2.3.2 Ketorolak
Ketorolak adalah salah satu dari obat anti inflamasi non steroid NSAID, yang biasa digunakan untuk analgesik, antipiretik dan anti inflamasi. Obat ini
menghambat enzim siklooksigenase sehingga konversi asam arakidonat menjadi PG2 terganggu. Ketorolak merupakan penghambat siklooksigenase yang non
selektif. Ketorolak dikontraindikasikan terhadap pasien angioedema atau
bronkospasme, pasien yang menderita tukak peptik aktif, perdarahan gastrointestinal, dan pasien yang menggunakan NSAID yang lain, pasien yang
menderita gangguan ginjal. Secara struktural ketorolak ditunjukkan pada Gambar 2.4 berikut ini.
Gambar 2.3.2 Struktur Ketorolak
Ketorolak diserap dengan cepat dan lengkap. Bioavaibilitasnya mencapai 100 . Ketorolak dimetabolisme di hati dengan waktu paruh plasma 3.5-9.2 jam
pada dewasa muda dan 4.7-8.6 jam pada orang lanjut usia usia 72 tahun. Kadar steady state plasma dicapai setelah diberikan dosis tiap 6 jam dalam sehari.
Ketorolak diekskresikan melalui ginjal rata-rata sebesar 91.4 dan sisanya rata- rata sebesar 6.1 diekskresikan melalui feses .
Ketorolak akan berinteraksi bila diberikan bersamaan dengan warfarin yang dapat menyebabkan pendarahan, ACE inhibitor dapat menyebabkan semakin
tingginya resiko gagal ginjal, diuretik dapat berkurang efeknya ISFI, 2008.
2.3.3 Ranitidin
Universitas Sumatera Utara
Ranitidin merupakan antagonis histamin reseptor H
2
antagonis H
2
menghambat kerja histamin pada semua reseptor H
2
yang penggunaan klinisnya ialah menghambat sekresi asam lambung, dengan menghambat secara kompetitif
ikatan histamin dengan reeseptor H
2
, zat ini mengurangi konsentrasi cAMP intraseluler sehingga sekresi asam lambung juga dihambat Mycek, 2001.
Secara struktural ranitidin ditunjukkan pada gambar 2.3.3 berikut:
Gambar 2.3.3 Struktur Ranitidin
Ranitidin diabsorbsi 50 setelah pemberian oral. Pada ginjal normal, volume distribusi 1,7 LKg sedangkan klirens kreatinin 23-25 mlmenit.
Konsentrasi puncak plasma dicapai 2-3 jam setelah pemberian dosis 150 mg. absorbsi tidak dipengaruhi secara signifikan oleh makanan dan antasida. Waktu
paruhnya 2,5 – 3 jam pemberian oral. Ranitidin dan metabolitnya diekskresi
terutama melalui ginjal, sisanya melalui tinja. Sekitar 70 dari ranitidin yang diberikan iv dan 30 yang diberikan secara oral diekskresi dalam urin dalam
bentuk asal Mc Evoy, 2004.
2.3.4 Parasetamol