Pembahasan Tanggal 5 Mei 2011 Rekomendasi Untuk Perawat Pelayanan Konseling, Informasi dan Edukasi Pasien

Pengkajian: Penggunaan antibiotik seftriakson tanpa adanya uji kultur kuman. Uji sensitivitas kultur kuman jasad renik harus dilakukan untuk memastikan bakteri atau mkroorganisme patogen jenis apa yang menyerang tubuh sehingga dapat diberikan antibiotik yang tepat Miller, et. al., 2003. PlanningPerencanaan: Uji kultur kuman harus tetap dilaksanakan meskipun tidak terlihat adanya pus atau nanah pada pasien.

4.3 Pembahasan Tanggal 5 Mei 2011

Pasien pada tanggal 5 Mei 2011 didiagnosa marulion fracture dt R femur dengan kondisi subjektif adalah stabil. Pemeriksaan objektif yang dilakukan adalah sensorium: compos mentis CM; tekanan darah TD: 12080 mmHg; denyut nadi HR: 80xmenit; respiratory rate RR: 18 xmenit; serta temperatur: 36,7 C. Pasien diberikan terapi berupa obat-obat yang dapat dilihat pada Tabel

4.7. Tabel 4.7 Daftar Obat-Obat yang Digunakan pada Tanggal 5 Mei 2011

Sediaan Tanggal Jenis Obat Bentuk Kekuatan Dosis Sehari Rout e 5052011 IVFD RL Ceftriaxon Ranitidin Ketorolak Infus Injeksi Injeksi Injeksi 500 mlbotol 1 gvial 50 mgAmpul 30 mg Ampul 20 gttmenit 1 g12 jam 50 mg12 jam 30 mg8 jam Iv iv iv iv

4.3.1 Pengkajian Tepat Pasien

Data hasil pemeriksaan laboratorium patologi klinik menunjukkan keadaan yang normal dari pasien. Hasil diagnosis dokter menyatakan bahwa pasien mengalami marulion fracture dt R femur berdasarkan foto radiologi X-Ray Universitas Sumatera Utara dimana terlihat tungkai kaki kanan pendek sebelah. Kriteria diagnosis untuk fraktur adalah adanya riwayat cedera seperti: jatuh, benturan langsung atau kecelakaan lalu lintas. Pemeriksaan fisik pasien berupa: - Look inspeksi: deformitas + - Feelpalpasi: NVD + - Movementgerakan: DOF + Pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah pemeriksaan radiologi nampak dua sendi dan dua pandang AP lateral Rusdijas, 2007. Diagnosis dokter sudah tepat pasien.

4.3.2 Pengkajian Tepat Indikasi

Pemberian infus ringer laktat sudah tepat indikasi yaitu sebagai jalan masuknya obat injeksi dimana kondisi pasien yang masih menggunakan obat injeksi. Injeksi seftriakson tepat indikasi dengan keadaan pasien pasca operasi yang rentan terhadap infeksi. Injeksi Ketorolak diindikasikan untuk pengobatan jangka pendek nyeri akut sedang sampai dengan berat pasca operasi Depkes RI, 2007; Tatro, 2003; Pramudianto, dkk., 2008; Sweetman, 2007. Injeksi Ketorolak tepat indikasi dengan keadaan pasien yang mengalami nyeri setelah operasi. Injeksi Ranitidin diindikasikan untuk pengobatan dan pemeliharaan terhadap ulkus duodenal, penanganan refluks esofagitis, pengobatan jangka pendek ulkus gaster benign, pengobatan pada kondisi hipersekretori patologik dan hipersekresi pasca bedah Tatro, 2003; Depkes RI, 2007; Hardjosaputra, 2008. Universitas Sumatera Utara Injeksi Ranitidin tepat indikasi dengan keadaan hipersekresi asam lambung pada pasien pasca bedah.

4.3.3 Pengkajian Tepat Obat

Pemberian IVFD RL tepat obat untuk jalan masuknya obat injeksi, karena pasien masih menggunakan obat injeksi. . Pemberian injeksi seftriakson tidak tepat obat sebagai antibiotik pasca operasi karena tidak dilakukannya uji kultur terlebih dahulu. Menurut Standar Pelayanan Medis Buku 4, antibiotik yang digunakan untuk terapi fraktur adalah antibiotika golongan sefalosforin dan golongan quinolon akan tetapi sebaiknya sebelum menentukan jenis antibiotik yang digunakan, harus dilakukan uji sensitivitas kultur kuman jasad renik terlebih dahulu. Kelompok bakteri, meskipun berasal dari jenis yang sama, dapat bervariasi sensitifitasnya terhadap antibiotik. Informasi tentang antibiotik terhadap mikroorganisme penginfeksi menjadi sangat penting untuk seleksi obat yang tepat Brunton, et al., 2006. Pemberian Injeksi Ketorolak sudah tepat obat sebagai analgetik pasca operasi. Ketorolak termasuk golongan obat AINS dengan kerja sebagai analgetik. AINS bekerja menghambat enzim siklooksigenase yang secara langsung menghambat biosintesis prostaglandin dan tromboksan dari asam arakidonat Sweetman, 2007; Depkes RI, 2007. Pemberian Injeksi Ranitidin sudah tepat obat sebagai Anti Histamin Penghambat Reseptor H 2 AH 2 untuk mencegah ulkus yang dapat disebabkan oleh injeksi ketorolak Gol. AINS. Ranitidin bekerja dengan menghambat reseptor H 2 yang merangsang sekresi asam lambung

