Gambaran Umum Tempat Pembuangan Akhir Sampah Kotamadya Jenis, Sumber dan Jumlah Sampah

Dari tabel 5 tampak bahwa mayoritas penduduk Namo Bintang bekerja sebagai petani, yaitu sejumlah 256 KK, kemudian diikuti oleh Pemungut barang bekas sejumlah 241 KK.pegawai swasta sebanyak 143 KK, buruh sebanyak 87 KK. Jasa misalnya supir, kondektur dan lain sebagainya berjumlah 84 KK, pedagang berjumlah 67 KK, PNSABRITNIPOLRI berjumlah 65 KK sedangkan pensiunan sebanyak 62 KK. Akhirnya berdasarkan suku bangsa, data kepedudukan yang mendiami desa Namo Bintang sebagai berikut. Tabel 6 Komposisi Penduduk Menurut Suku Bangsa No. Suku Bangsa Jumlah jiwa 1 Jawa 1137 2 Batak Karo 910 3 Batak Toba 489 4 Batak Simalungun 419 5 Nias 85 6 Melayu 283 7 Lain-lain 1227 Jumlah 4550 Sumber : Data Desa Namo Bintang

2.6 Gambaran Umum Tempat Pembuangan Akhir Sampah Kotamadya

Medan Tempat pembuangan Akhir Sampah Kotamadya Medan atau lazimnya disingkat dengan TPA di desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, terletak di sebelah Utara desa Namo Bintang dan mempunyai luas areal sekitar 25 hektare. Jarak dari pemukiman ke areal TPA ini sekitar 1,5 km dan terletak di pinggir jalan arah jalan besar Pancur Batu. Sedangkan jarak dari Kotamadya Medan ke TPA ini berkisar 17 km. Universitas Sumatera Utara Areal ini mulai diaktifkan sejak tahun 1987 yang pada mulanya hanya memiliki lahan 5 hektare. Tetapi lahan yang sedemikian tidak dapat menampung jumlah sampah, maka areal TPA ini ditambah dengan memilih lahan berupa rawa- rawa. Sejak tahun 1992, TPA sampah Kotamadya Medan dibagi menjadi 2 bagian yaitu di desa Terjun Kecamatan Belawan terletak di sebelah Utara Kotamadya Medan dengan luas lahan 10 hektare. Areal TPA di desa Namo Bintang ini mempunyai batas-batas sebagai berikut : - Sebelah Utara berbatasan dengan Kotamadya Medan. - Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Namo Bintang. - Sebelah Timur berbatasan dengan PTP II Bekala. - Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Baru. Adapun latar belakang berdirinya Tempat Pembuangan Sampah di desa Namo Bintang ini, tidak begitu jelas, karena menurut penduduk setempat setelah ditutupnya areal penampungan sampah di desa Simalingkar B kecamatan Medan Johor pada tahun 1986, tiba-tiba tanah mereka yang berupa rawa-rawa ditimbun untuk sarana jalan kenderaan. Tahun 1987 mulailah berdatangan truk-truk kontainer kecil membuang sampah manutupi areal yang berupa rawa-rawa tersebut. Kemudian ketika mereka menanyakan hal ini kepada Kepala Desa, maka Kepala Desa manerangkan bahwa areal Namo Bintang dijadikan TPA, dan mereka tidak akan diberi ganti rugi. Jalan yang menghubungkan TPA dengan pemukiman penduduk cukup baik, yaitu jalan yang dibangun PD. Dinas Kebersihan Tingkat II Medan, sepanjang 1 km dan diaspal.

