Patofisiologi Diagnosis Fraktur .1. Defenisi

i. Tumor tulang jinak atau ganas : pertumbuhan jaringan baru yang tidak terkendali dan progresif. ii. Infeksi seperti osteomielitis : dapat terjadi sebagai akibat infeksi akut atau dapat timbul sebagai salah satu proses yang progresif, lambat dan sakit nyeri. iii. Rakhitis : suatu penyakit tulang yang disebabkan oleh defisiensi Vitamin D yang mempengaruhi semua jaringan skelet lain, biasanya disebabkan oleh defisiensi diet, tetapi kadang-kadang dapat disebabkan kegagalan absorbsi Vitamin D atau oleh karena asupan kalsium atau fosfat yang rendah. c. Secara spontan : disebabkan oleh stress tulang yang terus menerus misalnya pada penyakit polio dan orang yang bertugas dikemiliteran.

2.2.5 Patofisiologi

Tulang yang mengalami fraktur biasanya diikuti kerusakan jaringan disekitarnya, seperti di ligamen, otot tendon, persyarafan dan pembuluh darah, oleh karena itu pada kasus fraktur harus ditangani cepat, dan perlu dilakukan tindakan operasi. Tanda dan Gejala : a. Nyeri hebat ditempat fraktur b. Tak mampu menggerakkan ekstremitas bawah Universitas Sumatera Utara c. Diikuti tanda gejala fraktur secara umum, seperti : fungsi berubah, bengkak, sepsis pada fraktur terbuka dan deformitas

2.2.6 Diagnosis

a. Anamnesis Bila tidak ada riwayat trauma, berarti fraktur patologis. Trauma harus diperinci kapan terjadinya, di mana terjadinya, jenisnya, berat-ringan trauma, arah trauma, dan posisi pasien atau ekstremitas yang bersangkutan mekanisme trauma. Jangan lupa untuk meneliti kembali trauma di tempat lain secara sistematik dari kepala, muka, leher, dada, dan perut Mansjoer, 2000. b. Pemeriksaan Umum Dicari kemungkinan komplikasi umum seperti syok pada fraktur multipel, fraktur pelvis, fraktur terbuka, tanda-tanda sepsis pada fraktur terbuka yang mengalami infeksi Mansjoer, 2000. c. Pemeriksaan Fisik Menurut Rusdijas 2007, pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk fraktur adalah: - Look inspeksi: bengkak, deformitas, kelainan bentuk. - Feelpalpasi: nyeri tekan, lokal pada tempat fraktur. - Movementgerakan: gerakan aktif sakit, gerakan pasif sakit krepitasi. d. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang yang penting untuk dilakukan adalah “pencitraan” menggunakan sinar Rontgen X-ray untuk mendapatkan gambaran 3 dimensi keadaan dan kedudukan tulang, oleh karena itu minimal diperlukan 2 proyeksi Universitas Sumatera Utara yaitu antero posterior AP atau AP lateral. Dalam keadaan tertentu diperlukan proyeksi tambahan khusus atau indikasi untuk memperlihatkan patologi yang dicari, karena adanya superposisi. Untuk fraktur baru indikasi X-ray adalah untuk melihat jenis dan kedudukan fraktur dan karenanya perlu tampak seluruh bagian tulang kedua ujung persendian.

2.2.7 Penatalaksanaan Fraktur