4.3.4 Pengkajian Tepat Dosis

Universitas Sumatera Utara Ketepatan dosis meliputi ketepatan cara pemberian, lama pemberian, saat pemberian dan interval dosis. Adapun kajian ketepatan dosis dapat dilihat pada Tabel 4.8. Tabel 4.8 Pengkajian Tepat Dosis Tangal 5 Mei 2011 Jenis Obat Bentuk Sediaan Kekuatan Sediaan Regimen Dosis Route Pemberian Lama Pemberian Saat Pemberian Interval Pemberian IVFD RL Infus Ano- nim c , 2000 500 mlbotol Pramudi- anto, 2008 2,5 mlkg BBjam Pramudia nto, 2008 iv Anonim c , 2000 Karena digunakan sebagai jalan obat maka tetap digunakan selama pengguna- an obat iv lainnya Anonim c , 2000 Sebelum pengguna- an obat iv lainnya Tergantung dosis indivi-dual Pramudian to, 2008 Seftriakson Injeksi Depkes R.I., 2007 1 gvial Depkes R.I., 2007 1-2 g Depkes R.I., 2007 iv Depkes R.I., 2007 7-14 hari Depkes R.I., 2007 Diberikan perlahan- lahan Setiap 12 jam DepkesR.I. , 2007 Ketorolak Injeksi 30 mg ampul Sweetman, 2007 injeksi 30 mg ampul Dosis lazim 10- 30 mg setiap 4- 6 jam mak- simum 120 mg per hari Sweetma n, 2007 Iv 2 hari Sweetman, 2007. 30 menit sebelum mengingin kan efek analgesik Tatro, 2003 Setiap 4-6 jam Sweetman, 2007 Universitas Sumatera Utara Ranitidine injeksi 50 mg ampul Dosis lazim untuk dewasa 50 mg setiap 12 jam Mehta, 2006. iv Depkes R.I., 2007 Lama pemberian 2 minggu Anderson, et al., 2002; Mehta, 2006 Diberikan perlahan tidak kurang dari 2 menit Sweetman, 200 Setiap 12 jam Ander-son, et al., 2002; Mehta, 2006 IVFD Ringer Laktat berbentuk infus dengan kekuatan sediaan 500 mlbotol. Menurut MIMS 2008, dosis Infus Ringer Laktat adalah 2,5 mlkg BBjam. Perhitungan dosis ini berlaku bila pasien menjalani puasa sehingga untuk mencegah terjadinya dehidrasi maka dosis perlu disesuaikan. Dalam hal ini, infus RL hanya digunakan sebagai jalan obat sehingga dosis yang diberikan dianggap tepat. Seftriakson berbentuk injeksi dengan kekuatan sediaan 1 gvial. Dosis lazim untuk dewasa = 1-2 g setiap 12 jam Roach, 2007. Pemberian iv secara lambat 3-5 menit dan melalui infus 20-60 menit dengan interval pemberian setiap 12 jam Sweetman, 2007; Anderson, et al., 2002. Dosis pemberian pada pasien 1 g12 jam. Jadi dosis yang diberikan sudah tepat. Ketorolak berbentuk injeksi dengan kekuatan sediaan 30 mgampul. Dosis lazim untuk dewasa 10-30 mg setiap 4-6 jam maksimum 120 mg per hari Sweetman, 2007. Lama pemberian 2 hari dengan interval setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan Sweetman, 2007. Berdasarkan literatur pemberian injeksi ketorolak seharusnya 30 mg6 jam, akan tetapi melihat kondisi pasien yang tidak mengalami nyeri hebat maka pemberian injeksi ketorolak 30 mg8 jam bila diperlukan sudah tepat . Universitas Sumatera Utara Ranitidin berbentuk injeksi dengan kekuatan sediaan 50 mgampul. Dosis lazim untuk dewasa 50 mg setiap 12 jam Mehta, 2006. Lama pemberian 2 minggu dengan interval setiap 12 jam Anderson, et al., 2002; Mehta, 2006. Dosis pemberian pada pasien 50 mg12 jam sudah tepat.

4.3.5 Pengkajian Waspada Efek Samping

Setiap obat memiliki efek samping dan interaksi obat yang tidak diinginkan dalam terapi sehingga pengkajian terhadap efek samping dan interaksi obat oleh apoteker menjadi sangat penting untuk membantu dalam mengoptimalkan terapi pasien. Efek samping dan interaksi obat yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.9. Tabel 4.9 Efek Samping dan Interaksi Obat Tanggal 5 Mei 2011 Jenis Obat Efek Samping Interaksi obat IVFD RL Komplikasi lokal biasanya dapat dilihat pada atau disekitar lokasi penyisipan atau terjadi sebagai hasil kegagalan mekanis, yaitu panas dan iritasi. Komplikasi ini adalah lebih umum dibanding komplikasi yang sistemik. Komplikasi sistemik adalah terjadi di dalam sistem pembuluh Philips, 2005 Seftriakson Diare, mual, muntah, sakit pada tempat suntikan, rash dan pruritus Depkes R.I., 2007  Obat-Hasil lab: Metronidazol meningkatkan nilai SGOT dan enzim lainnya Hardjosaputra, dkk, 2008  Obat-Makanan: Tidak ada obat yang berinteraksi Stockley, 2006 Universitas Sumatera Utara Ketorolak Sakit kepala, pusing, cemas, depresi, sulit konsentrasi, mual, diare, konstipasi, sakit lambung, perasaan kenyang, muntah, kembung, luka lambung, tidak ada nafsu makan, sampai pendarahan lambung saluran pembuangan, sakit di daerah tempat penyuntikan Depkes RI, 2007 Ranitidin Aritmia, bradikardia, sakit kepala, fatigue, pusing, insomnia, halusinasi, depresi, rash, mual, diare, konstipasi, agranulositosis Tatro, 2003

4.3.6 Rekomendasi Untuk Dokter

Rekomendasi untuk dokter mengenai terapi pasien yang dipantau meliputi pengkajian dan perencanaan. Pengkajian: Pemberian antibiotik seharusnya berdasarkan hasil uji sensitivitas kultur kuman. Uji sensitivitas kultur kuman jasad renik harus dilakukan untuk memastikan bakteri atau mikroorganisme patogen jenis apa yang menyerang tubuh sehingga dapat diberikan antibiotik yang tepat Miller, et all., 2003. Saran: Dilakukan uji kultur untuk menetapkan antibiotik yang tepat Aslam, dkk., 2003.

4.4 Pembahasan Tanggal 6 Mei 2011

Pasien pada tanggal 6 Mei 2011 didiagnosa marulion fracture dt R femur dengan kondisi subjektif adalah stabil. Pemeriksaan objektif yang dilakukan adalah sensorium: compos mentis CM; tekanan darah TD: 12080 mmHg; Universitas Sumatera Utara denyut nadi HR: 80xmenit; respiratory rate RR: 18 xmenit; serta temperatur: 36,7 C. Pasien diberikan terapi berupa obat-obat yang dapat dilihat pada Tabel 4.10. Tabel 4.10 Daftar Obat-Obat yang Digunakan pada Tanggal 6 Mei 2011 Sediaan Tanggal Jenis Obat Bentuk Kekuatan Dosis Sehari Rout e 6052011 IVFD RL Ceftriaxon Ranitidin Ketorolak Sefadroksil Paracetamol Ranitidin Meloxicam Infus Injeksi Injeksi injeksi Tablet Tablet Tablet Tablet 500 mlbotol 1 gvial 50 mgAmpul 30 mg Ampul 500 mg 500 mg 150 mg 7,5 mg 20 gttmenit 1 g12 jam 50 mg12 jam 30 mg8 jam 2 X 1 3 X 1 2X 1 3 X 1 Iv iv iv iv Oral Oral Oral Oral