2.7 Jenis, Sumber dan Jumlah Sampah

Pengelola sampah Namo Bintang adalah Perusahaan Daerah Kebersihan Tangkat II Medan. Sampah-sampah yang masuk ke lokasi TPA ini berasal dari Kotamadya Medan seluruhnya. Sampah yang masuk ke lokasi ini dapat digolongkan dalam beberapa golongan yaitu : 1. Sampah Basah Garbage Universitas Sumatera Utara Yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan organik yang sifat sampah adalah cepat busuk. Contoh : sisa sayuran, daging, buah-buahan, daun-daunan dan lain-lain. 2. Sampah Kering Rubish Yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan organik maupun anorganik yang sifatnya sukar membusuk. Contoh : logam dan bukan logam. 3. Sampah Lunak Yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan organik dan anorganik yang berupa partikel halus, dapat beterbangan di udara dan bersifat menimbulkan gangguanbahaya bagi pernafasan dan pemandangan. Sedangkan sumber sampah dapat digolongkan atas : 1. Sampah PasarKomersil Sampah komersil adalah sampah yang berasal dari kegiatan-kegiatan komersil dan perdagangan seperti toko-toko serba ada super market, restaurant, pasar, tempat hiburan dan lain-lain sehingga sampah pasar dapat berupa sisa –sisa makanan sayuran, buah-buahan, plastik bekas, karet, karet tekstil dan lain-lain. 2. Sampah Domestik Sampah domestik adalah sampah pemukiman dan merupakan produk kegiatan sehari-hari di rumah dan di sekitar rumah. Sebahagian besar bahan-bahan yang diperlukan di rumah berasal dari pasar. Sampah domestik juga termasuk sampah yang berasal dari sisa-sisa pembersihan pekarangnhalaman, sisa-sisa makanan dan sayuran, sisa buah-buahan, bekas pembungkus, kertas, kaca, kaleng bekas, perabot rusak dan lain sebagainya. 3. Sampah IndustriPabrik Sampah industripabrik merupakan barang material bekas proses industri pabrik. Misalnya sisa bahan baku yang tidak terpakai lagi, sisa bahan pengepakan atau pembungkus. Jadi sampah ini tergantung pada jenis dan proses industrinya. Universitas Sumatera Utara Sebagai contoh : industri farmasi mengahasilkan sampah berupa sisa bahan obat- obatan, kosmetik dan lain-lain. Industri pengalengan makanan menghasilkan sampah berupa kaleng bekas, kawat dan lain sebagainya Jumlah sampah diangkut setiap harinya ke TPA sangat besar, dimana metoda pengangkutannya dibagi atas dua cara, yaitu : 1. Pengangkutan yang dimekanisasi, dilengkapi dengan alat-alat mekanis ke dalam kenderaan disertai alat pemadat atau tidak dilengkapi dengan alat pemadat. 2. Pengangkutan dengan tenaga manusia. Pengangkutan yang dimekanisasi adalah truk-truk kontainer besar atau kecil yang menurut petugas kebersihan tingkat II Medan di lokasi penelitian berjumlah 40 unit. Masing-masing unit dapat mengangkut 3-4 kali rit setiap hari, dimana kontainer tiap ritnya mengangkat sampah sekitar 7-8 ton, sedangkan kontainer kecil mengangkut sampah setiap ritnya sebanyak 3-4 ton. Berdasarkan pengamatan selama penelitian terhadap beberapa aktivitas sehari- hari, sudah dimulai sejak subuh. Beberapa Pemungut barang bekas mulai berangkat dari rumah pada pukul 04.00 Wib dengan membawa penerangan berupa obor yang terbuat dari bambu. Umumnya yang bekerja pada dini hari ini adalah kaum laki-laki. Mereka mulai mengais-gais di antara tumpukan-tumpukan sampah yang sudah menggunung. Sedangkan para perempuan tinggal di rumah mempersiapkan makanan pagi dan siang, sekaligus memberangkatkan anak-anak bersekolah. Alasan mereka berangkat dini hari melakukan pekerjaan memungut barang bekas, seperti yang di tuturkan oleh Bapak Joseph etnik Toba mengatakan : “….. Kalau pagi-pagi begini bekerja, hasil yang saya peroleh ini semua otomatis untuk saya sendiri. Karena kalau sudah siang nanti saingan sudah banyak sekali ditambah lagi kami bekerja berkelompok. Jadi kalau siang nanti semua hasil kami bagi. Lagi pula kalua pagi-pagi begini baunya tidak seberapa apabila dibandingkan dengan siang, karena siang hari itu matahari sudah timbul mengakibatkan bau sampah itu menguap ke atas…..” Universitas Sumatera Utara Hal tersebut dapat diterima, karena jumlah yang bekerja pada pagi hari maksimum 30-35 orang. Mereka bekerja hingga pukul 18.30 Wib dengan penghasilan sekitar dua karung goni barang-barang bekas. Setelah tiba di rumah, Pemungut barang bekas yang bekerja dini hari tersebut hanya untuk makan pagi sekaligus memberi makan ternak seperti babi dan ayam. Kemudian bersama-sama dengan istri dan anak-anak mereka berangkat lagi ke TPA untuk memungut barang bekas dengan membawa makan siang mereka ke TPA dan makan bersama-dama di antara kerumunan lalat dan bau sampah yang menusuk hidung. Istirahat siang bagi para Pemungut barang bekas hanya sebentar saja, yaitu antara pukul 12.00-13.00 Wib kemudian dilanjutkan dengan mengais-ngais tumpukan sampah dengan alat gancu besa dan terus mencari barang-barang bekas yang mereka butuhkan. Pemandangan yang paling menakjubkan terlihat ketika Pemungut barang bekas yang ada pada umumnya laki-laki saling mengejar truk kontainer yang masih jauh dari kejauhan datang membuang sampah ke lokasi. Dengan tidak merasa takut, mereka memanjat truk naik ke dalam bak kontainer tersebut, para Pemungut barang bekas mengais-ngais dan mengorek