada hari minggu untuk melaksanakan ibadahnya. Universitas Sumatera Utara

4.5. Keluarga Marco Butar-Butar Nama

Dokumen yang terkait

Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas di Kelurahan Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang

7 122 122

Pengaruh Pengembangan Industri Kerupuk Opak Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus : Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang)

0 24 111

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

5 82 169

Tinjauan Kehidupan Sosial Ekonomi Keluarga Pemulung di Desa Tapian Nauli Lingkungan IX Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan

0 5 102

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

0 0 14

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

0 0 2

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

0 0 16

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

0 0 41

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

0 0 2

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

0 0 24