4.4.1 Pengkajian Tepat Pasien

Data hasil pemeriksaan laboratorium patologi klinik menunjukkan keadaan yang normal dari pasien. Hasil diagnosis dokter menyatakan bahwa pasien mengalami marulion fracture dt R femur berdasarkan foto radiologi X-Ray dimana terlihat tungkai kaki kanan pendek sebelah. Kriteria diagnosis untuk fraktur adalah adanya riwayat cedera seperti: jatuh, benturan langsung atau kecelakaan lalu lintas. Pemeriksaan fisik pasien berupa: - Look inspeksi: deformitas + - Feelpalpasi: NVD + - Movementgerakan: DOF + Pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah pemeriksaan radiologi nampak dua sendi dan dua pandang AP lateral Rusdijas, 2007. Diagnosis dokter sudah tepat pasien. Universitas Sumatera Utara

4.4.2 Pengkajian Tepat Indikasi

Pemberian infus ringer laktat sudah tepat indikasi yaitu sebagai jalan masuknya obat injeksi dimana kondisi pasien yang masih menggunakan obat injeksi pada pagi harinya sebelum digantikan dengan obat oral pada malam harinya. Injeksi seftriakson tepat indikasi dengan keadaan pasien pasca operasi yang rentan terhadap infeksi. Injeksi Ketorolak tepat indikasi dengan keadaan pasien yang mengalami nyeri setelah operasi. Injeksi Ranitidin tepat indikasi dengan keadaan hipersekresi asam lambung pada pasien pasca bedah dan sebagai Anti Histamin Penghambat Reseptor H 2 AH 2 untuk mencegah ulkus yang dapat disebabkan oleh injeksi ketorolak Gol. AINS Sefadroksil diindikasikan untuk pengobatan infeksi ringan sampai sedang Sweetman, 2007, infeksi saluran nafas atas dan bawah, kulit dan jaringan lunak, saluran kemih, tulang dan persendian Hardjosaputra, 2008. Pemberian Sefadroksil tepat indikasi dengan keadaan pasien pasca operasi yang rentan terhadap infeksi. Parasetamol diindikasikan untuk pengobatan nyeri ringan sampai sedang dan pengobatan demam Sweetman, 2007. Dalam hal ini kondisi pasien tidak demam, nyeri dan mengalami nyeri hebat maka penggunaan paracetamol tidak tepat indikasi. Pemberian Meloxicam tepat indikasi. Meloxikam diindikasikan untuk analgesik. Meloxikam merupakan analgesik golongan NSAID yang bekerja Universitas Sumatera Utara menghambat menghambat siklooksigenase COX, yang enzim yang bertanggung jawab untuk mengubah asam arakidonat menjadi prostaglandin H 2 -langkah pertama dalam sintesis prostaglandin , yang merupakan mediator peradangan.

4.4.3 Pengkajian Tepat Obat

Pemberian IVFD RL tepat obat untuk jalannya masuknya obat injeksi karena pasien masih menggunakan obat injeksi. Pemberian seftriakson tidak tepat obat karena pemberian seftriakson tanpa dilakukan uji kultur terlebih dahulu. Pemberian Injeksi Ketorolak sudah tepat obat sebagai analgetik pasca operasi. Ketorolak termasuk golongan obat AINS dengan kerja sebagai analgetik. AINS bekerja menghambat enzim siklooksigenase yang secara langsung menghambat biosintesis prostaglandin dan tromboksan dari asam arakidonat Sweetman, 2007; Depkes RI, 2007. Pemberian Injeksi Ranitidin sudah tepat obat untuk mencegah ulkus yang dapat disebabkan oleh injeksi ketorolak Gol. AINS. Ranitidin bekerja dengan menghambat reseptor H 2 yang merangsang sekresi asam lambung. Ranitidin bekerja cepat, spesifik dan reversibel melalui pengurangan kadar ion hidrogen cairan lambung Hardjosaputra, 2008. Pemberian Sefadroksil tidak tepat obat. Secara defenitif Antimicrobial Drug Documented Therapy dan menurut Standar Pelayanan Medis Rusdijas 2007 antibiotik yang digunakan untuk terapi fraktur adalah antibiotika golongan sefalosforin dan golongan quinolon akan tetapi sebaiknya sebelum menentukan jenis antibiotik yang digunakan, harus dilakukan uji sensitivitas kultur kuman jasad renik terlebih dahulu. Kelompok bakteri, meskipun berasal dari jenis yang Universitas Sumatera Utara sama, dapat bervariasi sensitifitasnya terhadap antibiotik. Informasi tentang antimikrobial terhadap mikroorganisme penginfeksi menjadi sangat penting untuk seleksi obat yang tepat Brunton, 2006. Sefadroksil merupakan antibiotika golongan sefalosporin generasi pertama dengan kerja penghambatan dinding sel bakteri Sweetman, 2007. Pemberian paracetamol tidak tepat obat karena pasien mengalami nyeri hebat dan tidak demam. Pemberian meloxicam tepat obat dimana pasien membutuhkan analgesik untuk menangani rasa nyeri yang dirasakan pasien pasca operasi.