sampah dengan cepat sebelum sampah dibuang pada tempat yang telah ditentukan oleh petugas keamanan. Kejadian seperti ini telah pernah meminta korban iwa pada tahun 1989, yaitu seorang anak berumur 15 tahun, seperti yang dituturkan oleh Bapak Tarigan etnik Karo : “….. Ketika itu sekitar pukul 10.00 Wib hujan turun di TPA ini, sehingga truk tidak dapat melangsir ke dalam melainkan membuang sampah hanya bisa di lokasi yang padat tanahnya. Ketika truk itu datang beberapa anak laki-laki mengejar dan memanjat serta langsung masuk ke bak kontainer. Ketika hendak membuang, anak itu belum turun dan terus mengais. Supir dan petugas keamanan tidak tahu kalau masih ada anak yang tinggal di bak kontainer, dan sampah diturunkan bersaman dengan anak itu sehingga anak itu tertimbun sampah yang barangkali beratnya 16 ton. Kami di sini satupun tidak mengetahui hal itu, bahkan kami masih mengais itu sebelum didorong oleh buldozer ke atas itu sambil menunjuk tumpukan-tumpukan sampah yang menggunung. Sore harinya buldozer mendorong sampah tersebut dan alangkah terkejutnya kami ketika melihat anak itu telah menjadi mayat…..” Universitas Sumatera Utara Kejadian-kejadian yang menguntungkan atau rezeki yang didapat secara tiba- tiba, sering dialami oleh Pemungut barang bekas. Mereka sering mendapat sepatu yang masih layak pakai, rokok satu selop atau beberapa bungkus dari merek terkenal, tas belanja, tas sekolah, dompet dan nasi bungkus atau nasi kotak yang belum disentuh. Barang-barang yang demikian tidak mereka jual, melainkan dipakai sendiri, sedangkan nasi bungkus atau nasi kotak itu mereka manfaatkan untuk makanan ternak peliharaan. Bahkan mereka pernah mendapat cincin emas ataupun jam tangan yang mungkin pemiliknya tanpa sengaja membuang ke tong sampah. Peristiwa lain, terjadi pada tahun 1997, ketika Ibu Yuli etnik Karo mendapat rezeki yang besar yaitu sebuah tas genggam berwarna merah. Berikut ini hasil penuturannya kepada penulis : “….. waktu itu siang hari, saya dan beberapa orang teman pemulung bekerja ditumpukan sampah yang dibuang tadi pagi. Tiba-tiba gancu saya mengait sebuah tas berwarna merah, ketika saya buka isinya ternyata uang pecahan Rp 10.000 dan Rp 20.000 banyak sekali. Saya sangat terkejut dan hampir tidak percaya melihat hal itu. Saya bisikkan kepada suami saya dan dia langsung mengajak saya ke rumah. Setiba di rumah kami menghitung jumlah uang yang sudah lembab dan jumlahnya sangat besar bagi kami yaitu Rp. 1.550.000. kami sangat gembira, sehingga suami saya tidak dapat menyimpan rahasia ini dan memberitahukannya kepada teman-teman Pemungut. Sore harinya kami tidak lagi ke TPA dan di rumah menjemur uang itu. Malam harinya teman saya datang dan menceritakan bahwa siang tadi ada polisi datang ke TPA menanyakan kalau kami ada mendapat tas berisikan uang. Saat itulah suami saya tidak dapat menahan rahasia itu dan memberitahukan bahwa sayalah yang mendapat tas berisi uang itu.Esok harinya tersebarlah berita di antara Pemungut barang bekas, bahwa kami beruntung mendapatkan uang sebesar itu…..”. Beberapa Pemungut barang bekas mengisahkan bahwa tas adalah hasil kejahatan di daerah Medan Perjuangan Kotamadya Medan. Mungkin saja ketika penjahat melakukan aksinya, masyarakat melihat dan mengejarnya. Untuk menyelamatkan tas itu penjahat melemparkan tas tersebut ka dalam tong sampah dengan maksud setelah situasi aman akan mengambilnya kembali. Tapi naas bagi penjahat, karena sebelum diambil kembali, petugas kebersihan telah mengangkat tong Universitas Sumatera Utara sampah dan menumpahkan segala isinya ke bak kontainer, selanjutnya dibawa atau dibuang ke TPA Namo Bintang. Ketika penulis menjelaskan ibu Yuli bahwa tindakan itu adalah tindakan kriminal, karena mengambil barang yang bukan sah menjadi miliknya, ibu Yuli menjawab dengan enteng : “…..Kakak ini bagaimana, saya kan bukan mencuri atau merampas milik orang itu. Ini kan hasil dari pekerjaan saya sebagai Pemungut barang bekas. Jadi segala yang saya dapat di sini adalah rezeki saya kak, apa bedanya tas itu dengan sampah bekas yang lain yang kami kumpukan selama ini, hanya saja isi tas itu berupa uang tunai…..” Demikianlah penuturan ibu Yuli yang merasa sangat beruntung. Universitas Sumatera Utara

BAB III Gambaran Umum Tentang Pemulung

Dokumen yang terkait

Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas di Kelurahan Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang

7 122 122

Pengaruh Pengembangan Industri Kerupuk Opak Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus : Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang)

0 24 111

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

5 82 169

Tinjauan Kehidupan Sosial Ekonomi Keluarga Pemulung di Desa Tapian Nauli Lingkungan IX Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan

0 5 102

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

0 0 14

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

0 0 2

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

0 0 16

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

0 0 41

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

0 0 2

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

0 0 24