Obat yang Tercatat dalam Rekam Medis RM vs Obat yang Tercatat dalam

I.2 Kesesuaian Antara Obat yang Tercatat dalam Rekam Medis, Obat yang

Tercatat dalam Catatan Pemberian Obat CPO dari Depo Farmasi, Obat yang Tercatat dalam Catatan Perawat, Maupun Obat yang Digunakan oleh Pasien

I.2.1 Obat yang Tercatat dalam Rekam Medis RM vs Obat yang Tercatat dalam

Catatan Pemberian Obat CPO di Depo Farmasi Data pada Tabel 1 dibuat berdasarkan kesamaan obat yang tercatat dalam Tabel 1. Obat yang Tercatat dalam Rekam Medis RM vs Obat yang Tercatat dalam Catatan Pemberian Obat CPO di Depo Farmasi Nama Pasien Jumlah Hari Sesuai hari Tidak Sesuai hari Sesuai Tidak Sesuai PR 17 17 100 GG 2 2 100 DW 17 17 100 Data pada Tabel 1 dibuat berdasarkan kesamaan obat yang tercatat dalam rekam Medis RM dengan obat yang tercatat dalam catatan pemberian obat CPO di depo farmasi. Pengamatan dilakukan selama beberapa hari. Kemudian diamati jumlah hari yang menunjukkan bahwa obat yang tercatat dalam RM telah sama dengan obat yang dikeluarkan oleh Depo. Cara perhitungan persen kesesuaian antara obat yang tercatat dalam Rekam Medis RM dengan obat yang tercatat dalam catatan pemberian obat CPO di depo farmasi terlihat pada rumus di bawah ini: Persen kesesuaian didapat dengan cara membagi jumlah hari yang sesuai dengan total hari pengamatan lalu dikali 100. Sedangkan persentase ketidaksesuaian didapat dengan cara membagi jumlah hari yang tidak sesuai dengan total hari pengamatan lalu dikali 100. Selama melakukan pengamatan, Universitas Sumatera Utara disimpulkan bahwa persentase ketidaksesuaian obat yang tercatat dalam RM dengan obat yang tercatat dalam CPO adalah lebih besar dibandingkan dengan persentase kesesuaiannya. Hal ini terjadi oleh karena beberapa faktor, misalnya dokter yang tidak menuliskan resep pada rekam medik RM, dokter menulis resep obat yang tidak masuk ke dalam manlak, depo kurang teliti dalam meyiapkan obat untuk pasien, terjadi kekosongan obat di depo, dan sebagainya. Oleh karena itu diperlukan peran apoteker dalam memantau obat yang tercatat rekam medik RM, obat yang diberikan oleh depo farmasi, obat yang dicatat di catatan perawat, serta obat yang digunakan oleh pasien itu sendiri. Kesesuaian antara obat yang tercatat dalam RM dengan obat yang tercatat dalam CPO digambarkan pada Grafik 1. Grafik 1. Obat yang Tercatat dalam Rekam Medis RM vs Obat yang Tercatat dalam Catatan Pemberian Obat CPO di Depo Farmasi I.2.2 Obat yang Tercatat dalam Rekam Medis RM vs Obat yang Tercatat dalam Catatan Perawat Universitas Sumatera Utara Tabel 2. Obat yang Tercatat dalam Rekam Medis RM vs Obat yang Tercatat dalam Catatan Perawat Tabel 2. Obat yang Tercatat dalam Rekam Medis RM vs Obat yang Tercatat dalam Catatan Perawat Nama Pasien Jumlah Hari Sesuai hari Tidak Sesuai hari Sesuai Tidak Sesuai PR 17 17 100 GG 2 2 100 DW 17 9 8 52,94 47,06 Data pada Tabel 2 dibuat berdasarkan kesamaan obat yang tercatat dalam Rekam Medis RM dengan obat yang tercatat dalam Catatan Perawat CP. Pengamatan dilakukan selama beberapa hari. Kemudian diamati jumlah hari yang menunjukkan bahwa obat yang tercatat dalam RM telah sama dengan obat yang diberikan oleh perawat kepada pasien. Cara perhitungan persen kesesuaian antara obat yang tercatat dalam Rekam Medis RM dengan obat yang tercatat dalam Catatan Perawat CP terlihat pada rumus di bawah ini: Persen kesesuaian didapat dengan cara membagi jumlah hari yang sesuai dengan total hari pengamatan lalu dikali 100. Sedangkan persentase ketidaksesuaian didapat dengan cara membagi jumlah hari yang tidak sesuai dengan total hari pengamatan lalu dikali 100. Selama melakukan pengamatan, disimpulkan bahwa persentase ketidaksesuaian obat yang tercatat dalam RM dengan obat yang tercatat dalam Catatan Perawat CP adalah lebih besar Universitas Sumatera Utara dibandingkan dengan persentase kesesuaiannya. Artinya obat yang ditulis dokter pada RM tidak sama dengan obat yang diberikan oleh perawat kepada pasien. Hal ini terjadi oleh karena beberapa faktor, misalnya dokter yang tidak menuliskan resep pada rekam medik RM, dokter menulis resep obat yang tidak masuk ke dalam manlak, perawat tidak menuliskan obat apa saja yang telah diberikan kepada pasien, perawat yang kurang teliti dalam menuliskan catatan perawat, dan sebagainya. Oleh karena itu diperlukan peran apoteker dalam memantau obat yang tercatat rekam medik RM, obat yang diberikan oleh depo farmasi, obat yang dicatat di catatan perawat, serta obat yang digunakan oleh pasien itu sendiri. Kesesuaian antara obat yang tercatat dalam RM dengan obat yang tercatat dalam Catatan Perawat CP digambarkan pada Grafik 2. Grafik 2. Obat yang Tercatat dalam Rekam Medis RM vs Obat yang Tercatat dalam Catatan Perawat Universitas Sumatera Utara

I.2.3 Obat yang Tercatat dalam Rekam Medis RM vs Obat yang digunakan oleh