4.4.4 Pengkajian Tepat Dosis

Ketepatan dosis meliputi ketepatan cara pemberian, lama pemberian, saat pemberian dan interval dosis. Adapun kajian ketepatan dosis dapat dilihat pada Tabel 4.11. Tabel 4.11 Pengkajian Tepat Dosis Tangal 6 Mei 2011 Jenis Obat Bentuk Sediaan Kekuat an Sediaan Regimen Dosis Route Pemberian Lama Pemberian Saat Pemberian Interval Pemberian IVFD RL Infus Ano- nim c , 2000 500 mlbotol Pramud i-anto, 2008 2,5 mlkg BBjam Pramudian to, 2008 iv Anonim c , 2000 Karena digunakan sebagai jalan obat maka tetap digunakan selama pengguna- an obat iv lainnya Anonim c , 2000 Sebelum pengguna- an obat iv lainnya Tergantung dosis indivi-dual Pramudian to, 2008 Universitas Sumatera Utara Seftriakson Injeksi Depkes R.I., 2007 1 gvial Depkes R.I., 2007 1-2 g Depkes R.I., 2007 iv Depkes R.I., 2007 7-14 hari Depkes R.I., 2007 Diberikan perlahan- lahan Setiap 12 jam DepkesR.I. , 2007 Ketorolak Injeksi 30 mg ampul Sweetman, 2007 injeksi 30 mg ampul Dosis lazim 10-30 mg setiap 4- 6 jam mak- simum 120 mg per hari Sweetman, 2007 Iv 2 hari Sweetman, 2007. 30 menit sebelum mengingin kan efek analgesik Tatro, 2003 Setiap 4-6 jam Sweetman, 2007 Parasetamol Tablet Sweet- man, 2007 500 mgtable t Sweet- man, 2007 Dosis lazim untuk dewasa 500 mg-1000 mg Sweet- man, 2007 oral Sweet- man, 2007 10 hari Sweetman, 2007 Dapat dimakan dengan atau tanpa makanan Pramudian to, dkk., 2008 Parasetamo l Sefadroksil Kapsul Sweet- man, 2007 500 mgkaps ul Sweet- man, 2007 Dosis lazim untuk dewasa 1- 2 g sehari dalam dosis tunggal atau dibagi dalam 2 dosis Sweetman, 2007; 0.5– 1 g setiap 12 jam Mehta, 2006 oral Sweet- man, 2007 7-10 hari McEvoy, 2005; Mehta, 2006. Dapat diberikan bersama makanan untuk me- ngurangi rasa tidak nyaman pada GI Pramudian to, dkk., 2008 Sefadroksil Universitas Sumatera Utara Ranitidine injeksi 50 mg ampul Dosis lazim untuk dewasa 50 mg setiap 12 jam Mehta, 2006. iv Depkes R.I., 2007 Lama pemberian 2 minggu Anderson, et al., 2002; Mehta, 2006 Diberikan perlahan tidak kurang dari 2 menit Sweetman, 200 Setiap 12 jam Ander-son, et al., 2002; Mehta, 2006 Meloxicam Tablet 75 mg tablet Tidak lebih dari 15 mg per hari oral 7,5 mg 1 kali sehari atau dapat ditingkatka n 15 mg 1 kali sehari. IVFD Ringer Laktat berbentuk infus dengan kekuatan sediaan 500 mlbotol. Menurut MIMS 2008, dosis Infus Ringer Laktat adalah 2,5 mlkg BBjam. Dalam hal ini, infus RL hanya digunakan sebagai jalan obat dosis yang diberikan dianggap tepat. Seftriakson berbentuk injeksi dengan kekuatan sediaan 1 gvial. Dosis lazim untuk dewasa = 1-2 g setiap 12 jam Roach, 2007. Pemberian iv secara lambat 3-5 menit dan melalui infus 20-60 menit dengan interval pemberian setiap 12 jam Sweetman, 2007; Anderson, et al., 2002. Dosis pemberian pada pasien 1 g12 jam. Jadi dosis yang diberikan sudah tepat. Ketorolak berbentuk injeksi dengan kekuatan sediaan 30 mgampul. Dosis lazim untuk dewasa 10-30 mg setiap 4-6 jam maksimum 120 mg per hari Sweetman, 2007. Lama pemberian 2 hari dengan interval setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan Sweetman, 2007. Berdasarkan literatur pemberian injeksi ketorolak seharusnya 30 mg6 jam, akan tetapi melihat kondisi pasien yang tidak mengalami Universitas Sumatera Utara nyeri hebat maka pemberian injeksi ketorolak 30 mg8 jam bila diperlukan sudah tepat . Ranitidin berbentuk injeksi dengan kekuatan sediaan 50 mgampul. Dosis lazim untuk dewasa 50 mg setiap 12 jam Mehta, 2006. Lama pemberian 2 minggu dengan interval setiap 12 jam Anderson, et al., 2002; Mehta, 2006. Dosis pemberian pada pasien 50 mg12 jam sudah tepat. Sefadroksil dengan kekuatan 500 mgkapsul, diberikan secara per oral. Lama pemberian 7-10 hari. Dosis lazim untuk dewasa 1-2 g sehari dalam dosis tunggal atau dibagi dalam 2 dosis Sweetman, 2007; 0.5–1 g setiap 12 jam. Dosis pemberian pada pasien 500 mg8 jam, pemakaian maksimum sehari 1,5 g per hari. Dosis Cefadroksil yang diberikan sudah tepat 500 mg12 jam. Paracetamol dengan kekuatan 500 mgtablet, diberikan secara per oral. Dosis lazim untuk dewasa 500 mg – 1g diberikan setiap 4-6 jam maximum 4 gramhari Sweetman, 2007. Dosis pemberian pada pasien 500 mg8 jam. Jadi dosis yang diberikan sudah tepat. Meloxicam dengan kekuatan 7,5 mg per tablet, diberikan secara per oral. Dosis lazim untuk dewasa 7,5 mg sehari dan dapat ditingkatrkan menjadi 15 mg perhari, dosis pada pasien diberikan 7,5 mg per 8 jam. Jadi dosis yang diberikan tidak tepat.

4.4.5 Pengkajian Waspada Efek Samping

Setiap obat memiliki efek samping dan interaksi obat yang tidak diinginkan dalam terapi sehingga pengkajian terhadap efek samping dan interaksi obat oleh apoteker menjadi sangat penting untuk membantu dalam Universitas Sumatera Utara mengoptimalkan terapi pasien. Efek samping dan interaksi obat yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.12. Tabel 4.12 Efek Samping dan Interaksi Obat Tanggal 6 Mei 2011 Jenis Obat Efek Samping Interaksi obat IVFD RL Komplikasi lokal biasanya dapat dilihat pada atau disekitar lokasi penyisipan atau terjadi sebagai hasil kegagalan mekanis, yaitu panas dan iritasi. Komplikasi ini adalah lebih umum dibanding komplikasi yang sistemik. Komplikasi sistemik adalah terjadi di dalam sistem pembuluh Philips, 2005 Seftriakson Diare, mual, muntah, sakit pada tempat suntikan, rash dan pruritus Depkes R.I., 2007  Obat-Hasil lab: Metronidazol meningkatkan nilai SGOT dan enzim lainnya Hardjosaputra, dkk, 2008  Obat-Makanan: Tidak ada obat yang berinteraksi Stockley, 2006 Ketorolak Sakit kepala, pusing, cemas, depresi, sulit konsentrasi, mual, diare, konstipasi, sakit lambung, perasaan kenyang, muntah, kembung, luka lambung, tidak ada nafsu makan, sampai pendarahan lambung saluran pembuangan, sakit di daerah tempat penyuntikan Depkes RI, 2007 Ranitidin Aritmia, bradikardia, sakit kepala, fatigue, pusing, insomnia, halusinasi, depresi, rash, mual, diare, konstipasi, agranulositosis Tatro, 2003 Parasetamol Efek samping dalam dosis terapi jarang; Universitas Sumatera Utara kecuali ruam kulit, kelainan darah, pankreatitis akut setelah penggunaan jangka panjang Depkes RI, 2007; overdosis menyebakan kerusakan hati dan terkadang nekrosis tubular ginjal Sweetman, 2007 Sefadroksil Diare, abdominal pain, agranulositosis, anafilaksis, kolestasis, dispepsia, erythema multiforme, demam, mual, neutropenia, pruritus, rash, trombositopenia, vaginitis, muntah, kembung, anoreksia Depkes RI, 2007; Tatro, 2003 Meloxicam Gangguan pencernaan: sakit perut, konstipasi, diare, dispepsia, flatulence, mual dan muntah,Seluruh tubuh: edema, pain, Sistem saraf pusat dan periferal: pusing, sakit kepala, Hematologi: anemia, Musculo-skeletal: artralgia, back pain, Psikiatri: insomnia, Sistem pernafasan: batuk, sistem pernafasan bagian atas, infeksi saluran pernafasan, Kulit: pruritus, rash, Saluran kemih: micturition frequency, infeksi saluran kemih.

4.4.6 Rekomendasi Untuk Dokter

Rekomendasi untuk dokter mengenai terapi pasien yang dipantau meliputi pengkajian dan perencanaan. Pengkajian: Universitas Sumatera Utara Pemberian antibiotik seharusnya berdasarkan hasil uji sensitivitas kultur kuman. Uji sensitivitas kultur kuman jasad renik harus dilakukan untuk memastikan bakteri atau mikroorganisme patogen jenis apa yang menyerang tubuh sehingga dapat diberikan antibiotik yang tepat Miller, et all., 2003. Saran: Dilakukan uji kultur untuk menetapkan antibiotik yang tepat Aslam, dkk., 2003.

4.5 Pembahasan tanggal 7 sd 13 Mei

Pasien pada tanggal 7 sd 13 Mei 2011 didiagnosa marulion subtrochanter fracture dt R femur dengan kondisi subjektif adalah stabil. Pemeriksaan objektif yang dilakukan adalah sensorium: compos mentis CM; tekanan darah TD: 12080 mmHg; denyut nadi HR: 80xmenit; respiratory rate RR: 18 xmenit; serta temperatur: 37 C. Pasien diberikan terapi berupa obat-obat yang dapat dilihat pada Tabel 4.13. Tabel 4.13 Daftar Obat-Obat yang Digunakan pada Tanggal 7 sd 13 Mei 2011 Sediaan Tanggal Jenis Obat Bentuk Kekuatan Dosis Sehari Route 7 sd 13 2011 Sefadroksil Paracetamol Ranitidin Meloxicam Tablet Tablet Tablet Tablet 500 mg 500 mg 150 mg 7,5 mg 2 X 1 3 X 1 2X 1 3 X 1 Oral Oral Oral Oral

4.5.1 Pengkajian Tepat Pasien

Data hasil pemeriksaan laboratorium patologi klinik menunjukkan keadaan yang normal dari pasien. Hasil diagnosis dokter menyatakan bahwa pasien Universitas Sumatera Utara mengalami marulion fracture dt R femur berdasarkan foto radiologi X-Ray dimana terlihat tungkai kaki kanan pendek sebelah. Kriteria diagnosis untuk fraktur adalah adanya riwayat cedera seperti: jatuh, benturan langsung atau kecelakaan lalu lintas. Pemeriksaan fisik pasien berupa: - Look inspeksi: deformitas + - Feelpalpasi: NVD + - Movementgerakan: DOF + Pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah pemeriksaan radiologi nampak dua sendi dan dua pandang AP lateral Rusdijas, 2007. Diagnosis dokter sudah tepat pasien.

4.5.2 Pengkajian Tepat Indikasi

Adapun obat-obat yang digunakan pasien adalah Sefadroksil, Paracetamol, Meloxicam, Ranitidin. Pemberian Sefadroksil tepat indikasi dengan keadaan pasien pasca operasi yang rentan terhadap infeksi. Pemberian paracetamol tidak tepat obat karena pasien adalah pasien mengalami nyeri berat dan tidak demam. Pemberian meloxicam tepat obat dimana pasien membutuhkan analgesik untuk menanggulangi rasa nyeri yang dirasakan pasien. Ranitidin tepat indikasi. Injeksi ranitidin diberikan dengan indikasi untuk pencegahan efek samping dari penggunaan injeksi ketorolak pada hari sebelumnya dan juga untuk mengantisipasi mual yang disebabkan oleh kondisi pasien dengan keadaan sulit makan.

4.5.3 Pengkajian Tepat Obat

Universitas Sumatera Utara Pemberian Sefadroksil tidak tepat obat karena pemberian sefadroksil tanpa uji kultur terlebih dahulu. Antibiotik yang digunakan untuk terapi fraktur adalah antibiotika golongan sefalosforin dan golongan quinolon, Sefadroksil merupakan antibiotika golongan sefalosporin generasi pertama dengan kerja penghambatan dinding sel bakteri Sweetman, 2007. Pemberian paracetamol tidak tepat obat karena pasien mengalami nyeri berat dan tidak demam. Pemberian meloxicam tepat obat dimana pasien membutuhkan analgesik untuk menanggulangi rasa nyeri yang dirasakan pasien.

4.5.4 Pengkajian Tepat Dosis

Sesuai dengan tanggung jawabnya untuk menjamin tercapainya penggunaan dan pengelolaan obat secara rasional maka seorang farmasis perlu melakukan pengkajian obat dalam hal ketepatan dosis. Ketepatan dosis meliputi ketepatan cara pemberian, lama pemberian, saat pemberian dan interval dosis. Kajian ketepatan dosis dapat dilihat pada Tabel 4.14 di bawah ini. Tabel 4.14 Pengkajian tepat dosis tangal 7 sd 13 mei 2011 Jenis Obat Bentuk Sediaan Kekuatan Sediaan Regimen Dosis Route Pemberian Lama Pemberian Saat Pemberian Parasetamol Tablet Sweet- man, 2007 500 mgtablet Sweet- man, 2007 Dosis lazim untuk dewasa 500 mg-1000 mg Sweet- man, 2007 oral Sweet- man, 2007 10 hari Sweetman, 2007 Dapat dimakan dengan atau tanpa makanan Pramudianto, dkk., 2008 Universitas Sumatera Utara Sefadroksil Kapsul Sweet- man, 2007 500 mgkapsul Sweet- man, 2007 Dosis lazim untuk dewasa 1- 2 g sehari dalam dosis tunggal atau dibagi dalam 2 dosis Sweetman, 2007; 0.5– 1 g setiap 12 jam Mehta, 2006 oral Sweet- man, 2007 7-10 hari McEvoy, 2005; Mehta, 2006. Dapat diberikan bersama makanan untuk me- ngurangi rasa tidak nyaman pada GI Pramudianto, dkk., 2008 Sefadroksil dengan kekuatan 500 mgkapsul, diberikan secara per oral. Lama pemberian 7-10 hari. Dosis lazim untuk dewasa 1-2 g sehari dalam dosis tunggal atau dibagi dalam 2 dosis Sweetman, 2007; 0.5–1 g setiap 12 jam. Dosis pemberian pada pasien 500 mg8 jam, pemakaian maksimum sehari 1,5 g per hari. Dosis Cefadroksil yang diberikan sudah tepat 500 mg12 jam. Paracetamol dengan kekuatan 500 mgtablet, diberikan secara per oral. Dosis lazim untuk dewasa 500 mg – 1g diberikan setiap 4-6 jam maximum 4 gramhari Sweetman, 2007. Dosis pemberian pada pasien 500 mg8 jam. Jadi dosis yang diberikan sudah tepat. Meloxicam dengan kekuatan 7,5 mg per tablet, diberikan secara per oral. Dosis lazim untuk dewasa 7,5 mg sehari dan dapat ditingkatrkan menjadi 15 mg perhari, dosis pada pasien diberikan 7,5 mg per 8 jam. Jadi dosis yang diberikan tidak tepat.

4.5.5 Pengkajian Waspada Efek Samping

Universitas Sumatera Utara Setiap obat memiliki efek samping dan interaksi obat yang tidak diinginkan dalam terapi sehingga pengkajian terhadap efek samping dan interaksi obat oleh apoteker menjadi sangat penting untuk membantu dalam mengoptimalkan terapi pasien. Efek samping dan interaksi obat dari Parasetamol, Sefadroksil yang digunakan dalam terapi dapat dilihat pada Tabel 4.15. Tabel 4.15 Efek Samping dan Interaksi Obat Tanggal 7 sampai 13 Mei 2011 Jenis Obat Efek Samping Interaksi Obat Parasetamol Efek samping dalam dosis terapi jarang; kecuali ruam kulit, kelainan darah, pankreatitis akut setelah penggunaan jangka panjang Depkes RI, 2007; overdosis menyebakan kerusakan hati dan terkadang nekrosis tubular ginjal Sweetman, 2007 Sefadroksil Diare, abdominal pain, agranulositosis, anafilaksis, kolestasis, dispepsia, erythema multiforme, demam, mual, neutropenia, pruritus, rash, trombositopenia, vaginitis, muntah, kembung, anoreksia Depkes RI, 2007; Tatro, 2003  Obat-Makanan: Tidak ada obat yang berinteraksi Stockley, 2006  Obat-Obat: Tidak ada obat yang berinteraksi Stockley, 2006

4.5.6 Rekomendasi Untuk Dokter

Rekomendasi untuk dokter mengenai terapi pasien yang dipantau meliputi pengkajian dan perencanaan. Pengkajian: Universitas Sumatera Utara Pemberian Sefadroksil tidak tepat obat karena tidak dilakukan uji sensitivitas kultur kuman. Uji sensitivitas kultur kuman jasad renik harus dilakukan untuk memastikan bakteri atau mikroorganisme patogen jenis apa yang menyerang tubuh sehingga dapat diberikan antibiotik yang tepat Miller, et al., 2003. Saran : - Dilakukan uji kultur untuk menetapkan antibiotik yang tepat Aslam, dkk., 2003. - Bila hasil uji kultur menunjukkan bakteri tidak resisten terhadap Sefadroksil maka dosis pemberian Sefadroksil diubah menjadi 0,5–1 g setiap 12 jam dan lama pemberian harus disesuaikan tidak terlalu singkat untuk mencegah resistensi bakteri akibat seringnya berganti antibiotik Mehta, 2006.

4.6 pembahasan pemakaian obat tanggal 14 sd 19 Mei 2011

Pasien pada tanggal 14 sd 19 Mei 2011 didiagnosa malunion subtrochanter femur fractur dengan kondisi subjektif adalah stabil. Pemeriksaan objektif yang dilakukan adalah sensorium: compos mentis CM; tekanan darah TD: 12080 mmHg; denyut nadi HR: 80xmenit; respiratory rate RR: 18 xmenit; serta temperatur: 36,4 C. Pasien diberikan terapi berupa obat-obat yang dapat dilihat pada Tabel 4.16 Tabel 4.16 Daftar Obat-Obat yang Digunakan pada Tanggal 14 sd 19 Mei 2011 Sediaan Tanggal Jenis Obat Bentuk Kekuatan Dosis Sehari Route 14 – 19 052011 Sefadroksil Ranitidin Tablet Tablet 500 mg 150 mg 2 X 1 2X 1 Oral Oral Universitas Sumatera Utara

4.6.1 Pengkajian Tepat Pasien

Data hasil pemeriksaan laboratorium patologi klinik menunjukkan keadaan yang normal dari pasien. Hasil diagnosis dokter menyatakan bahwa pasien mengalami marulion fracture dt R femur berdasarkan foto radiologi X-Ray dimana terlihat tungkai kaki kanan pendek sebelah. Kriteria diagnosis untuk fraktur adalah adanya riwayat cedera seperti: jatuh, benturan langsung atau kecelakaan lalu lintas. Pemeriksaan fisik pasien berupa: - Look inspeksi: deformitas + - Feelpalpasi: NVD + - Movementgerakan: DOF + Pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah pemeriksaan radiologi nampak dua sendi dan dua pandang AP lateral Rusdijas, 2007. Diagnosis dokter sudah tepat pasien.

4.6.2 Pengkajian Tepat Indikasi

Adapun obat-obat yang digunakan pasien adalah Sefadroksil, Ranitidin. Sefadroksil tepat indikasi dengan keadaan pasien pasca operasi yang rentan terhadap infeksi. Ranitidin diindikasikan untuk pengobatan dan pemeliharaan terhadap ulkus akibat penggunaan ketorolak sebelumnya dan mencegah terjadinya gangguan gastrointestinal akibat obat – obat lain yang digunakan.

4.6.3 Pengkajian Tepat Obat

Pemberian Sefadroksil tidak tepat obat. Pemberian antibiotik harus berdasarkan uji kultur. Universitas Sumatera Utara Pemberian ranitidin tepat obat untuk pencegahan efek samping penggunaan ketorolak sebelumnya dan sebagai pengantisipasi gangguan gastrointestinal yang disebabkan oleh efek samping obat – obat lain yang digunakan. 4.6.4 Pengkajian Tepat Dosis Sesuai dengan tanggung jawabnya untuk menjamin tercapainya penggunaan dan pengelolaan obat secara rasional maka seorang farmasis perlu melakukan pengkajian obat dalam hal ketepatan dosis. Ketepatan dosis meliputi ketepatan cara pemberian, lama pemberian, saat pemberian dan interval dosis. Kajian ketepatan dosis dapat dilihat pada Tabel 4.17 di bawah ini. Tabel 4.17 Pengkajian tepat dosis tangal 14 sdd 19 Mei 2011 Jenis Obat Bentuk Sediaan Kekuatan Sediaan Regimen Dosis Route Pemberian Lama Pemberian Saat Pemberian Interval Pemberian Sefadroksil Kapsul Sweet- man, 2007 500 mgkapsul Sweet- man, 2007 Dosis lazim untuk dewasa 1- 2 g sehari dalam dosis tunggal atau dibagi dalam 2 dosis Sweetman, 2007; 0.5– 1 g setiap 12 jam Mehta, 2006 oral Sweet- man, 2007 7-10 hari McEvoy, 2005; Mehta, 2006. Dapat diberikan bersama makanan untuk me- ngurangi rasa tidak nyaman pada GI Pramudi anto, dkk., 2008 Sefadroksil Universitas Sumatera Utara Ranitidine injeksi 50 mg ampul Dosis lazim untuk dewasa 50 mg setiap 12 jam Mehta, 2006. iv Depkes R.I., 2007 Lama pemberian 2 minggu Anderson, et al., 2002; Mehta, 2006 Diberikan perlahan tidak kurang dari 2 menit Sweetman, 200 Setiap 12 jam Ander-son, et al., 2002; Mehta, 2006 Ranitidin berbentuk injeksi dengan kekuatan sediaan 50 mgampul. Dosis lazim untuk dewasa 50 mg setiap 12 jam Mehta, 2006. Lama pemberian 2 minggu dengan interval setiap 12 jam Anderson, et al., 2002; Mehta, 2006. Dosis pemberian pada pasien 50 mg12 jam sudah tepat. Sefadroksil dengan kekuatan 500 mgkapsul, diberikan secara per oral. Lama pemberian 7-10 hari. Dosis lazim untuk dewasa 1-2 g sehari dalam dosis tunggal atau dibagi dalam 2 dosis Sweetman, 2007; 0.5–1 g setiap 12 jam. Dosis pemberian pada pasien 500 mg8 jam, pemakaian maksimum sehari 1,5 g per hari. Dosis Cefadroksil yang diberikan sudah tepat 500 mg12 jam.

4.6.5 Pengkajian Waspada Efek Samping

Setiap obat memiliki efek samping dan interaksi obat yang tidak diinginkan dalam terapi sehingga pengkajian terhadap efek samping dan interaksi obat oleh apoteker menjadi sangat penting untuk membantu dalam mengoptimalkan terapi pasien. Efek samping dan interaksi obat dari Parasetamol, Sefadroksil yang digunakan dalam terapi dapat dilihat pada Tabel 4.18. Tabel 4.18 Efek Samping dan Interaksi Obat Tanggal 19 dan 20 Des 2010 Jenis Obat Efek Samping Interaksi Obat Universitas Sumatera Utara Sefadroksil Diare, abdominal pain, agranulositosis, anafilaksis, kolestasis, dispepsia, erythema multiforme, demam, mual, neutropenia, pruritus, rash, trombositopenia, vaginitis, muntah, kembung, anoreksia Depkes RI, 2007; Tatro, 2003 yang berinteraksi Stockley, 2006  Obat-Obat: Tidak ada obat yang berinteraksi Stockley, 2006

4.6.6 Rekomendasi Untuk Dokter

Rekomendasi untuk dokter mengenai terapi pasien yang dipantau meliputi pengkajian dan perencanaan. Pengkajian: Pemberian Sefadroksil tidak tepat obat karena tidak dilakukan uji sensitivitas kultur kuman. Uji sensitivitas kultur kuman jasad renik harus dilakukan untuk memastikan bakteri atau mikroorganisme patogen jenis apa yang menyerang tubuh sehingga dapat diberikan antibiotik yang tepat Miller, et al., 2003. Saran : - Dilakukan uji kultur untuk menetapkan antibiotik yang tepat Aslam, dkk., 2003. - Bila hasil uji kultur menunjukkan bakteri tidak resisten terhadap Sefadroksil maka dosis pemberian Sefadroksil diubah menjadi 0,5–1 g setiap 12 jam dan lama pemberian harus disesuaikan tidak terlalu singkat untuk mencegah resistensi bakteri akibat seringnya berganti antibiotik Mehta, 2006.

4.7 pembahasan penggunaan obat tanggal 20 sd 31 2011

Universitas Sumatera Utara Pasien pada tanggal 20 sd 31 Mei 2011 didiagnosa marulion subtrochanter fracture dt R femur dengan kondisi subjektif adalah stabil. Pemeriksaan objektif yang dilakukan adalah sensorium: compos mentis CM; tekanan darah TD: 12080 mmHg; denyut nadi HR: 80xmenit; respiratory rate RR: 18 xmenit; serta temperatur: 37 C. Pasien diberikan terapi berupa obat-obat yang dapat dilihat pada table 4.19 Tabel 4.19 Daftar Obat-Obat yang Digunakan pada Tanggal 20 sd 31 Mei 2011 Sediaan Tanggal Jenis Obat Bentuk Kekuatan Dosis Sehari Route 14 – 19 052011 Sefadroksil Tablet 500 mg 2 X 1 Oral

4.7.1 Pengkajian Tepat Pasien

Data hasil pemeriksaan laboratorium patologi klinik menunjukkan keadaan yang normal dari pasien. Hasil diagnosis dokter menyatakan bahwa pasien mengalami marulion fracture dt R femur berdasarkan foto radiologi X-Ray dimana terlihat tungkai kaki kanan pendek sebelah. Kriteria diagnosis untuk fraktur adalah adanya riwayat cedera seperti: jatuh, benturan langsung atau kecelakaan lalu lintas. Pemeriksaan fisik pasien berupa: - Look inspeksi: deformitas + - Feelpalpasi: NVD + - Movementgerakan: DOF + Pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah pemeriksaan radiologi nampak dua sendi dan dua pandang AP lateral Rusdijas, 2007. Diagnosis dokter sudah tepat pasien.

4.7.2 Pengkajian Tepat Indikasi

Universitas Sumatera Utara Adapun obat-obat yang digunakan pasien adalah Sefadroksil, Sefadroksil diindikasikan untuk pengobatan infeksi ringan sampai sedang, Pemberian Sefadroksil tepat indikasi dengan keadaan pasien pasca operasi yang rentan terhadap infeksi.

4.7.3 Pengkajian Tepat Obat

Pemberian Sefadroksil tepat obat sebagai antibiotik pasca operasi akan tetapi sebaiknya sebelum menentukan jenis antibiotik yang digunakan, harus dilakukan uji sensitivitas kultur kuman jasad renik terlebih dahulu Sefadroksil merupakan antibiotika golongan sefalosporin generasi pertama dengan kerja penghambatan dinding sel bakteri Sweetman, 2007. 4.7.4 Pengkajian Tepat Dosis. Sesuai dengan tanggung jawabnya untuk menjamin tercapainya penggunaan dan pengelolaan obat secara rasional maka seorang farmasis perlu melakukan pengkajian obat dalam hal ketepatan dosis. Ketepatan dosis meliputi ketepatan cara pemberian, lama pemberian, saat pemberian dan interval dosis. Kajian ketepatan dosis dapat dilihat pada Tabel 4.20 di bawah ini. Tabel 4.20 Pengkajian tepat dosis tangal 20 sd 31 2011 Jenis Obat Bentuk Sediaan Kekuatan Sediaan Regimen Dosis Route Pemberian Lama Pemberian Saat Pemberian Sefadroksil Kapsul Sweet- man, 2007 500 mgkapsul Sweet- man, 2007 Dosis lazim untuk dewasa 1- 2 g sehari dalam dosis tunggal atau dibagi dalam 2 dosis oral Sweet- man, 2007 7-10 hari McEvoy, 2005; Mehta, 2006. Dapat diberikan bersama makanan untuk me- ngurangi rasa tidak nyaman pada GI Universitas Sumatera Utara Sweetman, 2007; 0.5– 1 g setiap 12 jam Mehta, 2006 Pramudiant o, dkk., 2008 Sefadroksil dengan kekuatan 500 mgkapsul, diberikan secara per oral. Lama pemberian 7-10 hari. Dosis lazim untuk dewasa 1-2 g sehari dalam dosis tunggal atau dibagi dalam 2 dosis Sweetman, 2007; 0.5–1 g setiap 12 jam. Dosis pemberian pada pasien 500 mg8 jam, pemakaian maksimum sehari 1,5 g per hari. Dosis Cefadroksil yang diberikan sudah tepat 500 mg12 jam 4.7.5 Pengkajian Waspada Efek Samping Setiap obat memiliki efek samping dan interaksi obat yang tidak diinginkan dalam terapi sehingga pengkajian terhadap efek samping dan interaksi obat oleh apoteker menjadi sangat penting untuk membantu dalam mengoptimalkan terapi pasien. Efek samping dan interaksi obat dari Parasetamol, Sefadroksil yang digunakan dalam terapi dapat dilihat pada Tabel 4.21. Tabel 4.21 Efek Samping dan Interaksi Obat Tanggal 20 sd 21 2011 Jenis Obat Efek Samping Interaksi Obat Sefadroksil Diare, abdominal pain, agranulositosis, anafilaksis, kolestasis, dispepsia, erythema multiforme, demam, mual, neutropenia, pruritus, rash, trombositopenia, vaginitis, muntah, kembung, anoreksia  Obat-Makanan: Tidak ada obat yang berinteraksi Stockley, 2006  Obat-Obat: Tidak ada obat yang berinteraksi Universitas Sumatera Utara Depkes RI, 2007; Tatro, 2003 Stockley, 2006

4.7.6 Rekomendasi Untuk Dokter

Rekomendasi untuk dokter mengenai terapi pasien yang dipantau meliputi pengkajian dan perencanaan. Pengkajian: Pemberian Sefadroksil tidak tepat obat karena tidak dilakukan uji sensitivitas kultur kuman. Uji sensitivitas kultur kuman jasad renik harus dilakukan untuk memastikan bakteri atau mikroorganisme patogen jenis apa yang menyerang tubuh sehingga dapat diberikan antibiotik yang tepat Miller, et al., 2003. Saran : - Dilakukan uji kultur untuk menetapkan antibiotik yang tepat Aslam, dkk., 2003. - Bila hasil uji kultur menunjukkan bakteri tidak resisten terhadap Sefadroksil maka dosis pemberian Sefadroksil diubah menjadi 0,5–1 g setiap 12 jam dan lama pemberian harus disesuaikan tidak terlalu singkat untuk mencegah resistensi bakteri akibat seringnya berganti antibiotik Mehta, 2006.

4.8 Rekomendasi Untuk Perawat

Rekomendasi untuk perawat oleh apoteker dimaksudkan untuk menjaga kestabilan obat-obat yang digunakan dalam terapi dan menjaga kebersihan lingkungan ruangan pasien dari wadahsisa obat-obatan. Rekomendasi untuk perawat dapat dilihat pada Tabel 4.21. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.22 Rekomendasi untuk Perawat Tanggal 6 Mei 2011 Nama Obat Cara Penyimpanan Cara Pembuangan IVFD RL sediaan infus disimpan pada suhu 5- 25°C terlindung dari cahaya dan pembeku freezer Depkes R.I., 2007 Ditimbun pada tempat pembuangan sampah atau diinsenerasi pada suhu tinggi oleh pihak terkait.grayling, 1999 Injeksi Ceftria xone Serbuk disimpan pada suhu kamar 25º dan setelah dilarutkan disimpan pada suhu kurang dari 20º, hindari cahay matahari langsung Depkes R.I., 2007 Sisa larutan dibuang setelah diencerkan ke saluran pembuangan air Grayling, 1999 Injeksi Ketorolak Disimpan pada suhu dibawah 30 C dan terlindung dari cahaya Tatro, 2003 Ampul dihancurkan dan sisa larutan dibuang setelah diencerkan ke saluran pembuangan air Grayling, 1999 Sefadroksi l Disimpan pada suhu ruangan 25 C- 30 C Tatro, 2003; Anonim d , 1994 Tempat penimbunan sampah dan diinsenerasi suhu sedang dan tinggi oleh pihak terkait Grayling, 1999 Injeksi Ranitidin Disimpan pada suhu kamar 25 C- 30 C dan terhindar dari cahaya matahari langsung Anonim d , 1994 Ampul dihancurkan dan sisa larutan dibuang setelah diencerkan ke saluran pembuangan air Grayling, 1999

4.9 Pelayanan Konseling, Informasi dan Edukasi Pasien

Pemahaman dan kepatuhan pasien dalam menggunakan obat menjadi hal yang penting dalam mengoptimalkan terapi pasien. Seorang apoteker secara Universitas Sumatera Utara sistematik mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah pasien yang berkaitan dengan penggunaan obat melalui konseling, informasi obat dan edukasi kepada pasien saat visite. Konseling, informasi dan edukasi kepada pasien dapat dilihat pada Tabel 4.22 Tabel 4.23 Konseling, Informasi dan Edukasi Pasien Tanggal 6 Mei 2011 No Nama Obat NasehatPemberitahuan 1 IVFD RL Segera hubungi dokter jika terjadi pembengkakan pada tempat pemberian cairan intra vena Philips.,2005 2 Infus Seftriakson Segera hubungi dokter jika terjadi reaksi efek samping seperti diare, mual dan muntah, sakit pada tempat suntikan, rash dan pruritus Tatro, 2003; Depkes RI, 2007 1 Sefadroksil Obat harus diminum hingga habis, bahkan setelah infeksi kelihatan sembuh dengan interval yang tepat setiap 8 jam Anonim d , 1994 4 Injeksi Ketorolak Instruksikan agar tidak meminum alkohol, aspirin atau obat gol. AINS yang lain Tatro, 2003 Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan